Zaenab Dipancung di Saudi, Tangis Histeris Pecah di Bangkalan
A
A
A
JAKARTA - Rabu (15/4/2015) pagi itu, diplomat muda Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Indonesia, Neni Kurniawati, turun dari kendaraannya di depan rumah Siti Zaenab, di Kampung Mertajasah, Bangkalan. Kedatangan sang diplomat itu sehari setelah Zaenab dihukum pancung di Arab Saudi, Selasa lalu.
Selama tiga tahun terakhir ini, Neni menjadi case officer untuk Siti Zaenab yang sejak tahun 1999 divonis mati atas tuduhan membunuh Nourah Binti Abdullah Duhem Al Maruba, perempuan Saudi yang jadi majikannya.
Langkah Neni yang tergesa-gesa menuju rumah Zaenab disusul Lalu M. Iqbal, Direktur Perlindungan WNI dan BHI Kemlu Indonesia. Iqbal dalam beberapa tahun ini bersama putra Zaenab, Mohamad Syarifudin (Ipul) dan kakak kandung Zaenab, Halimah, berjuang mati-matian untuk membebaskan Zaenab dari hukuman mati di Saudi. (Baca: Bunuh Majikan, WNI Dihukum Mati di Arab Saudi)
Tapi kedatangan para pejabat Kemlu ke rumah Zaenab kemarin berbeda dengan kunjungan-kunjungan sebelumnya. Beban emosional dipikul berat para pejabat itu, karena kasus yang mereka perjuangkan dalam tiga tahun terakhir ini berakhir dengan pahit.
Meski media-media sudah ramai memberitakan eksekusi Zaenab di Madinah pada Selasa lalu, keluarga Zaenab belum sepenuhnya percaya sampai akhirnya kabar duka itu disampaikan langsung pejabat Kemlu Indonesia. (Baca: Permohonan 3 Presiden RI Ditolak, Siti Zaenab Tetap Dipancung)
Sesaat setelah tiba di pintu rumah Zaenab, Neni langsung menggandeng Halimah ke sebuah kamar yang tertutup. Tidak sampai satu menit, tangis histeris terdengar dari kamar itu. Orang-orang yang berada di rumah Zenab tercekam membayangkan gejolak emosional yang sedang dirasakan kakak kandung Zaenab itu.
Iqbal juga menggandeng Ipul ke kamar lain yang tertertutup. Dalam sekejap, suara isak tangis Ipul juga terdengar. Ipul merasa terpukul kehilangan ibu yang meninggalkannya sejak dia berusia empat tahun demi mencari nafkah di Arab Saudi. Jauh hari sebelum ibunya dieksekusi, Ipul sempat menjenguk korban di sebuah penjara di Madinah. Ipul tak bisa lupa raut wajah ibunya yang begitu ikhlas menghadapi hukuman mati di Arab Saudi. (Baca: WNI Dipancung tanpa Pemberitahuan, RI Resmi Protes Saudi)
Setelah sekitar 15 menit tangis histeris mereda, Kepala BNP2TKI, Nusron Wahid, memimpin doa bersama di rumah Zaenab. Ibunda Halimah dan Ipul mulai tampak tenang, terlebih mendengar kabar Zaenab sebelum dieksekusi pancung sudah bertekad bertobat dan menghafal 11 djuz Alquran. Jenazah Zaenab juga disalatkan oleh ribuan orang di kompleks Masjid Nabawi. (Baca juga: Pancung WNI yang Diduga Sakit Mental, Amnesty: Saudi Kejam!)
”Kami menyampaikan kepada keluarga titipan pribadi dari Meneteri Luar Negeri, Retno Marsudi sebagai ungkapan turut berduka cita. Kami juga menyampaikan permintaan Menlu untuk memfasilitasi ziarah terakhir keluarga Almarhumah ke Madinah dalam waktu dekat,” ucap Neni, diplomat berkerudung yang tak lama lagi akan bertugas di KJRI Penang, Malaysia itu.
Selama tiga tahun terakhir ini, Neni menjadi case officer untuk Siti Zaenab yang sejak tahun 1999 divonis mati atas tuduhan membunuh Nourah Binti Abdullah Duhem Al Maruba, perempuan Saudi yang jadi majikannya.
Langkah Neni yang tergesa-gesa menuju rumah Zaenab disusul Lalu M. Iqbal, Direktur Perlindungan WNI dan BHI Kemlu Indonesia. Iqbal dalam beberapa tahun ini bersama putra Zaenab, Mohamad Syarifudin (Ipul) dan kakak kandung Zaenab, Halimah, berjuang mati-matian untuk membebaskan Zaenab dari hukuman mati di Saudi. (Baca: Bunuh Majikan, WNI Dihukum Mati di Arab Saudi)
Tapi kedatangan para pejabat Kemlu ke rumah Zaenab kemarin berbeda dengan kunjungan-kunjungan sebelumnya. Beban emosional dipikul berat para pejabat itu, karena kasus yang mereka perjuangkan dalam tiga tahun terakhir ini berakhir dengan pahit.
Meski media-media sudah ramai memberitakan eksekusi Zaenab di Madinah pada Selasa lalu, keluarga Zaenab belum sepenuhnya percaya sampai akhirnya kabar duka itu disampaikan langsung pejabat Kemlu Indonesia. (Baca: Permohonan 3 Presiden RI Ditolak, Siti Zaenab Tetap Dipancung)
Sesaat setelah tiba di pintu rumah Zaenab, Neni langsung menggandeng Halimah ke sebuah kamar yang tertutup. Tidak sampai satu menit, tangis histeris terdengar dari kamar itu. Orang-orang yang berada di rumah Zenab tercekam membayangkan gejolak emosional yang sedang dirasakan kakak kandung Zaenab itu.
Iqbal juga menggandeng Ipul ke kamar lain yang tertertutup. Dalam sekejap, suara isak tangis Ipul juga terdengar. Ipul merasa terpukul kehilangan ibu yang meninggalkannya sejak dia berusia empat tahun demi mencari nafkah di Arab Saudi. Jauh hari sebelum ibunya dieksekusi, Ipul sempat menjenguk korban di sebuah penjara di Madinah. Ipul tak bisa lupa raut wajah ibunya yang begitu ikhlas menghadapi hukuman mati di Arab Saudi. (Baca: WNI Dipancung tanpa Pemberitahuan, RI Resmi Protes Saudi)
Setelah sekitar 15 menit tangis histeris mereda, Kepala BNP2TKI, Nusron Wahid, memimpin doa bersama di rumah Zaenab. Ibunda Halimah dan Ipul mulai tampak tenang, terlebih mendengar kabar Zaenab sebelum dieksekusi pancung sudah bertekad bertobat dan menghafal 11 djuz Alquran. Jenazah Zaenab juga disalatkan oleh ribuan orang di kompleks Masjid Nabawi. (Baca juga: Pancung WNI yang Diduga Sakit Mental, Amnesty: Saudi Kejam!)
”Kami menyampaikan kepada keluarga titipan pribadi dari Meneteri Luar Negeri, Retno Marsudi sebagai ungkapan turut berduka cita. Kami juga menyampaikan permintaan Menlu untuk memfasilitasi ziarah terakhir keluarga Almarhumah ke Madinah dalam waktu dekat,” ucap Neni, diplomat berkerudung yang tak lama lagi akan bertugas di KJRI Penang, Malaysia itu.
(mas)