Bom KBRI Yaman Incar Depot Amunisi, Pelaku Belum Disebut
A
A
A
JAKARTA - Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Marsudi, menyatakan, serangan bom yang menghantam Kedutaan Besar Indonesia (KBRI) di Sanaa, Yaman, sejatinya ditargetkan terhadap depot amunisi yang ada di kawasan yang sama. Menlu Retno belum menyebut pihak mana yang melakukan serangan bom di KBRI Sanaa itu.
Seperti diketahui, dalam konflik di Yaman, ada sejumlah pihak yang bertikai. Yakni, kelompok pemberontak Houthi yang diperangi pasukan presiden sah Yaman, Abbed Rabbo Mansour Hadi dan Koalisi Teluk yang dipimpin Arab Saudi. Hanya saja, Koalisi Teluk selama ini mengincar gudang-gudang amunisi milik Houhti di Yaman. (Baca: Tiga WNI Luka, RI Kecam Keras Pemboman di KBRI Yaman)
Baik kelompok Houthi, Pemerintah Yaman dan Koalisi Teluk belum mengkonfirmasi perihal serangan yang menghantam KBRI Sanaa, Yaman. Menlu Retno mengatakan, serangan bom terjadi pada Senin (20/4/2015), pukul 10.45 pagi waktu Yaman.
''Serangan tersebut mengakibatkan terlukanya beberapa staf diplomat Indonesia dan rusaknya gedung KBRI di Sanaa, serta seluruh kendaraan milik KBRI yang berada di area tersebut,” katanya. (Baca: KBRI Dibom, Semua Kendaraan Kedutaan Rusak)
”Tidak terdapat korban jiwa dalam insiden itu, namun tiga orang yakni dua anggota staf KBRI dan seorang Warga Negara Indonesia (WNI) menderita luka ringan akibat insiden itu,” ujarnya.
Sementara itu, pihak Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Indonesia dalam keterangan tertulis yang diterima Sindonews, mendesak semua pihak yang bertikai di Yaman menahan diri. Kemlu menyatakan, serangan bom di KBRI Sanaa, Yaman, menjadi bukti bahwa cara militer bukan solusi untuk krisis Yaman. (Baca juga: KBRI Yaman Dibom Bukti Militer Bukan Solusi)
Seperti diketahui, dalam konflik di Yaman, ada sejumlah pihak yang bertikai. Yakni, kelompok pemberontak Houthi yang diperangi pasukan presiden sah Yaman, Abbed Rabbo Mansour Hadi dan Koalisi Teluk yang dipimpin Arab Saudi. Hanya saja, Koalisi Teluk selama ini mengincar gudang-gudang amunisi milik Houhti di Yaman. (Baca: Tiga WNI Luka, RI Kecam Keras Pemboman di KBRI Yaman)
Baik kelompok Houthi, Pemerintah Yaman dan Koalisi Teluk belum mengkonfirmasi perihal serangan yang menghantam KBRI Sanaa, Yaman. Menlu Retno mengatakan, serangan bom terjadi pada Senin (20/4/2015), pukul 10.45 pagi waktu Yaman.
''Serangan tersebut mengakibatkan terlukanya beberapa staf diplomat Indonesia dan rusaknya gedung KBRI di Sanaa, serta seluruh kendaraan milik KBRI yang berada di area tersebut,” katanya. (Baca: KBRI Dibom, Semua Kendaraan Kedutaan Rusak)
”Tidak terdapat korban jiwa dalam insiden itu, namun tiga orang yakni dua anggota staf KBRI dan seorang Warga Negara Indonesia (WNI) menderita luka ringan akibat insiden itu,” ujarnya.
Sementara itu, pihak Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Indonesia dalam keterangan tertulis yang diterima Sindonews, mendesak semua pihak yang bertikai di Yaman menahan diri. Kemlu menyatakan, serangan bom di KBRI Sanaa, Yaman, menjadi bukti bahwa cara militer bukan solusi untuk krisis Yaman. (Baca juga: KBRI Yaman Dibom Bukti Militer Bukan Solusi)
(aww)