PM Jepang Berupaya Keras Hentikan Penyusutan Populasi
Selasa, 24 Januari 2023 - 02:00 WIB
TOKYO - Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida berjanji pada Senin (23/1/2023) untuk mengambil langkah-langkah mendesak guna mengatasi tingkat kelahiran yang menurun di negara itu. Menurunnya jumlah populasi telah menjadi masalah utama di Jepang.
Dalam beberapa tahun terakhir, Jepang telah mencoba mendorong rakyatnya untuk memiliki lebih banyak anak dengan janji bonus uang tunai dan manfaat yang lebih baik. Tetapi, Jepang tetap menjadi salah satu tempat termahal di dunia untuk membesarkan anak, menurut survei.
Kelahiran jatuh ke rekor terendah baru tahun lalu. Menurut perkiraan resmi, turun di bawah 800.000 untuk pertama kalinya - momen penting yang terjadi delapan tahun lebih awal dari perkiraan pemerintah.
Fakta itu kemungkinan besar memicu penurunan populasi lebih lanjut di Jepang. Di negara itu, usia rata-rata adalah 49 tahun, tertinggi di dunia. Angka ini berada di belakang negara kota kecil, Monaco.
"Bangsa kita berada di titik puncak apakah dapat mempertahankan fungsi sosialnya," kata Kishida dalam pidato kebijakan pada pembukaan sesi parlemen tahun ini, seperti dikutip dari Reuters.
"Sekarang atau tidak sama sekali ketika menyangkut kebijakan tentang kelahiran dan membesarkan anak - ini adalah masalah yang tidak bisa menunggu lebih lama lagi," tambahnya.
Kishida mengatakan, dia akan mengajukan rencana untuk menggandakan anggaran untuk kebijakan terkait anak pada bulan Juni, dan bahwa badan pemerintah Anak dan Keluarga baru untuk mengawasi masalah tersebut akan dibentuk pada bulan April.
Jepang adalah negara termahal ketiga di dunia untuk membesarkan anak, menurut YuWa Population Research. Jepang berada di belakang China dan Korea Selatan, negara-negara yang juga mengalami penyusutan populasi dalam tanda-tanda mengkhawatirkan ekonomi global.
Dalam beberapa tahun terakhir, Jepang telah mencoba mendorong rakyatnya untuk memiliki lebih banyak anak dengan janji bonus uang tunai dan manfaat yang lebih baik. Tetapi, Jepang tetap menjadi salah satu tempat termahal di dunia untuk membesarkan anak, menurut survei.
Kelahiran jatuh ke rekor terendah baru tahun lalu. Menurut perkiraan resmi, turun di bawah 800.000 untuk pertama kalinya - momen penting yang terjadi delapan tahun lebih awal dari perkiraan pemerintah.
Fakta itu kemungkinan besar memicu penurunan populasi lebih lanjut di Jepang. Di negara itu, usia rata-rata adalah 49 tahun, tertinggi di dunia. Angka ini berada di belakang negara kota kecil, Monaco.
"Bangsa kita berada di titik puncak apakah dapat mempertahankan fungsi sosialnya," kata Kishida dalam pidato kebijakan pada pembukaan sesi parlemen tahun ini, seperti dikutip dari Reuters.
"Sekarang atau tidak sama sekali ketika menyangkut kebijakan tentang kelahiran dan membesarkan anak - ini adalah masalah yang tidak bisa menunggu lebih lama lagi," tambahnya.
Kishida mengatakan, dia akan mengajukan rencana untuk menggandakan anggaran untuk kebijakan terkait anak pada bulan Juni, dan bahwa badan pemerintah Anak dan Keluarga baru untuk mengawasi masalah tersebut akan dibentuk pada bulan April.
Jepang adalah negara termahal ketiga di dunia untuk membesarkan anak, menurut YuWa Population Research. Jepang berada di belakang China dan Korea Selatan, negara-negara yang juga mengalami penyusutan populasi dalam tanda-tanda mengkhawatirkan ekonomi global.
(esn)
Lihat Juga :
tulis komentar anda