Tokoh Oposisi Dukung Turki Keluar dari NATO
Rabu, 25 Januari 2023 - 22:01 WIB
Politisi dan aktivis sayap kanan Denmark-Swedia Rasmus Paludan melakukan protes akhir pekan lalu di depan kedutaan Turki di Stockholm, yang melibatkan pembakaran kitab suci Islam.
Insiden tersebut memicu kemarahan di dunia Muslim. Presiden Turki mengatakan pilihan Stockholm mengizinkan tindakan tersebut berarti Ankara tidak akan mendukung permintaan Swedia bergabung dengan NATO.
Sancak mengatakan orang Turki semakin memandang AS sebagai negara yang mengejar “kebijakan yang paling bermusuhan dan merusak.”
Pada saat yang sama, mereka "merasa sangat bersimpati terhadap Rusia".
Survei yang dilakukan jajak pendapat Turki Gezici pada akhir tahun lalu menunjukkan 72,8% orang Turki menginginkan bangsanya memiliki hubungan baik dengan Rusia.
Kurang dari seperempat mengatakan mereka yakin Moskow memusuhi Turki.
Omer Celik, juru bicara Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) yang berkuasa, menolak gagasan membawa Turki keluar dari NATO. Dia menyebut ide itu "mencengangkan".
“Turki adalah salah satu anggota tertua NATO, dan orang-orang yang menyerukan Turki keluar dari NATO, berbicara tentang menghancurkan blok tersebut,” papar dia kepada wartawan pada Rabu.
Partai Vatan percaya Turki akan lebih baik jika membatalkan upayanya untuk menjadi anggota Uni Eropa dan menjalin hubungan baik dengan China dan Rusia sebagai gantinya.
Mereka juga menganjurkan mengatasi perbedaan dengan Iran dan Suriah, negara-negara yang menjadi sasaran AS dengan sanksi yang melumpuhkan dan bentuk tekanan lainnya.
Insiden tersebut memicu kemarahan di dunia Muslim. Presiden Turki mengatakan pilihan Stockholm mengizinkan tindakan tersebut berarti Ankara tidak akan mendukung permintaan Swedia bergabung dengan NATO.
Sancak mengatakan orang Turki semakin memandang AS sebagai negara yang mengejar “kebijakan yang paling bermusuhan dan merusak.”
Pada saat yang sama, mereka "merasa sangat bersimpati terhadap Rusia".
Survei yang dilakukan jajak pendapat Turki Gezici pada akhir tahun lalu menunjukkan 72,8% orang Turki menginginkan bangsanya memiliki hubungan baik dengan Rusia.
Kurang dari seperempat mengatakan mereka yakin Moskow memusuhi Turki.
Omer Celik, juru bicara Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) yang berkuasa, menolak gagasan membawa Turki keluar dari NATO. Dia menyebut ide itu "mencengangkan".
“Turki adalah salah satu anggota tertua NATO, dan orang-orang yang menyerukan Turki keluar dari NATO, berbicara tentang menghancurkan blok tersebut,” papar dia kepada wartawan pada Rabu.
Partai Vatan percaya Turki akan lebih baik jika membatalkan upayanya untuk menjadi anggota Uni Eropa dan menjalin hubungan baik dengan China dan Rusia sebagai gantinya.
Mereka juga menganjurkan mengatasi perbedaan dengan Iran dan Suriah, negara-negara yang menjadi sasaran AS dengan sanksi yang melumpuhkan dan bentuk tekanan lainnya.
tulis komentar anda