Disergap ISIS, Jenderal dan 3 Perwira Irak Tewas
A
A
A
ANBAR - Kelompok Islamic of State Iraq and Syria (ISIS) menyergap konvoi militer Irak pada hari Jumat dengan buldoser yang membawa bahan peledak. Serangan di Nadhem al-Taqseem itu menewaskan seorang jenderal dan tiga perwira militer Divisi 1 Fallujah.
Dalam penyergapan itu, ISIS menugaskan pembom bunuh diri untuk menyerang konvoi Humvee. Sedangkan militan ISIS lainnya melepaskan banyak tembakan.
Para korban tewas itu adalah Jenderal Hassan Abbas Toufan, seorang kolonel, dua letnan kolonel dan seorang perwira intelijen Irak. Menurut pejabat militer Irak yang berbicara secara anonim karena tak berwenang menyamapaikan informasi kepada media, belum ada laporan terkait jumlah tentara yang tewas dalam serangan ISIS itu.
Laman Al Arabiya, pada Sabtu (25/4/2015), serangan ISIS tersebut merupakan kemunduran bagi tentara Irak, setelah sebelumnya terlibat pertempuran sengit untuk merebut kembali provinsi Anbar barat, Irak, dari tangan ISIS. Pertempuran itu saat ini difokuskan di Ibu Kota Provinsi Anbar, Ramadi.
Sebelumnya pada hari Jumat, tentara Irak telah merebut kembali jembatan penting al-Houz atas Efrat di Ramadi barat. Menurut pejabat polisi Irak, Kolonel Mahdi Abbas, jembatan itu menjadi rute utama pasokan logistik dan senjata untuk militan ISIS.
Di hari yang sama, ulama Syiah yang paling dihormati di Irak, Ayatollah Ali al-Sistani, juga mendesak para politisi negara itu untuk mengakhiri semua sengketa dalam rangka menghadapi tantangan politik, ekonomi dan keamanan yang dihadapi negara.
”Adalah penting bahwa saudara-saudara (politisi) harus keluar dengan solusi akhir dan drastis untuk mengatasi masalah,” kata al-Sistani selama khotbah Jumat, di kota suci Syiah, Karbala.
Dalam penyergapan itu, ISIS menugaskan pembom bunuh diri untuk menyerang konvoi Humvee. Sedangkan militan ISIS lainnya melepaskan banyak tembakan.
Para korban tewas itu adalah Jenderal Hassan Abbas Toufan, seorang kolonel, dua letnan kolonel dan seorang perwira intelijen Irak. Menurut pejabat militer Irak yang berbicara secara anonim karena tak berwenang menyamapaikan informasi kepada media, belum ada laporan terkait jumlah tentara yang tewas dalam serangan ISIS itu.
Laman Al Arabiya, pada Sabtu (25/4/2015), serangan ISIS tersebut merupakan kemunduran bagi tentara Irak, setelah sebelumnya terlibat pertempuran sengit untuk merebut kembali provinsi Anbar barat, Irak, dari tangan ISIS. Pertempuran itu saat ini difokuskan di Ibu Kota Provinsi Anbar, Ramadi.
Sebelumnya pada hari Jumat, tentara Irak telah merebut kembali jembatan penting al-Houz atas Efrat di Ramadi barat. Menurut pejabat polisi Irak, Kolonel Mahdi Abbas, jembatan itu menjadi rute utama pasokan logistik dan senjata untuk militan ISIS.
Di hari yang sama, ulama Syiah yang paling dihormati di Irak, Ayatollah Ali al-Sistani, juga mendesak para politisi negara itu untuk mengakhiri semua sengketa dalam rangka menghadapi tantangan politik, ekonomi dan keamanan yang dihadapi negara.
”Adalah penting bahwa saudara-saudara (politisi) harus keluar dengan solusi akhir dan drastis untuk mengatasi masalah,” kata al-Sistani selama khotbah Jumat, di kota suci Syiah, Karbala.
(mas)