Ini Kesaksian Prajurit Rusia Soal Konflik Ukraina
A
A
A
MOSKOW - Sebuah laporan yang diluncurkan oleh kelompok HAM di Rusia mengungkap fakta di balik konflik Ukraina. Laporan yang didasari kesaksian prajurit Rusia tersebut mengungkap fakta mengenai keterlibatan Negeri Beruang itu di Ukraina.
Dalam laporan tersebut, seperti dilansir Reuters pada Senin (11/5/2015), disebutkan bahwa banyak prajurit Rusia yang akhirnya memutuskan mundur dari kesatuan akibat konflik Ukraina. Mereka mundur karena tidak kuat akan tekanan mental, ketika diperintahkan untuk bertempur di kawasan Ukraina timur.
Salah seorang mantan prajurit yang dirahasiakan namanya mengatakan, para prajurit Rusia terus diperintahkan untuk merangsek ke dalam wilayah Ukraina timur. Bagi mereka yang menolak diancam akan dijebloskan ke dalam penjara.
“Setelah kami menyeberangi perbatasan (Rusia-Ukraina), seorang Letnan mengatakan, kami dapat dikirim ke penjara jika tidak memenuhi perintah,” ucap prajurit tersebut.
“Letnan tersebut menyuruh kami agar tetap tinggal di wilayah Ukraina Timur untuk bertempur. Saya sendiri tidak berani menolak perintahnya, namun saya juga tahu bahwa ada dua prajurit yang menolak perintah tersebut,” sambungnya.
Klaim ini sendiri seperti mementahkan bentahan-bantahan yang kerap dilontarkan Presiden Rusia Vladimir Putin mengenai keterlibatan mereka dalam konflik di Ukraina. Sekaligus, klaim ini semakin memperkuat argumen Barat, yang sedari awal selalu mengatakan kerap menemukan kehadiran pasukan Rusia di Ukraina timur.
Dalam laporan tersebut, seperti dilansir Reuters pada Senin (11/5/2015), disebutkan bahwa banyak prajurit Rusia yang akhirnya memutuskan mundur dari kesatuan akibat konflik Ukraina. Mereka mundur karena tidak kuat akan tekanan mental, ketika diperintahkan untuk bertempur di kawasan Ukraina timur.
Salah seorang mantan prajurit yang dirahasiakan namanya mengatakan, para prajurit Rusia terus diperintahkan untuk merangsek ke dalam wilayah Ukraina timur. Bagi mereka yang menolak diancam akan dijebloskan ke dalam penjara.
“Setelah kami menyeberangi perbatasan (Rusia-Ukraina), seorang Letnan mengatakan, kami dapat dikirim ke penjara jika tidak memenuhi perintah,” ucap prajurit tersebut.
“Letnan tersebut menyuruh kami agar tetap tinggal di wilayah Ukraina Timur untuk bertempur. Saya sendiri tidak berani menolak perintahnya, namun saya juga tahu bahwa ada dua prajurit yang menolak perintah tersebut,” sambungnya.
Klaim ini sendiri seperti mementahkan bentahan-bantahan yang kerap dilontarkan Presiden Rusia Vladimir Putin mengenai keterlibatan mereka dalam konflik di Ukraina. Sekaligus, klaim ini semakin memperkuat argumen Barat, yang sedari awal selalu mengatakan kerap menemukan kehadiran pasukan Rusia di Ukraina timur.
(esn)