Korban Tewas Gempa Turki-Suriah Capai 23.700, Upaya Penyelamatan Berlanjut
Sabtu, 11 Februari 2023 - 08:02 WIB
ANKARA - Korban tewas akibat gempa bumi paling mematikan selama 20 tahun terakhir di Turki dan barat laut Suriah telah mencapai lebih dari 23.700, empat hari setelah bencana itu terjadi.
Korban dari gempa berkekuatan 7,8 skala Richter, yang melanda pada Senin dini hari, serta beberapa gempa susulan yang kuat, telah melampaui lebih dari 17.000 orang tewas yang terjadi pada tahun 1999 ketika gempa yang sama kuatnya melanda Turki barat laut.
Jumlah kematian di Turki naik menjadi 20.213 pada Jumat, kata menteri kesehatan negara itu. Di Suriah, lebih dari 3.500 telah tewas. Lebih banyak orang tetap berada di bawah reruntuhan seperti dikutip dari Al Jazeera, Sabtu (11/2/2023).
Di Suriah, pemerintah negara itu pada hari Jumat menyetujui pengiriman bantuan kemanusiaan melintasi garis depan perang 12 tahun negara itu, sebuah langkah yang dapat mempercepat kedatangan bantuan bagi jutaan orang yang putus asa.
Program Pangan Dunia sebelumnya mengatakan kehabisan stok di Suriah barat laut yang dikuasai pemberontak karena keadaan perang mempersulit upaya bantuan.
Dr Mohamed Alabrash, seorang ahli bedah umum di Rumah Sakit Pusat Idlib di Suriah barat laut, mengeluarkan permohonan bantuan mendesak.
“Kami menghadapi kekurangan obat dan instrumen,” katanya kepada Al Jazeera. “Rumah sakit penuh dengan pasien, begitu pula unit perawatan intensif,” imbuhnya.
“Kami tidak bisa menangani pasien dalam jumlah sebesar ini. Cedera pasien sangat berat, dan kami membutuhkan lebih banyak dukungan,” sambungnya.
Dokter mengatakan pekerja medis di fasilitas tersebut berada di bawah tekanan ekstrim, bekerja sepanjang waktu.
Korban dari gempa berkekuatan 7,8 skala Richter, yang melanda pada Senin dini hari, serta beberapa gempa susulan yang kuat, telah melampaui lebih dari 17.000 orang tewas yang terjadi pada tahun 1999 ketika gempa yang sama kuatnya melanda Turki barat laut.
Jumlah kematian di Turki naik menjadi 20.213 pada Jumat, kata menteri kesehatan negara itu. Di Suriah, lebih dari 3.500 telah tewas. Lebih banyak orang tetap berada di bawah reruntuhan seperti dikutip dari Al Jazeera, Sabtu (11/2/2023).
Di Suriah, pemerintah negara itu pada hari Jumat menyetujui pengiriman bantuan kemanusiaan melintasi garis depan perang 12 tahun negara itu, sebuah langkah yang dapat mempercepat kedatangan bantuan bagi jutaan orang yang putus asa.
Program Pangan Dunia sebelumnya mengatakan kehabisan stok di Suriah barat laut yang dikuasai pemberontak karena keadaan perang mempersulit upaya bantuan.
Dr Mohamed Alabrash, seorang ahli bedah umum di Rumah Sakit Pusat Idlib di Suriah barat laut, mengeluarkan permohonan bantuan mendesak.
“Kami menghadapi kekurangan obat dan instrumen,” katanya kepada Al Jazeera. “Rumah sakit penuh dengan pasien, begitu pula unit perawatan intensif,” imbuhnya.
“Kami tidak bisa menangani pasien dalam jumlah sebesar ini. Cedera pasien sangat berat, dan kami membutuhkan lebih banyak dukungan,” sambungnya.
Dokter mengatakan pekerja medis di fasilitas tersebut berada di bawah tekanan ekstrim, bekerja sepanjang waktu.
tulis komentar anda