Pakar Gempa Jepang Peringatkan Soal Gempa Besar di Timur Tengah
Rabu, 08 Februari 2023 - 07:05 WIB
TOKYO - Seorang pakar gempa Jepang menyatakan, Turki dan negara-negara tetangganya harus mewaspadai gempa bumi lebih lanjut dengan kekuatan yang sama dengan gempa berkekuatan 7,8 SR yang baru-baru ini melanda Turki dan Suriah.
Prediksi itu diungkapkan Yagi Yoji, profesor seismologi di Universitas Tsukuba dan pakar patahan, dalam sebuah artikel dan wawancara dengan media lokal, Selasa (7/2/2023).
“Ada beberapa patahan di dekat episentrum gempa ini, di mana lempeng Anatolia timur laut bertemu dengan lempeng Arab, dan ini mengarah pada pembentukan struktur tektonik yang kompleks di antara mereka,” jelas Yagi, seperti dikutip dari Arab News.
“Stres terakumulasi dan ketika mencapai puncak ketegangan, lempeng-lempeng ini bertabrakan satu sama lain, melepaskan energi besar yang menyebabkan pergeseran lapisan bumi, yang menyebabkan gempa bumi. Ke depan, gempa dengan magnitudo yang sama kemungkinan akan terjadi,” prediksi Yagi.
Dia mencatat bahwa pada Januari 2020, gempa berkekuatan 6,7 SR terjadi di dekat Patahan Anatolia Timur dan banyak orang meninggal akibat bangunan runtuh. Pada tahun 1939, gempa berkekuatan 7,8 terjadi di Erzincan timur, menewaskan lebih dari 30.000 orang. Ada juga gempa bumi lain yang menewaskan sekitar 17.000 orang.
Menurut analisis yang dilakukan oleh US Geological Survey, kedalaman pusat gempa pertama hari Senin – 7,8 skala Richter – adalah 17,9 kilometer di bawah permukaan bumi, dan kedalaman pusat gempa kedua –7,5 pada skala Richter - berada 10 kilometer di bawah permukaan bumi.
Karena kedua gempa tersebut terjadi pada kedalaman yang relatif dangkal, bumi berguncang keras di dekat pusat gempa dan menyebabkan kehancuran di wilayah yang luas.
Prediksi itu diungkapkan Yagi Yoji, profesor seismologi di Universitas Tsukuba dan pakar patahan, dalam sebuah artikel dan wawancara dengan media lokal, Selasa (7/2/2023).
Baca Juga
“Ada beberapa patahan di dekat episentrum gempa ini, di mana lempeng Anatolia timur laut bertemu dengan lempeng Arab, dan ini mengarah pada pembentukan struktur tektonik yang kompleks di antara mereka,” jelas Yagi, seperti dikutip dari Arab News.
“Stres terakumulasi dan ketika mencapai puncak ketegangan, lempeng-lempeng ini bertabrakan satu sama lain, melepaskan energi besar yang menyebabkan pergeseran lapisan bumi, yang menyebabkan gempa bumi. Ke depan, gempa dengan magnitudo yang sama kemungkinan akan terjadi,” prediksi Yagi.
Dia mencatat bahwa pada Januari 2020, gempa berkekuatan 6,7 SR terjadi di dekat Patahan Anatolia Timur dan banyak orang meninggal akibat bangunan runtuh. Pada tahun 1939, gempa berkekuatan 7,8 terjadi di Erzincan timur, menewaskan lebih dari 30.000 orang. Ada juga gempa bumi lain yang menewaskan sekitar 17.000 orang.
Menurut analisis yang dilakukan oleh US Geological Survey, kedalaman pusat gempa pertama hari Senin – 7,8 skala Richter – adalah 17,9 kilometer di bawah permukaan bumi, dan kedalaman pusat gempa kedua –7,5 pada skala Richter - berada 10 kilometer di bawah permukaan bumi.
Karena kedua gempa tersebut terjadi pada kedalaman yang relatif dangkal, bumi berguncang keras di dekat pusat gempa dan menyebabkan kehancuran di wilayah yang luas.
Lihat Juga :
tulis komentar anda