Balas Turki, Yunani Ancam Jadikan Rumah Ataturk Museum Genosida
Selasa, 14 Juli 2020 - 07:32 WIB
ATHENA - Yunani tak terima Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengubah museum Hagia Sophia menjadi masjid. Athena siap membalas dengan mengancam mengubah rumah kelahiran Mustafa Kemal Ataturk menjadi museum genosida.
Ancaman ini disampaikan Menteri Pembangunan Pedesaan Makis Voridis. Dia menggambarkan keputusan Erdogan yang mengubah Hagia Sophia menjadi masjid sebagai tindakan "mengerikan".
Dia juga mencatat bahwa Turki tidak tertarik untuk memiliki hubungan baik dengan negara Barat dan sistem internasional.
“Kemarahan, kebencian, kesedihan, terutama di Yunani, dan rasa penghinaan yang mendalam. Hagia Sophia bukan hanya monumen budaya dunia, tetapi juga simbol Kristen dunia, ortodoks," kata Voridis. (Baca: Erdogan: Jadi Masjid, Salat Pertama di Hagia Sophia 24 Juli )
"Kami membutuhkan jawaban dari komunitas internasional dan, tentu saja, dari Yunani," katanya lagi seperti dikutip dari Greek City Times, Selasa (14/7/2020).
Ketika ditanya tentang jenis jawaban yang harus diberikan oleh Yunani, Voridis berkomentar bahwa salah satu hal yang dapat dilakukan segera dan akan menjadi langkah “sangat simbolis” adalah mengubah ruma kelahiran Mustafa Kemal Atatürk di Thessaloniki menjadi Museum Peringatan Genosida Yunani.
"Saya pikir itu bisa dan harus dilakukan segera," katanya.
“Kebijakan internasional tentang saluran terbuka dengan Turki juga harus dipertimbangkan kembali. Komunitas internasional harus menyadari bahwa Turki adalah ancaman bagi stabilitas internasional dan bahwa pesan-pesan harus dikirim dari Barat, bahkan pada tingkat ekonomi, untuk merasakan konsekuensi dari reorganisasi," paparnya.
"Kita perlu menjelaskan kepada Barat bahwa Erdogan menjadi 'sepenuhnya di luar kendali' dan bahwa negara-negara Barat akan menemukannya di depan mereka di beberapa titik," katanya.
Ancaman ini disampaikan Menteri Pembangunan Pedesaan Makis Voridis. Dia menggambarkan keputusan Erdogan yang mengubah Hagia Sophia menjadi masjid sebagai tindakan "mengerikan".
Dia juga mencatat bahwa Turki tidak tertarik untuk memiliki hubungan baik dengan negara Barat dan sistem internasional.
“Kemarahan, kebencian, kesedihan, terutama di Yunani, dan rasa penghinaan yang mendalam. Hagia Sophia bukan hanya monumen budaya dunia, tetapi juga simbol Kristen dunia, ortodoks," kata Voridis. (Baca: Erdogan: Jadi Masjid, Salat Pertama di Hagia Sophia 24 Juli )
"Kami membutuhkan jawaban dari komunitas internasional dan, tentu saja, dari Yunani," katanya lagi seperti dikutip dari Greek City Times, Selasa (14/7/2020).
Ketika ditanya tentang jenis jawaban yang harus diberikan oleh Yunani, Voridis berkomentar bahwa salah satu hal yang dapat dilakukan segera dan akan menjadi langkah “sangat simbolis” adalah mengubah ruma kelahiran Mustafa Kemal Atatürk di Thessaloniki menjadi Museum Peringatan Genosida Yunani.
"Saya pikir itu bisa dan harus dilakukan segera," katanya.
“Kebijakan internasional tentang saluran terbuka dengan Turki juga harus dipertimbangkan kembali. Komunitas internasional harus menyadari bahwa Turki adalah ancaman bagi stabilitas internasional dan bahwa pesan-pesan harus dikirim dari Barat, bahkan pada tingkat ekonomi, untuk merasakan konsekuensi dari reorganisasi," paparnya.
"Kita perlu menjelaskan kepada Barat bahwa Erdogan menjadi 'sepenuhnya di luar kendali' dan bahwa negara-negara Barat akan menemukannya di depan mereka di beberapa titik," katanya.
tulis komentar anda