China Peringatkan NATO: Setop Aksi Berbahaya!
Minggu, 19 Februari 2023 - 00:01 WIB
Dia juga menyarankan agar Amerika Serikat (AS), Uni Eropa (UE), dan NATO duduk bersama Moskow untuk “dialog yang komprehensif dan mendalam” berdasarkan prinsip keamanan yang tidak dapat dipisahkan.
“Mereka harus mendiskusikan bagaimana membangun arsitektur keamanan yang seimbang, efektif, dan berkelanjutan serta mewujudkan keamanan bersama,” papar dia,
Dia menambahkan, sangat penting untuk menghentikan setiap upaya untuk “mempromosikan” konflik guna menghindari eskalasi dan perluasan lebih lanjut.
Sementara itu, Beijing melihat hubungannya sendiri dengan Washington memburuk ke posisi terendah baru atas balon mata-mata China yang ditembak jatuh oleh militer AS, awal bulan ini.
AS mengumumkan akan menutup komunikasi militer dengan China setelah insiden itu dan menjatuhkan sanksi pada perusahaan serta institusi China yang terlibat.
Beijing, pada gilirannya, membantah tuduhan itu, dengan alasan balon itu adalah pesawat sipil. Meski demikian, pihaknya berjanji akan melakukan pembalasan atas insiden tersebut dan telah mengurangi hubungan militer dan diplomatiknya dengan AS.
Beijing juga telah berulang kali mengkritik Washington karena mengizinkan sejumlah pejabat AS melakukan kunjungan berulang kali ke pulau Taiwan, yang dianggap China sebagai bagian dari wilayah kedaulatannya.
Karena Gedung Putih juga terus memberi lampu hijau penjualan senjata untuk militer Taipei, Beijing memberlakukan sanksi terhadap produsen senjata AS Raytheon dan Lockheed Martin.
“Mereka harus mendiskusikan bagaimana membangun arsitektur keamanan yang seimbang, efektif, dan berkelanjutan serta mewujudkan keamanan bersama,” papar dia,
Dia menambahkan, sangat penting untuk menghentikan setiap upaya untuk “mempromosikan” konflik guna menghindari eskalasi dan perluasan lebih lanjut.
Sementara itu, Beijing melihat hubungannya sendiri dengan Washington memburuk ke posisi terendah baru atas balon mata-mata China yang ditembak jatuh oleh militer AS, awal bulan ini.
AS mengumumkan akan menutup komunikasi militer dengan China setelah insiden itu dan menjatuhkan sanksi pada perusahaan serta institusi China yang terlibat.
Beijing, pada gilirannya, membantah tuduhan itu, dengan alasan balon itu adalah pesawat sipil. Meski demikian, pihaknya berjanji akan melakukan pembalasan atas insiden tersebut dan telah mengurangi hubungan militer dan diplomatiknya dengan AS.
Beijing juga telah berulang kali mengkritik Washington karena mengizinkan sejumlah pejabat AS melakukan kunjungan berulang kali ke pulau Taiwan, yang dianggap China sebagai bagian dari wilayah kedaulatannya.
Karena Gedung Putih juga terus memberi lampu hijau penjualan senjata untuk militer Taipei, Beijing memberlakukan sanksi terhadap produsen senjata AS Raytheon dan Lockheed Martin.
(sya)
tulis komentar anda