AS-Korsel Latihan Tempur dengan Jet Siluman F-35 dan F-22, Korut Marah
Kamis, 02 Februari 2023 - 11:28 WIB
SEOUL - Amerika Serikat (AS) dan Korea Selatan (Korsel) telah menggelar latihan tempur udara gabungan dengan melibatkan jet tempur siluman F-35 , F-22, dan pesawat pengebom B-1B. Manuver tersebut telah membuat Korea Utara (Korut) marah.
Kementerian Luar Negeri Korut pada Kamis (2/2/2023) mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa latihan oleh Amerika dan sekutunya telah mendorong situasi ke "garis merah ekstrem". Menurut kementerian tersebut, itu juga mengancam mengubah semenanjung Korea menjadi "medan perang besar yang lebih kritis".
Pernyataan tersebut, yang disiarkan oleh kantor berita pemerintah KCNA, mengatakan Pyongyang tidak tertarik untuk berdialog selama Washington menerapkan kebijakan yang bermusuhan.
"Situasi militer dan politik di semenanjung Korea dan di wilayah tersebut telah mencapai garis merah ekstrem karena manuver konfrontasi militer yang sembrono dan tindakan bermusuhan AS dan pasukan bawahannya," kata seorang juru bicara kementerian yang tidak disebutkan namanya dalam pernyataan tersebut.
Pernyataan itu juga merujuk pada kunjungan ke Seoul minggu ini oleh Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin.
Pada hari Selasa Austin dan rekannya dari Korea Selatan berjanji untuk memperluas latihan militer dan mengerahkan lebih banyak "aset strategis", seperti kapal induk dan pesawat pengebom jarak jauh, untuk melawan pengembangan senjata Korea Utara dan mencegah perang.
"Ini adalah ekspresi yang jelas dari skenario berbahaya AS yang akan mengubah semenanjung Korea menjadi medan perang besar dan zona perang yang lebih kritis," lanjut pernyataan Kementerian Luar Negeri Korut.
Kout, imbuh pernyataan itu, akan menanggapi setiap gerakan militer Amerika Serikat, dan memiliki strategi pencegahan yang kuat, termasuk kekuatan nuklir yang paling kuat jika perlu.
Lebih dari 28.500 tentara Amerika berbasis di Korea Selatan sebagai warisan Perang Korea 1950-1953, yang berakhir dengan gencatan senjata, bukan perjanjian damai.
Tahun lalu, Korut melakukan sejumlah uji coba rudal balistik, yang dilarang oleh resolusi Dewan Keamanan PBB. Negara itu juga terpantau telah membuka kembali situs uji coba senjata nuklirnya yang ditutup, meningkatkan ekspektasi uji coba nuklir untuk pertama kalinya sejak 2017.
Di New York, Menteri Luar Negeri Korea Selatan Park Jin bertemu dengan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres pada hari Rabu dan menyerukan agar perhatian PBB terus berlanjut terhadap provokasi dan upaya Korut baru-baru ini untuk menerapkan sanksi terhadap rezim tertutup tersebut.
Menurut kantor Park, Guterres mengatakan uji coba senjata nuklir tambahan Korut akan memberikan pukulan telak bagi keamanan regional dan internasional, dan menegaskan kembali dukungan untuk membangun perdamaian abadi di semenanjung Korea.
Park sedang dalam perjalanan empat hari ke Amerika Serikat, termasuk pertemuan dengan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken di Washington pada hari Jumat.
Kementerian Pertahanan Korea Selatan mengatakan bahwa pada hari Rabu Amerika Serikat dan Korea Selatan telah melakukan latihan tempur udara gabungan dengan melibatkan pesawat pengebom berat B-1B Amerika dan pesawat tempur siluman F-22, serta jet F-35 dari kedua negara.
"Latihan udara gabungan kali ini menunjukkan kemauan dan kemampuan AS untuk memberikan pencegahan yang kuat dan kredibel terhadap ancaman nuklir dan rudal Korea Utara," kata Kementerian Pertahanan Korea Selatan dalam sebuah pernyataan yang dilansir Reuters, Kamis (2/2/2023).
Kementerian Luar Negeri Korut pada Kamis (2/2/2023) mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa latihan oleh Amerika dan sekutunya telah mendorong situasi ke "garis merah ekstrem". Menurut kementerian tersebut, itu juga mengancam mengubah semenanjung Korea menjadi "medan perang besar yang lebih kritis".
Pernyataan tersebut, yang disiarkan oleh kantor berita pemerintah KCNA, mengatakan Pyongyang tidak tertarik untuk berdialog selama Washington menerapkan kebijakan yang bermusuhan.
"Situasi militer dan politik di semenanjung Korea dan di wilayah tersebut telah mencapai garis merah ekstrem karena manuver konfrontasi militer yang sembrono dan tindakan bermusuhan AS dan pasukan bawahannya," kata seorang juru bicara kementerian yang tidak disebutkan namanya dalam pernyataan tersebut.
Pernyataan itu juga merujuk pada kunjungan ke Seoul minggu ini oleh Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin.
Pada hari Selasa Austin dan rekannya dari Korea Selatan berjanji untuk memperluas latihan militer dan mengerahkan lebih banyak "aset strategis", seperti kapal induk dan pesawat pengebom jarak jauh, untuk melawan pengembangan senjata Korea Utara dan mencegah perang.
"Ini adalah ekspresi yang jelas dari skenario berbahaya AS yang akan mengubah semenanjung Korea menjadi medan perang besar dan zona perang yang lebih kritis," lanjut pernyataan Kementerian Luar Negeri Korut.
Kout, imbuh pernyataan itu, akan menanggapi setiap gerakan militer Amerika Serikat, dan memiliki strategi pencegahan yang kuat, termasuk kekuatan nuklir yang paling kuat jika perlu.
Lebih dari 28.500 tentara Amerika berbasis di Korea Selatan sebagai warisan Perang Korea 1950-1953, yang berakhir dengan gencatan senjata, bukan perjanjian damai.
Tahun lalu, Korut melakukan sejumlah uji coba rudal balistik, yang dilarang oleh resolusi Dewan Keamanan PBB. Negara itu juga terpantau telah membuka kembali situs uji coba senjata nuklirnya yang ditutup, meningkatkan ekspektasi uji coba nuklir untuk pertama kalinya sejak 2017.
Di New York, Menteri Luar Negeri Korea Selatan Park Jin bertemu dengan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres pada hari Rabu dan menyerukan agar perhatian PBB terus berlanjut terhadap provokasi dan upaya Korut baru-baru ini untuk menerapkan sanksi terhadap rezim tertutup tersebut.
Menurut kantor Park, Guterres mengatakan uji coba senjata nuklir tambahan Korut akan memberikan pukulan telak bagi keamanan regional dan internasional, dan menegaskan kembali dukungan untuk membangun perdamaian abadi di semenanjung Korea.
Park sedang dalam perjalanan empat hari ke Amerika Serikat, termasuk pertemuan dengan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken di Washington pada hari Jumat.
Kementerian Pertahanan Korea Selatan mengatakan bahwa pada hari Rabu Amerika Serikat dan Korea Selatan telah melakukan latihan tempur udara gabungan dengan melibatkan pesawat pengebom berat B-1B Amerika dan pesawat tempur siluman F-22, serta jet F-35 dari kedua negara.
"Latihan udara gabungan kali ini menunjukkan kemauan dan kemampuan AS untuk memberikan pencegahan yang kuat dan kredibel terhadap ancaman nuklir dan rudal Korea Utara," kata Kementerian Pertahanan Korea Selatan dalam sebuah pernyataan yang dilansir Reuters, Kamis (2/2/2023).
(min)
Lihat Juga :
tulis komentar anda