Jumlah Kasus Virus Corona AS Sepertiga Kasus Infeksi Dunia
Selasa, 28 April 2020 - 20:31 WIB
WASHINGTON - Kasus virus Corona baru di Amerika Serikat (AS) mendekati angka 1 juta pada hari Selasa (28/4/2020). Menurut penghitungan Reuters, angka ini meningkat dua kali lipat dalam 18 hari dan merupakan sepertiga dari semua kasus infeksui di dunia.
"Lebih dari 56.000 orang Amerika telah meninggal karena penyakit pernafasan yang sangat menular COVID-19 yang disebabkan oleh virus, rata-rata sekitar 2.000 per hari pada bulan ini," menurut penghitungan kantor berita yang berbasis di Inggris ini.
Jumlah aktual kasus di AS dianggap lebih tinggi, dengan pejabat kesehatan masyarakat negara bagian memperingatkan bahwa kekurangan pekerja terlatih dan terbatasnya pengujian bahan.
Menurut Reuters, sekitar 30% kasus telah terjadi di negara bagian New York, yang menkjadi pusat penyebaran wabah Corona di AS, diikuti oleh New Jersey, Massachusetts, California, dan Pennsylvania.
Secara global, jumlah kasus virus Corona mencapai 3 juta sejak wabah dimulai di China pada akhir tahun lalu. AS, dengan populasi terbesar ketiga di dunia, memiliki jumlah kasus lima kali lebih banyak daripada negara-negara yang paling parah seperti Italia, Spanyol dan Prancis.
Dari 20 netgara yang paling parah terkena dampak pandemi, menurut penghitungan Reuters, AS berada di peringkat kelima berdasarkan kasus per kapita. AS memiliki sekitar 30 kasus per 10.000 orang. Spanyol menempati urutan pertama lebih dari 48 kasus per 10.000 orang, diikuti oleh Belgia, Swiss, dan Italia.
Sementara kematian akibat virus Corona AS merupakan yang tertinggi di dunia. Jumlahnya bahkan melebihi jumlah total warga AS yang terbunuh dalam Perang Korea 1950-53, berjumlah 36.516. Total kematian akibat virus Corona tepat di bawah 58.220 orang AS yang terbunuh selama Perang Vietnam yang berakhir pada 1975.
Virus Corona telah membunuh lebih banyak orang di AS daripada flu musiman dalam beberapa tahun terakhir, kecuali untuk musim 2017-2018, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS. Kematian karena flu berkisar dari 12.000 pada musim 2011-2012 hingga 61.000 selama 2017-2018.
Menurut CDC, angka kematian virus Corona di AS jauh dari flu Spanyol, yang dimulai pada 1918 dan menewaskan 675.000 orang Amerika.
Perintah tinggal di rumah yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk mengekang penyebaran virus telah menghantam perekonomian, dengan jumlah orang Amerika yang mencari tunjangan pengangguran selama lima minggu terakhir melonjak menjadi 26,5 juta.
Sekitar selusin negara mulai melonggarkan pembatasan tinggal di rumah meskipun ada peringatan dari para ahli kesehatan bahwa tindakan prematur itu dapat menyebabkan lonjakan kasus baru.
Sebuah survei yang dilakukan Reuters/Ipsos bulan ini menemukan bahwa mayoritas warga Amerika bipartisan ingin berlindung di tempat untuk melindungi diri dari virus Corona, meskipun berdampak pada ekonomi.
"Lebih dari 56.000 orang Amerika telah meninggal karena penyakit pernafasan yang sangat menular COVID-19 yang disebabkan oleh virus, rata-rata sekitar 2.000 per hari pada bulan ini," menurut penghitungan kantor berita yang berbasis di Inggris ini.
Jumlah aktual kasus di AS dianggap lebih tinggi, dengan pejabat kesehatan masyarakat negara bagian memperingatkan bahwa kekurangan pekerja terlatih dan terbatasnya pengujian bahan.
Menurut Reuters, sekitar 30% kasus telah terjadi di negara bagian New York, yang menkjadi pusat penyebaran wabah Corona di AS, diikuti oleh New Jersey, Massachusetts, California, dan Pennsylvania.
Secara global, jumlah kasus virus Corona mencapai 3 juta sejak wabah dimulai di China pada akhir tahun lalu. AS, dengan populasi terbesar ketiga di dunia, memiliki jumlah kasus lima kali lebih banyak daripada negara-negara yang paling parah seperti Italia, Spanyol dan Prancis.
Dari 20 netgara yang paling parah terkena dampak pandemi, menurut penghitungan Reuters, AS berada di peringkat kelima berdasarkan kasus per kapita. AS memiliki sekitar 30 kasus per 10.000 orang. Spanyol menempati urutan pertama lebih dari 48 kasus per 10.000 orang, diikuti oleh Belgia, Swiss, dan Italia.
Sementara kematian akibat virus Corona AS merupakan yang tertinggi di dunia. Jumlahnya bahkan melebihi jumlah total warga AS yang terbunuh dalam Perang Korea 1950-53, berjumlah 36.516. Total kematian akibat virus Corona tepat di bawah 58.220 orang AS yang terbunuh selama Perang Vietnam yang berakhir pada 1975.
Virus Corona telah membunuh lebih banyak orang di AS daripada flu musiman dalam beberapa tahun terakhir, kecuali untuk musim 2017-2018, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS. Kematian karena flu berkisar dari 12.000 pada musim 2011-2012 hingga 61.000 selama 2017-2018.
Menurut CDC, angka kematian virus Corona di AS jauh dari flu Spanyol, yang dimulai pada 1918 dan menewaskan 675.000 orang Amerika.
Perintah tinggal di rumah yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk mengekang penyebaran virus telah menghantam perekonomian, dengan jumlah orang Amerika yang mencari tunjangan pengangguran selama lima minggu terakhir melonjak menjadi 26,5 juta.
Sekitar selusin negara mulai melonggarkan pembatasan tinggal di rumah meskipun ada peringatan dari para ahli kesehatan bahwa tindakan prematur itu dapat menyebabkan lonjakan kasus baru.
Sebuah survei yang dilakukan Reuters/Ipsos bulan ini menemukan bahwa mayoritas warga Amerika bipartisan ingin berlindung di tempat untuk melindungi diri dari virus Corona, meskipun berdampak pada ekonomi.
(ber)
tulis komentar anda