Embargo PBB pada Houthi, Kemenangan bagi Yaman
A
A
A
RIYADH - Koalisi Teluk yang melakukan agresi militer terhadap pemberontak Houthi di Yaman memuji resolusi Dewan Keamanan PBB yang menjatuhkan embargo senjata terhadap Houthi. Koalisi Teluk mengklaim embargo senjata terhadap Houthi adalah kemenangan bagi pemerintah sah Yaman.
Sebanyak 14 negara anggota DK PBB mendukung resolusi itu. Sedangkan Rusia memilih abstain. Resolusi DK PBB itu dirancang oleh Yordania dan negara-negara Teluk lainnya.
Dengan dijatuhkannya embargo senjata itu, PBB resmi memerintahkan penghentian pengiriman senjata kepada pemberontak Houthi oleh kelompok atau negara mana pun.
Selain Houthi, embargo senjata itu juga berlaku bagi pemimpin Houthi, Abdul Malek Al-Houthi dan empat pemimpin Houthi lainnya, serta mantan Presiden Yaman, Ali Abdullah Saleh dan putranya.
Juru bicara operasi militer Koalisi Teluk, Brigadir Jenderal Ahmed Asseri, menyerukan kepada kelompok Houthi untuk mematuhi resolusi DK PBB dengan menyerahkan senjata mereka. Asseri, seperti dikutip Arab News, Rabu (15/4/2015), mengatakan serangan udara terhadap Houthi dan sekutunya akan terus dilakukan oleh Koalisi Teluk.
Koalisi kini menargetkan serangannya terhadap kamp-kamp Houthi di Maarib. Di wilayah itu, Houthi dituduh menyembunyikan senjata mereka di sekolah-sekolah dan lembaga publik lain.
Asseri melanjutkan, pasukan koalisi telah memotong kekuatan pemberontak Houthi ketika mereka mencoba untuk menuju ke perbatasan Yaman di wilayah selatan dan utara.”Perbatasan sepenuhnya dijamin oleh koalisi dan mereka tidak memiliki tempat untuk bersembunyi,” katanya.
Dia berharap agresi militer di Yaman segera berakhir. ”Kami berharap bahwa ketidaknyamanan mereka (rakyat sipil Yaman) saat ini akan segera berakhir," ujarnya.
Sebanyak 14 negara anggota DK PBB mendukung resolusi itu. Sedangkan Rusia memilih abstain. Resolusi DK PBB itu dirancang oleh Yordania dan negara-negara Teluk lainnya.
Dengan dijatuhkannya embargo senjata itu, PBB resmi memerintahkan penghentian pengiriman senjata kepada pemberontak Houthi oleh kelompok atau negara mana pun.
Selain Houthi, embargo senjata itu juga berlaku bagi pemimpin Houthi, Abdul Malek Al-Houthi dan empat pemimpin Houthi lainnya, serta mantan Presiden Yaman, Ali Abdullah Saleh dan putranya.
Juru bicara operasi militer Koalisi Teluk, Brigadir Jenderal Ahmed Asseri, menyerukan kepada kelompok Houthi untuk mematuhi resolusi DK PBB dengan menyerahkan senjata mereka. Asseri, seperti dikutip Arab News, Rabu (15/4/2015), mengatakan serangan udara terhadap Houthi dan sekutunya akan terus dilakukan oleh Koalisi Teluk.
Koalisi kini menargetkan serangannya terhadap kamp-kamp Houthi di Maarib. Di wilayah itu, Houthi dituduh menyembunyikan senjata mereka di sekolah-sekolah dan lembaga publik lain.
Asseri melanjutkan, pasukan koalisi telah memotong kekuatan pemberontak Houthi ketika mereka mencoba untuk menuju ke perbatasan Yaman di wilayah selatan dan utara.”Perbatasan sepenuhnya dijamin oleh koalisi dan mereka tidak memiliki tempat untuk bersembunyi,” katanya.
Dia berharap agresi militer di Yaman segera berakhir. ”Kami berharap bahwa ketidaknyamanan mereka (rakyat sipil Yaman) saat ini akan segera berakhir," ujarnya.
(mas)