Perkelahian Pecah di DPR Taiwan: Tinju Lawan hingga Lempar Balon Air
Jum'at, 17 Juli 2020 - 14:34 WIB
TAIPEI - Perkelahian terjadi di Parlemen atau Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Taiwan , Jumat (17/7/2020). Aksi tinju hingga melempar balon air politisi terhadap lawan politiknya mewarnai kekacauan tersebut.
Perkelahian di Parlemen hari ini merupakan yang ketiga dalam dua minggu terakhir. Keributan dipicu oleh pencalonan kepala pengawas tertinggi pemerintah yang tak disetujui para politikus lain.
Seorang legislator dari Partai Progresif Demokratik (DPP) yang berkuasa tertangkap kamera meninju seorang anggota partai oposisi selama pemungutan suara untuk pencalonan Chen Chu.
Anggota Parlemen Partai Kuomintang (KMT) kemudian melemparkan balon air ke podium pembicara, memaksa politisi DPP mengenakan jas hujan plastik dan memegang perisai kardus.
Parlemen di Taipei pernah terkenal karena perkelahian massal, dan telah sering menjadi tempat protes. Perkelahian pernah pecah karena kebijakan reformasi dan pemotongan dana pensiun ketika Presiden Tsai Ing-wen pertama kali menjabat empat tahun lalu. (Baca: Jagoannya Kalah Voting, Ketua Parlemen Kota Taiwan Bunuh Diri )
Konfrontasi seperti itu telah mereda, tetapi dalam dua minggu terakhir mereka telah kembali berkelahi karena pro dan kontra atas pencalonan Chen Chu, 70, sebagai anggota Control Yuan, sebuah agen investigasi yang memantau cabang-cabang pemerintah.
KMT menentang pencalonannya, yang membutuhkan persetujuan dari mayoritas parlemen yang didominasi DPP.
Partai itu juga mengklaim bahwa 24 dari 27 orang yang dicalonkan sebagai anggota Control Yuan memiliki hubungan dekat dengan DPP dalam daftar nominasi "terburuk yang pernah ada" untuk agensi tersebut.
"Kami menuntut peninjauan baru dan kami menuntut pencalonan dicabut," kata ketua KMT Johnny Chiang kepada para pendukung yang berkumpul di luar gedung Control Yuan, di Taipei, seperti dikutip AFP.
Chen Chu adalah penasihat hak asasi manusia yang sudah lama dan dipenjara selama enam tahun ketika Taiwan menjadi pemerintahan kediktatoran di bawah KMT.
Meskipun ada huru-hara pagi ini, pemungutan suara terus berlangsung dan pencalonan Chen Chu disetujui.
Dia mengatakan akan mundur dari DPP setelah pencalonannya disetujui, untuk mempertahankan ketidakberpihakannya, dan menuduh oposisi mencorengnya dengan tuduhan yang tidak berdasar.
Lihat Juga: Bung Tomo dan Gebrakan Politik Usia 17 Tahun di Parindra Antarkan Tokoh Muda ke Parlemen Belanda
Perkelahian di Parlemen hari ini merupakan yang ketiga dalam dua minggu terakhir. Keributan dipicu oleh pencalonan kepala pengawas tertinggi pemerintah yang tak disetujui para politikus lain.
Seorang legislator dari Partai Progresif Demokratik (DPP) yang berkuasa tertangkap kamera meninju seorang anggota partai oposisi selama pemungutan suara untuk pencalonan Chen Chu.
Anggota Parlemen Partai Kuomintang (KMT) kemudian melemparkan balon air ke podium pembicara, memaksa politisi DPP mengenakan jas hujan plastik dan memegang perisai kardus.
Parlemen di Taipei pernah terkenal karena perkelahian massal, dan telah sering menjadi tempat protes. Perkelahian pernah pecah karena kebijakan reformasi dan pemotongan dana pensiun ketika Presiden Tsai Ing-wen pertama kali menjabat empat tahun lalu. (Baca: Jagoannya Kalah Voting, Ketua Parlemen Kota Taiwan Bunuh Diri )
Konfrontasi seperti itu telah mereda, tetapi dalam dua minggu terakhir mereka telah kembali berkelahi karena pro dan kontra atas pencalonan Chen Chu, 70, sebagai anggota Control Yuan, sebuah agen investigasi yang memantau cabang-cabang pemerintah.
KMT menentang pencalonannya, yang membutuhkan persetujuan dari mayoritas parlemen yang didominasi DPP.
Partai itu juga mengklaim bahwa 24 dari 27 orang yang dicalonkan sebagai anggota Control Yuan memiliki hubungan dekat dengan DPP dalam daftar nominasi "terburuk yang pernah ada" untuk agensi tersebut.
"Kami menuntut peninjauan baru dan kami menuntut pencalonan dicabut," kata ketua KMT Johnny Chiang kepada para pendukung yang berkumpul di luar gedung Control Yuan, di Taipei, seperti dikutip AFP.
Chen Chu adalah penasihat hak asasi manusia yang sudah lama dan dipenjara selama enam tahun ketika Taiwan menjadi pemerintahan kediktatoran di bawah KMT.
Meskipun ada huru-hara pagi ini, pemungutan suara terus berlangsung dan pencalonan Chen Chu disetujui.
Dia mengatakan akan mundur dari DPP setelah pencalonannya disetujui, untuk mempertahankan ketidakberpihakannya, dan menuduh oposisi mencorengnya dengan tuduhan yang tidak berdasar.
Lihat Juga: Bung Tomo dan Gebrakan Politik Usia 17 Tahun di Parindra Antarkan Tokoh Muda ke Parlemen Belanda
(min)
tulis komentar anda