Termakan Hoaks COVID-19, 700 Orang Tewas Nenggak Methanol di Iran
Selasa, 28 April 2020 - 19:10 WIB
TEHERAN - Pertugas kesehatan di Iran memperingatkan warga negara itu untuk tidak tertipu dengan hoaks seputar virus Corona. Peringatan itu dikeluarkan setelah 700 tewas karena keracunan alkohol di tengah klaim minuman keras dapat membuat seseorang "kebal" dari virus COVID-19.
Sebuah laporan yang dikeluarkan oleh Pemerintah Iran awal bulan ini menunjukkan keracunan alkohol selama periode dua bulan awal tahun ini 10 kali jumlah kasus yang sama secara keseluruhan selama 2019. Kondisi ini kemungkinan didorong oleh epidemi COVID-19.
Otoritas koroner nasional mengatakan keracunan alkohol membunuh 728 orang Iran antara 20 Februari dan 7 April. Tahun lalu hanya ada 66 kematian akibat keracunan alkohol, menurut laporan itu.
"Orang-orang berpikir bahwa alkohol menyebabkan kekebalan terhadap Corona, sementara minum alkohol tidak menghilangkan Corona dalam tubuh," kata seorang ahli medis baru-baru ini kepada Kantor Berita Tasnim, Iran.
"Kesalahpahaman ini telah menyebabkan bahkan anak-anak untuk minum alkohol yang dapat menyebabkan kematian dan kebutaan," imbuhnya seperti dilansir dari ABC.net, Selasa (28/4/2020).
Menurut stasiun TV pemerintah setempat juru bicara kementerian kesehatan Iran, Kianoush Jahanpour mengatakan, 525 orang telah meninggal karena menelan alkohol metanol beracun sejak 20 Februari.
Ia mengatakan total 5.011 orang telah menenggak racun alkohol metanol, menambahkan bahwa sekitar 90 orang kehilangan penglihatan mereka atau menderita kerusakan mata akibat keracunan alkohol.
Sementara itu obat palsu telah menyebar di media sosial di Iran, di mana orang-orang menjadi sangat curiga terhadap Pemerintah setelah meremehkan krisis krisis sebelum akhirnya mewabah di negara itu.
Pemerintah Iran mengamanatkan bahwa produsen metanol beracun menambah warna buatan pada produk mereka sehingga masyarakat dapat membedakannya dari etanol, jenis alkohol yang dapat digunakan dalam membersihkan luka.
Sebuah laporan yang dikeluarkan oleh Pemerintah Iran awal bulan ini menunjukkan keracunan alkohol selama periode dua bulan awal tahun ini 10 kali jumlah kasus yang sama secara keseluruhan selama 2019. Kondisi ini kemungkinan didorong oleh epidemi COVID-19.
Otoritas koroner nasional mengatakan keracunan alkohol membunuh 728 orang Iran antara 20 Februari dan 7 April. Tahun lalu hanya ada 66 kematian akibat keracunan alkohol, menurut laporan itu.
"Orang-orang berpikir bahwa alkohol menyebabkan kekebalan terhadap Corona, sementara minum alkohol tidak menghilangkan Corona dalam tubuh," kata seorang ahli medis baru-baru ini kepada Kantor Berita Tasnim, Iran.
"Kesalahpahaman ini telah menyebabkan bahkan anak-anak untuk minum alkohol yang dapat menyebabkan kematian dan kebutaan," imbuhnya seperti dilansir dari ABC.net, Selasa (28/4/2020).
Menurut stasiun TV pemerintah setempat juru bicara kementerian kesehatan Iran, Kianoush Jahanpour mengatakan, 525 orang telah meninggal karena menelan alkohol metanol beracun sejak 20 Februari.
Ia mengatakan total 5.011 orang telah menenggak racun alkohol metanol, menambahkan bahwa sekitar 90 orang kehilangan penglihatan mereka atau menderita kerusakan mata akibat keracunan alkohol.
Sementara itu obat palsu telah menyebar di media sosial di Iran, di mana orang-orang menjadi sangat curiga terhadap Pemerintah setelah meremehkan krisis krisis sebelum akhirnya mewabah di negara itu.
Pemerintah Iran mengamanatkan bahwa produsen metanol beracun menambah warna buatan pada produk mereka sehingga masyarakat dapat membedakannya dari etanol, jenis alkohol yang dapat digunakan dalam membersihkan luka.
tulis komentar anda