Remaja di Iran Menari Ikuti Lagu Selena Gomez di TikTok, Mereka Ditahan dan Dipaksa Minta Maaf
Rabu, 15 Maret 2023 - 07:31 WIB
TEHERAN - Di sebagian besar negara, sekelompok gadis remaja yang secara terbuka merekam tarian TikTok dengan lagu Selena Gomez bukanlah hal yang luar biasa.
Namun di Iran, di mana wanita dilarang menari di depan umum dan memakai jilbab adalah wajib, tarian itu dipandang sebagai tindakan pembangkangan.
Pihak berwenang tentu melihatnya seperti itu. “Aparat pun menahan kelima remaja itu dan memaksa mereka merekam video yang menyesali tindakan mereka,” ungkap laporan surat kabar Italia la Repubblica.
Gadis-gadis itu merekam video diri mereka sendiri pada 8 Maret tepat pada Hari Perempuan Internasional.
Mereka menari dengan lagu "Calm Down" oleh Selena Gomez dan penyanyi Nigeria Rema di depan gedung blok menara di pinggiran Teheran.
Dalam video tersebut mereka mengenakan crop top dan tidak ada yang mengenakan jilbab, kedua tindakan itu ilegal menurut hukum Iran.
“Klip itu dengan cepat menjadi viral, yang menyebabkan polisi menggunakan rekaman CCTV dan menginterogasi penjaga di blok menara untuk menemukan mereka,” ungkap laporan Fox News.
Menurut la Republica, pihak berwenang akhirnya mengidentifikasi dan menangkap gadis-gadis itu. “Mereka ditahan selama sekitar 48 jam,” papar surat kabar itu.
Para remaja dipaksa kembali ke tempat yang sama di mana mereka merekam video pertama mereka, untuk merekam video kedua dari diri mereka yang bertobat, dengan kepala tertutup jilbab.
Namun alih-alih bertindak sebagai cara pencegahan, insiden tersebut telah menyebabkan gelombang orang lain meniru video aslinya. Orang-orang pun menari mengikuti lagu Gomez tanpa jilbab.
Insiden itu menyusul protes besar-besaran di Iran tahun lalu, menyusul kematian mencurigakan Mahsa Amini dalam tahanan polisi, yang ditangkap karena diduga melanggar undang-undang wajib jilbab negara itu.
Setelah kematian Amini, para wanita membakar jilbab mereka di jalan-jalan atau melepas jilbab mereka sebagai protes terhadap rezim Iran.
Demonstran lainnya berbaris di jalan-jalan. Puluhan ribu pengunjuk rasa ditangkap aparat Iran.
Pemerintah Iran menindak protes dengan kekerasan, intimidasi, dan pemadaman internet.
Namun di Iran, di mana wanita dilarang menari di depan umum dan memakai jilbab adalah wajib, tarian itu dipandang sebagai tindakan pembangkangan.
Pihak berwenang tentu melihatnya seperti itu. “Aparat pun menahan kelima remaja itu dan memaksa mereka merekam video yang menyesali tindakan mereka,” ungkap laporan surat kabar Italia la Repubblica.
Gadis-gadis itu merekam video diri mereka sendiri pada 8 Maret tepat pada Hari Perempuan Internasional.
Mereka menari dengan lagu "Calm Down" oleh Selena Gomez dan penyanyi Nigeria Rema di depan gedung blok menara di pinggiran Teheran.
Dalam video tersebut mereka mengenakan crop top dan tidak ada yang mengenakan jilbab, kedua tindakan itu ilegal menurut hukum Iran.
“Klip itu dengan cepat menjadi viral, yang menyebabkan polisi menggunakan rekaman CCTV dan menginterogasi penjaga di blok menara untuk menemukan mereka,” ungkap laporan Fox News.
Menurut la Republica, pihak berwenang akhirnya mengidentifikasi dan menangkap gadis-gadis itu. “Mereka ditahan selama sekitar 48 jam,” papar surat kabar itu.
Para remaja dipaksa kembali ke tempat yang sama di mana mereka merekam video pertama mereka, untuk merekam video kedua dari diri mereka yang bertobat, dengan kepala tertutup jilbab.
Namun alih-alih bertindak sebagai cara pencegahan, insiden tersebut telah menyebabkan gelombang orang lain meniru video aslinya. Orang-orang pun menari mengikuti lagu Gomez tanpa jilbab.
Insiden itu menyusul protes besar-besaran di Iran tahun lalu, menyusul kematian mencurigakan Mahsa Amini dalam tahanan polisi, yang ditangkap karena diduga melanggar undang-undang wajib jilbab negara itu.
Setelah kematian Amini, para wanita membakar jilbab mereka di jalan-jalan atau melepas jilbab mereka sebagai protes terhadap rezim Iran.
Demonstran lainnya berbaris di jalan-jalan. Puluhan ribu pengunjuk rasa ditangkap aparat Iran.
Pemerintah Iran menindak protes dengan kekerasan, intimidasi, dan pemadaman internet.
(sya)
tulis komentar anda