RI Habisi Gembong Narkoba, Ini Luapan Amarah Global
A
A
A
JAKARTA - Sejumlah tokoh global dan pemimpin dunia ramai-ramai meluapkan komentar amarahnya kepada Indonesia yang telah mengeksekusi delapan terpidana mati kasus narkoba, semalam. Dari delapan gembong narkoba yang dihabisi regu tembak Indonesia di Nusakambangan, tujuh di antaranya warga asing.
Lantas, siapa yang yang berkomentar marah terhadap Indonesia atas eksekusi itu? Berikut komentar luapan amarah tokoh global. (Baca juga: Eksekusi Mati, Uji Nyali RI Melawan Tekanan Dunia)
Pemerintah Australia
Perdana Menteri Tony Abbott marah setelah dua warganya, anggota sindikat narkoba Bali Nine, Andrew Chan dan Myuran Sukumaran dieksekusi regu tembak Indonesia di Nusakambangan. Abbott memutuskan untuk menarik Duta Besar (Dubes) Australia untuk Indonesia, Paul Gibson.
”Kami menghormati kedaulatan Indonesia tetapi kami menyesalkan apa yang telah dilakukan (Indonesia),” kesal Abbott.
”Untuk itu, setelah semua pembicaraa telah diperpanjang dengan keluarga Chan dan Sukumaran, Duta Besar kami akan ditarik untuk konsultasi,” lanjut Abbott di Canberra, seperti dikutip Reuters, Rabu (29/4/2015). Abbott menyebut eksekusi oleh Indonesia sebagai hukuman kejam dan tidak perlu.
Pemerintah Brasil
Brasil marah setelah warganya, Rodrigo Gularte, dieksekusi tengah malam tadi. Eksekusi terhadap pria yang membawa narkoba ke Indonesia itu sempat menuai kritik, karena ia telah didiagnosis menderita skizofrenia.
“Pemerintah Brasil menyatakan kecemasan yang mendalam terhadap eksekusi,” bunyi pernyataan Pemerintah Brasil. Menteri Luar Negeri Brasil, Sergio Franca Danese, mengatakan bahwa Brasil akan meengevaluasi hubungan dengan Indonesia setelah banding grasi yang diajukan berkali-kali diabaikan Pemerintah Indonesia.
Pemerintah Prancis
Prancis kembali memprotes eksekusi yang dilakukan Indonesia terhadap para terpidana kasus narkoba. Prancis tetap menentang eksekusi, meski warganya, Serge Atlaoui, telah dicoret dari daftar eksekusi tahap dua setelah dia mengajukan banding pada menit-menit akhir.
”Prancis menegaskan kembali penentangannya terhadap hukuman mati dalam semua kasus dan semua keadaan,” bunyi pernyataan Pemerintah Prancis.
Sekjen PBB dan Amnesty International
Sekjen PBB, Ban Ki-moon, sejak awal mendesak Indonesia untuk menghentikan eksekusi dan menerapkan moratorium hukuman mati. Namun, desakan Ki-moon, diabaikan Indonesia dan justru dikecam para politikus Indonesia yang setuju dengan eksekusi terhadap para gembong narkoba.
Ban Ki-moon, sebelumnya mengeluarkan pernyataan kontroversial dengan menyebut kejahatan narkoba bukan kejahatan serius. Pernyataan itu kontra dengan kampanye “perang terhadap narkoba” yang disuarakan pemerintah Presiden Joko Widodo.
Sedangkan Amnesty International melalui Direktur Riset untuk Asia Tenggara dan Pasifik, Rupert Abbott, mengecam eksekusi yang dilakukan Indonesia terhadap para gembong narkoba semalam. “Benar-benar tercela,” katanya menggambarkan eksekusi yang dilakukan Indonesia.
Lantas, siapa yang yang berkomentar marah terhadap Indonesia atas eksekusi itu? Berikut komentar luapan amarah tokoh global. (Baca juga: Eksekusi Mati, Uji Nyali RI Melawan Tekanan Dunia)
Pemerintah Australia
Perdana Menteri Tony Abbott marah setelah dua warganya, anggota sindikat narkoba Bali Nine, Andrew Chan dan Myuran Sukumaran dieksekusi regu tembak Indonesia di Nusakambangan. Abbott memutuskan untuk menarik Duta Besar (Dubes) Australia untuk Indonesia, Paul Gibson.
”Kami menghormati kedaulatan Indonesia tetapi kami menyesalkan apa yang telah dilakukan (Indonesia),” kesal Abbott.
”Untuk itu, setelah semua pembicaraa telah diperpanjang dengan keluarga Chan dan Sukumaran, Duta Besar kami akan ditarik untuk konsultasi,” lanjut Abbott di Canberra, seperti dikutip Reuters, Rabu (29/4/2015). Abbott menyebut eksekusi oleh Indonesia sebagai hukuman kejam dan tidak perlu.
Pemerintah Brasil
Brasil marah setelah warganya, Rodrigo Gularte, dieksekusi tengah malam tadi. Eksekusi terhadap pria yang membawa narkoba ke Indonesia itu sempat menuai kritik, karena ia telah didiagnosis menderita skizofrenia.
“Pemerintah Brasil menyatakan kecemasan yang mendalam terhadap eksekusi,” bunyi pernyataan Pemerintah Brasil. Menteri Luar Negeri Brasil, Sergio Franca Danese, mengatakan bahwa Brasil akan meengevaluasi hubungan dengan Indonesia setelah banding grasi yang diajukan berkali-kali diabaikan Pemerintah Indonesia.
Pemerintah Prancis
Prancis kembali memprotes eksekusi yang dilakukan Indonesia terhadap para terpidana kasus narkoba. Prancis tetap menentang eksekusi, meski warganya, Serge Atlaoui, telah dicoret dari daftar eksekusi tahap dua setelah dia mengajukan banding pada menit-menit akhir.
”Prancis menegaskan kembali penentangannya terhadap hukuman mati dalam semua kasus dan semua keadaan,” bunyi pernyataan Pemerintah Prancis.
Sekjen PBB dan Amnesty International
Sekjen PBB, Ban Ki-moon, sejak awal mendesak Indonesia untuk menghentikan eksekusi dan menerapkan moratorium hukuman mati. Namun, desakan Ki-moon, diabaikan Indonesia dan justru dikecam para politikus Indonesia yang setuju dengan eksekusi terhadap para gembong narkoba.
Ban Ki-moon, sebelumnya mengeluarkan pernyataan kontroversial dengan menyebut kejahatan narkoba bukan kejahatan serius. Pernyataan itu kontra dengan kampanye “perang terhadap narkoba” yang disuarakan pemerintah Presiden Joko Widodo.
Sedangkan Amnesty International melalui Direktur Riset untuk Asia Tenggara dan Pasifik, Rupert Abbott, mengecam eksekusi yang dilakukan Indonesia terhadap para gembong narkoba semalam. “Benar-benar tercela,” katanya menggambarkan eksekusi yang dilakukan Indonesia.
(mas)