Pengemudi Israel Tewas Ditembak di Tepi Barat setelah Pemukim Yahudi Serang Warga Palestina
Selasa, 28 Februari 2023 - 13:00 WIB
TEPI BARAT - Orang-orang Palestina bersenjata dicurigai membunuh seorang pengendara Israel di Tepi Barat pada Senin (27/2/2023).
Pembunuhan itu terjadi setelah pemukim Yahudi mengamuk di satu desa Palestina dalam gelombang kekerasan terbaru.
Pejabat Israel mengatakan, dalam insiden terbaru, warga Palestina melakukan beberapa penembakan di jalan raya dekat Jericho, menewaskan seorang warga Israel di dalam mobilnya sebelum melarikan diri. Tidak ada klaim tanggung jawab segera oleh kelompok Palestina mana pun.
Israel memperkuat pasukannya di Tepi Barat setelah dua bersaudara dari permukiman Yahudi ditembak mati pada Minggu, memicu amukan pemukim.
Serangan oleh ratusan pemukim Yahudi mengakibatkan seorang warga Palestina terbunuh, sejumlah orang terluka dan puluhan mobil serta rumah dibakar.
Dengan bulan suci Ramadan dan festival Paskah Yahudi beberapa pekan lagi, mediator asing telah berusaha meredam ketegangan yang melonjak setelah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mendapatkan kembali kekuasaan sebagai pemimpin koalisi sayap kanan.
Peristiwa tersebut meragukan kemampuan Netanyahu untuk berjalan di atas tali diplomatik antara Washington dan kabinetnya sendiri yang mencakup para pemukim garis keras.
"Saya sangat prihatin dengan memburuknya situasi keamanan di Tepi Barat yang Diduduki," papar Utusan PBB, Tor Wennesland, dalam pernyataan sebelumnya.
"Saya mendesak kedua belah pihak untuk melakukan semua upaya mengatasi masalah inti yang mendorong konflik," ungkap Wennesland.
Pada Minggu, Yordania bersama utusan AS, menjadi tuan rumah pertemuan langka di mana pejabat Israel dan Palestina berjanji memperlambat pengumuman permukiman Yahudi oleh pemerintah Netanyahu dan menegaskan kembali perjanjian damai di masa lalu.
Diplomasi terhenti pada tahun 2014. Israel sekarang mengesampingkan penyerahan Tepi Barat kepada Palestina.
Saat ini Palestina terbagi antara pemerintahan yang didukung internasional, Presiden Mahmoud Abbas, dan kelompok Islam yang menentang penciptaan perdamaian.
Gerakan Hamas mengatakan melalui juru bicaranya, Abdel-Latif Al-Qanoua, bahwa serangan hari Senin merupakan respon alami terhadap serangan Israel.
"Kejahatan yang dilakukan oleh pendudukan dan kawanan pemukim tidak akan dibalas dengan penusukan, penembakan, dan serudukan mobil," ujar Qanoua.
Kondisi di wilayah itu diperkirakan semakin memanas. "Kami memperkirakan hari-hari sulit di depan kami," ungkap Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant, mengatakan kepada wartawan saat dia berkeliling di jalan-jalan yang sebagian besar kosong di desa Huwara, tempat kekerasan hari Minggu.
Abbas menyalahkan pemerintah Israel atas kekerasan Huwara.
Lamar Abusarees, seorang gadis Palestina berusia 10 tahun, mengatakan rumahnya termasuk yang dibakar oleh pemukim.
"Ibu saya memindahkan kami ke sudut karena tidak ada tempat yang aman; mereka memecahkan semua jendela saat kami berada di dalam," ujar dia.
Polisi Israel mengatakan mereka telah menangkap dua orang karena mengamuk. Di Parlemen, Netanyahu mengatakan pasukan keamanan mendekati pria bersenjata yang telah membunuh warga Israel itu.
“Empat batalyon tentara tambahan dan dua kompi polisi perbatasan ditempatkan di Tepi Barat sejak Minggu sebagai bala bantuan,” papar militer Israel.
"Saya meminta semua orang untuk memulihkan ketenangan," ungkap Gallant.
Dia menjelaskan, "Kami tidak dapat membiarkan situasi di mana warga mengambil hukum ke tangan mereka."
“Enam puluh tiga warga Palestina, termasuk pria bersenjata dan warga sipil, telah dibunuh oleh pasukan Israel pada tahun 2023,” papar pejabat Palestina.
“Serangan Palestina telah menewaskan 13 orang Israel, salah satunya seorang polisi, dan seorang turis Ukraina,” ujar Israel.
Lihat Juga: Demonstran Anti-NATO dan Pro-Palestina Mengamuk di Kanada, Bakar Mobil hingga Obrak-abrik Toko
Pembunuhan itu terjadi setelah pemukim Yahudi mengamuk di satu desa Palestina dalam gelombang kekerasan terbaru.
Pejabat Israel mengatakan, dalam insiden terbaru, warga Palestina melakukan beberapa penembakan di jalan raya dekat Jericho, menewaskan seorang warga Israel di dalam mobilnya sebelum melarikan diri. Tidak ada klaim tanggung jawab segera oleh kelompok Palestina mana pun.
Israel memperkuat pasukannya di Tepi Barat setelah dua bersaudara dari permukiman Yahudi ditembak mati pada Minggu, memicu amukan pemukim.
Serangan oleh ratusan pemukim Yahudi mengakibatkan seorang warga Palestina terbunuh, sejumlah orang terluka dan puluhan mobil serta rumah dibakar.
Dengan bulan suci Ramadan dan festival Paskah Yahudi beberapa pekan lagi, mediator asing telah berusaha meredam ketegangan yang melonjak setelah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mendapatkan kembali kekuasaan sebagai pemimpin koalisi sayap kanan.
Peristiwa tersebut meragukan kemampuan Netanyahu untuk berjalan di atas tali diplomatik antara Washington dan kabinetnya sendiri yang mencakup para pemukim garis keras.
"Saya sangat prihatin dengan memburuknya situasi keamanan di Tepi Barat yang Diduduki," papar Utusan PBB, Tor Wennesland, dalam pernyataan sebelumnya.
"Saya mendesak kedua belah pihak untuk melakukan semua upaya mengatasi masalah inti yang mendorong konflik," ungkap Wennesland.
Pada Minggu, Yordania bersama utusan AS, menjadi tuan rumah pertemuan langka di mana pejabat Israel dan Palestina berjanji memperlambat pengumuman permukiman Yahudi oleh pemerintah Netanyahu dan menegaskan kembali perjanjian damai di masa lalu.
Diplomasi terhenti pada tahun 2014. Israel sekarang mengesampingkan penyerahan Tepi Barat kepada Palestina.
Saat ini Palestina terbagi antara pemerintahan yang didukung internasional, Presiden Mahmoud Abbas, dan kelompok Islam yang menentang penciptaan perdamaian.
Gerakan Hamas mengatakan melalui juru bicaranya, Abdel-Latif Al-Qanoua, bahwa serangan hari Senin merupakan respon alami terhadap serangan Israel.
"Kejahatan yang dilakukan oleh pendudukan dan kawanan pemukim tidak akan dibalas dengan penusukan, penembakan, dan serudukan mobil," ujar Qanoua.
Kondisi di wilayah itu diperkirakan semakin memanas. "Kami memperkirakan hari-hari sulit di depan kami," ungkap Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant, mengatakan kepada wartawan saat dia berkeliling di jalan-jalan yang sebagian besar kosong di desa Huwara, tempat kekerasan hari Minggu.
Abbas menyalahkan pemerintah Israel atas kekerasan Huwara.
Lamar Abusarees, seorang gadis Palestina berusia 10 tahun, mengatakan rumahnya termasuk yang dibakar oleh pemukim.
"Ibu saya memindahkan kami ke sudut karena tidak ada tempat yang aman; mereka memecahkan semua jendela saat kami berada di dalam," ujar dia.
Polisi Israel mengatakan mereka telah menangkap dua orang karena mengamuk. Di Parlemen, Netanyahu mengatakan pasukan keamanan mendekati pria bersenjata yang telah membunuh warga Israel itu.
“Empat batalyon tentara tambahan dan dua kompi polisi perbatasan ditempatkan di Tepi Barat sejak Minggu sebagai bala bantuan,” papar militer Israel.
"Saya meminta semua orang untuk memulihkan ketenangan," ungkap Gallant.
Dia menjelaskan, "Kami tidak dapat membiarkan situasi di mana warga mengambil hukum ke tangan mereka."
“Enam puluh tiga warga Palestina, termasuk pria bersenjata dan warga sipil, telah dibunuh oleh pasukan Israel pada tahun 2023,” papar pejabat Palestina.
“Serangan Palestina telah menewaskan 13 orang Israel, salah satunya seorang polisi, dan seorang turis Ukraina,” ujar Israel.
Lihat Juga: Demonstran Anti-NATO dan Pro-Palestina Mengamuk di Kanada, Bakar Mobil hingga Obrak-abrik Toko
(sya)
tulis komentar anda