Rusia Cabut Embargo Rudal S-300, Iran Senang
A
A
A
TEHERAN - Iran senang dengan keputusan Presiden Rusia, Vladimir Putin, yang mencabut embargo rudal S-300 terhadap Teheran. Keputusan Rusia itu membuka jalan bagi Putin untuk memasok rudal canggih S-300 terhadap Iran.
Iran yang memuji langkah Rusia itu menganggap keputusan Putin sebagai langkah menuju penciptaan “keamanan abadi” di Timur Tengah. (Baca: Cabut Sanksi, Rusia Leluasa Pasok Rudal S-300 ke Iran)
”Pengembangan kerjasama bilateral (dengan Rusia) dan dengan negara-negara tetangga di berbagai bidang dapat sangat efektif untuk stabilitas dan keamanan abadi di wilayah tersebut,” kata Menteri Pertahanan Iran, Hossein Dehqan, seperti dilansir kantor berita IRNA, Selasa (14/4/2015).
Rusia semula menandatangani kontrak senilai US$800 juta untuk menjual sistem rudal S-300 kepada Iran pada tahun 2007. Tapi, pada tahun 2010, kontrak itu ditangguhkan Dmitry Medvedev (Presiden Rusia kala itu) karena muncul keberatan dari AS dan Israel terkait akivitas program nuklir Iran. (Baca: Rusia Cabut Embargo Rudal S-300 ke Iran, AS Prihatin)
Tapi, Rusia kini menilai embargo senjata kepada Iran sudah tidak diperlukan lagi. Alasannya, perundingan nuklir Iran sudah mengalami kemajuan.
Sementara itu, suara keberatan muncul dari Amerika Serikat (AS) dan Israel atas keputusan berani Rusia itu. AS prihatin dengan keputusan pencabutan embargo rudal S-300 oleh Rusia terhadap Iran. Langkah Rusia itu dianggap AS bisa meningkatkan kekhawatiran.
Sedangkan Israel mengecam keras keputusan Rusia tersebut. Israel menganggap pencabutan embargo senjata oleh Rusia terhadap Iran sebagai imbas langsung dari perundingan nuklir Teheran antara Iran dan enam negara kekuatan dunia yang selama ini ditentang keras oleh Israel. (Baca juga: Israel Kecam Rusia yang Cabut Embargo Rudal ke Iran)
Iran yang memuji langkah Rusia itu menganggap keputusan Putin sebagai langkah menuju penciptaan “keamanan abadi” di Timur Tengah. (Baca: Cabut Sanksi, Rusia Leluasa Pasok Rudal S-300 ke Iran)
”Pengembangan kerjasama bilateral (dengan Rusia) dan dengan negara-negara tetangga di berbagai bidang dapat sangat efektif untuk stabilitas dan keamanan abadi di wilayah tersebut,” kata Menteri Pertahanan Iran, Hossein Dehqan, seperti dilansir kantor berita IRNA, Selasa (14/4/2015).
Rusia semula menandatangani kontrak senilai US$800 juta untuk menjual sistem rudal S-300 kepada Iran pada tahun 2007. Tapi, pada tahun 2010, kontrak itu ditangguhkan Dmitry Medvedev (Presiden Rusia kala itu) karena muncul keberatan dari AS dan Israel terkait akivitas program nuklir Iran. (Baca: Rusia Cabut Embargo Rudal S-300 ke Iran, AS Prihatin)
Tapi, Rusia kini menilai embargo senjata kepada Iran sudah tidak diperlukan lagi. Alasannya, perundingan nuklir Iran sudah mengalami kemajuan.
Sementara itu, suara keberatan muncul dari Amerika Serikat (AS) dan Israel atas keputusan berani Rusia itu. AS prihatin dengan keputusan pencabutan embargo rudal S-300 oleh Rusia terhadap Iran. Langkah Rusia itu dianggap AS bisa meningkatkan kekhawatiran.
Sedangkan Israel mengecam keras keputusan Rusia tersebut. Israel menganggap pencabutan embargo senjata oleh Rusia terhadap Iran sebagai imbas langsung dari perundingan nuklir Teheran antara Iran dan enam negara kekuatan dunia yang selama ini ditentang keras oleh Israel. (Baca juga: Israel Kecam Rusia yang Cabut Embargo Rudal ke Iran)
(mas)