Lebih dari 600 Orang di Dunia Meninggal Akibat Covid-19
Minggu, 19 Juli 2020 - 07:50 WIB
Lebih dari 600 orang di dunia meninggal akibat Covid-19. Foto/Ilustrasi
JAKARTA - Pandemi virus Corona baru, Covid-19 , belum menunjukkan tanda-tanda akan mereda. Jumlah korban di seluruh dunia pun terus berjatuhan dan telah menembus angka 600 ribu lebih.
Dikutip dari situs Worldometers.info, Minggu (19/7/2020) sebanyak 604.103 orang meninggal dengan jumlah kasus infeksi mencapai 14.407.643 dan 8.586.101 dinyatakan sembuh. (Baca: Pertama Kali, Sejuta Orang di Dunia Terinfeksi Covid-19 dalam 100 Jam )
Amerika Serikat (AS) dan Brasil menjadi dua negara paling terdampak pandemi. Kedua negara benua Amerika ini menjadi negara dengan jumlah kasus dan angka kematian akibat Covid-19 tertiggi.
AS mencatat 3.831.680 kasus infeksi Covid-19 dengan jumlah kematian mencapai 142.861 jiwa. Sementara Brasil mencatat 2.075.124 kasus infeksi dengan jumlah kematian mencapai 78.735 jiwa.
Selanjutnya ada India yang menjadi negara ketiga di dunia dengan jumlah kasus infeksi lebih dari 1 juta. Negara Asia Selatan ini mencatat jumlah kasus infeksi virus mematikan itu sebanyak 1.077.864. (Baca: Catat 1 Juta Kasus, India Negara Ketiga Paling Terdampak Covid-19 )
Dua negara lain untuk melengkapi daftar lima negara dengan jumlah kasus infeksi terbanyak adalah Rusia yaitu 765.437 dan Afrika Selatan (Afsel) yang mencatat jumlah kasus sebanyak 350.879.
Sedangkan negara dengan jumlah kasus kematian tertinggi selain AS dan Brasil untuk menggenapi daftar lima besar adalah Inggris yang mencatat jumlah kematian sebanyak 45.273, Meksiko (38.310) dan Italia (35.042).
Untuk di kawasan Asia Tenggara, Indonesia menjadi negara dengan jumlah kasus tertinggi yaitu sebanyak 84.882. Kemudian di susul Filipina (65.304), Singapura (47.655), Malaysia (8.764) dan Thailand (3.246), Vietnam (382), Myanmar (340), Kamboja (171), Brunei (141), Timor Leste (24) dan Laos (19).
Posisi Indonesia masuk dalam 10 besar negara di benua Asia dengan kasus virus Corona terbanyak. Bahkan angka kasus infeksi di Indonesia berada tepat di atas China yang duduk di posisi terahir dalam daftar. (Baca: Kasus Positif Corona di Indonesia Lampaui China, Epidemiolog : Warning untuk Pemerintah )
Dikutip dari situs Worldometers.info, Minggu (19/7/2020) sebanyak 604.103 orang meninggal dengan jumlah kasus infeksi mencapai 14.407.643 dan 8.586.101 dinyatakan sembuh. (Baca: Pertama Kali, Sejuta Orang di Dunia Terinfeksi Covid-19 dalam 100 Jam )
Amerika Serikat (AS) dan Brasil menjadi dua negara paling terdampak pandemi. Kedua negara benua Amerika ini menjadi negara dengan jumlah kasus dan angka kematian akibat Covid-19 tertiggi.
AS mencatat 3.831.680 kasus infeksi Covid-19 dengan jumlah kematian mencapai 142.861 jiwa. Sementara Brasil mencatat 2.075.124 kasus infeksi dengan jumlah kematian mencapai 78.735 jiwa.
Selanjutnya ada India yang menjadi negara ketiga di dunia dengan jumlah kasus infeksi lebih dari 1 juta. Negara Asia Selatan ini mencatat jumlah kasus infeksi virus mematikan itu sebanyak 1.077.864. (Baca: Catat 1 Juta Kasus, India Negara Ketiga Paling Terdampak Covid-19 )
Dua negara lain untuk melengkapi daftar lima negara dengan jumlah kasus infeksi terbanyak adalah Rusia yaitu 765.437 dan Afrika Selatan (Afsel) yang mencatat jumlah kasus sebanyak 350.879.
Sedangkan negara dengan jumlah kasus kematian tertinggi selain AS dan Brasil untuk menggenapi daftar lima besar adalah Inggris yang mencatat jumlah kematian sebanyak 45.273, Meksiko (38.310) dan Italia (35.042).
Untuk di kawasan Asia Tenggara, Indonesia menjadi negara dengan jumlah kasus tertinggi yaitu sebanyak 84.882. Kemudian di susul Filipina (65.304), Singapura (47.655), Malaysia (8.764) dan Thailand (3.246), Vietnam (382), Myanmar (340), Kamboja (171), Brunei (141), Timor Leste (24) dan Laos (19).
Posisi Indonesia masuk dalam 10 besar negara di benua Asia dengan kasus virus Corona terbanyak. Bahkan angka kasus infeksi di Indonesia berada tepat di atas China yang duduk di posisi terahir dalam daftar. (Baca: Kasus Positif Corona di Indonesia Lampaui China, Epidemiolog : Warning untuk Pemerintah )
(ber)
tulis komentar anda