Spesifikasi B-52 Bombers Andalan Amerika Serikat
Jum'at, 24 Maret 2023 - 12:30 WIB
WASHINGTON - Amerika Serikat (AS) memiliki pesawat bomber legendaris yang usianya sudah sangat tua, yakni B-52. Hingga saat ini, pesawat tersebut digunakan pertama kali pada tahun 1950-an dan kini sudah menginjak usia 71 tahun.
Pemerintah AS berencana untuk memperpanjang masa tugas B-52 hingga 100 tahun. Dengan begitu, AS akan memiliki pesawat pertama yang beroperasi selama seabad lamanya. B-52 adalah harta AS yang sangat ampuh digunakan di medan pertempuran.
Selain memiliki kemampuan yang tinggi, B-52 juga dapat menampung muatan yang besar, jangkauannya jauh, dan sanggup dimanfaatkan untuk membawa senjata nuklir. Karenanya, B-52 terus menjadi kontributor terpenting untuk strategi keamanan AS.
Pesawat bomber bergengsi ini memiliki panjang 48,5 meter dengan lebar sayap 56,4 meter. Selain itu, B-52 juga memiliki tinggi 12,4 meter dan berat maksimal ketika lepas landas sebesar 219.600 kg. Tak tanggung-tanggung, beban muatan yang bisa diangkut B-52 adalah 31.500 kg.
Terdapat 5 awak pesawat yang turut dalam penerbangan, terdiri dari pilot, komandan pesawat, navigator, navigator radar, dan petugas elektronik. Selain rudal, pesawat ini juga bisa membawa misil, bom, ranjau, dan berbagai senjata lainnya.
Demi bisa beroperasi sampai tahun 2050, pemerintah AS melakukan pembaruan atau upgrade terhadap pesawat tersebut. Melansir Sindonews, langkah dini untuk melakukan pembaruan tersebut adalah dengan mengganti mesin pesawat yang lama dengan mesin baru.
Diketahui, B-52 memiliki mesin lawas turbofan Pratt & Whitney TF33-PW-103 dan akan digantikan dengan mesin F130 produksi Rolls-Royce. Mesin anyar tersebut sengaja dipilih karena terdata sudah mengumpulkan lebih dari 27 juta jam terbang. Hal tersebut sudah sangat menguatkan bahwa F130 merupakan barang berkualitas dan tangguh.
Di sisi lain, kehadiran mesin baru tersebut juga dikatakan bisa meningkatkan efisiensi bahan bakar dan memperluas jangkauan. Belum lagi iming-iming pemeliharaannya yang sangat mudah. Sebagai produsen pesawat, Boeing nantinya bertugas untuk mengintegrasikan mesin ke dalam pesawat.
Eura Asian Times memberitakan, radar milik B-52 juga akan ditingkatkan kemampuannya sebab selama ini masih dirasa sangat kuno. Pemilihan radar baru yang sudah dikonfirmasi adalah Raytheon AN/APG-79 milik F/A-18E/F Super Hornet. Radar akan memberikan deteksi udara-ke-darat yang lebih besar kepada pesawat. Jangkauan pelacakannya pun akan masif dengan kemampuan pengendalian tembakan yang tak kalah mumpuni.
Pemerintah AS berencana untuk memperpanjang masa tugas B-52 hingga 100 tahun. Dengan begitu, AS akan memiliki pesawat pertama yang beroperasi selama seabad lamanya. B-52 adalah harta AS yang sangat ampuh digunakan di medan pertempuran.
Selain memiliki kemampuan yang tinggi, B-52 juga dapat menampung muatan yang besar, jangkauannya jauh, dan sanggup dimanfaatkan untuk membawa senjata nuklir. Karenanya, B-52 terus menjadi kontributor terpenting untuk strategi keamanan AS.
Pesawat bomber bergengsi ini memiliki panjang 48,5 meter dengan lebar sayap 56,4 meter. Selain itu, B-52 juga memiliki tinggi 12,4 meter dan berat maksimal ketika lepas landas sebesar 219.600 kg. Tak tanggung-tanggung, beban muatan yang bisa diangkut B-52 adalah 31.500 kg.
Terdapat 5 awak pesawat yang turut dalam penerbangan, terdiri dari pilot, komandan pesawat, navigator, navigator radar, dan petugas elektronik. Selain rudal, pesawat ini juga bisa membawa misil, bom, ranjau, dan berbagai senjata lainnya.
Demi bisa beroperasi sampai tahun 2050, pemerintah AS melakukan pembaruan atau upgrade terhadap pesawat tersebut. Melansir Sindonews, langkah dini untuk melakukan pembaruan tersebut adalah dengan mengganti mesin pesawat yang lama dengan mesin baru.
Diketahui, B-52 memiliki mesin lawas turbofan Pratt & Whitney TF33-PW-103 dan akan digantikan dengan mesin F130 produksi Rolls-Royce. Mesin anyar tersebut sengaja dipilih karena terdata sudah mengumpulkan lebih dari 27 juta jam terbang. Hal tersebut sudah sangat menguatkan bahwa F130 merupakan barang berkualitas dan tangguh.
Di sisi lain, kehadiran mesin baru tersebut juga dikatakan bisa meningkatkan efisiensi bahan bakar dan memperluas jangkauan. Belum lagi iming-iming pemeliharaannya yang sangat mudah. Sebagai produsen pesawat, Boeing nantinya bertugas untuk mengintegrasikan mesin ke dalam pesawat.
Eura Asian Times memberitakan, radar milik B-52 juga akan ditingkatkan kemampuannya sebab selama ini masih dirasa sangat kuno. Pemilihan radar baru yang sudah dikonfirmasi adalah Raytheon AN/APG-79 milik F/A-18E/F Super Hornet. Radar akan memberikan deteksi udara-ke-darat yang lebih besar kepada pesawat. Jangkauan pelacakannya pun akan masif dengan kemampuan pengendalian tembakan yang tak kalah mumpuni.
(esn)
Lihat Juga :
tulis komentar anda