Jubir Kremlin: Moskow Sudah Terbiasa dengan Sanksi
loading...
A
A
A
MOSKOW - Sanksi terhadap Rusia adalah harga yang harus dibayar negara untuk kemerdekaan dan kedaulatannya. Hal itu diungkapkan Juru Bicara Kremlin , Dmitry Peskov dalam sebuah wawancara dengan penyiar yang dikelola Iran.
Dalam sebuah fragmen wawancara yang ditayangkan di televisi Rossiya-24 pada Senin (18/7/2022), Peskov mengatakan, Moskow, seperti halnya Teheran, telah terbiasa dengan sanksi. Tercatat ada "ribuan" sanksi yang diberlakukan sejak era Soviet.
"Itu mungkin harga yang harus dibayar negara ini dan Iran untuk kemerdekaan dan kedaulatan mereka. Apa yang tidak membunuh Anda, membuat Anda lebih kuat," juru bicara kepresidenan menekankan, seperti dikutip dari TASS.
Dalam wawancaranya dengan wartawan Iran menjelang kunjungan Presiden Rusia Vladimir Putin ke Teheran, Peskov mencatat bahwa Iran telah berada di bawah sanksi selama beberapa dekade. Menurutnya, saat ini Iran telah "beradaptasi dengan baik dengan bisnis kemajuan dan peningkatan kesejahteraan bangsa meskipun ada pembatasan" yang katanya benar-benar melanggar hukum dari segi hukum internasional.
Sementara itu, Uni Eropa (UE) tidak akan menarik sanksi yang dikenakan pada Rusia atas situasi di Ukraina, jika Moskow dan Kiev menandatangani perjanjian damai dengan persyaratan Rusia. Hal itu diungkapkan Kanselir Jerman Olaf Scholz dalam artikelnya untuk Frankfurter Allgemeine Sonntagzeitung, yang diterbitkan Minggu (17/7/2022).
“Bagian dari kenyataan baru adalah bahwa UE juga telah berkonsolidasi. Ia telah bereaksi terhadap agresi Rusia dengan suara bulat dan memberlakukan sanksi keras yang belum pernah terjadi sebelumnya,” kata Scholz. "Kami tahu sejak awal bahwa kami berpotensi harus mempertahankan sanksi ini untuk waktu yang lama," lanjutnya.
"Dan juga jelas bahwa tidak satu pun dari sanksi ini akan ditarik jika terjadi perdamaian, didikte oleh Rusia. Tidak ada jalan lain untuk mencapai kesepakatan dengan Ukraina untuk Rusia selain yang dapat diterima oleh Ukraina," tambahnya.
"Kami akan mendukung Ukraina selama itu membutuhkan dukungan ini: ekonomi, kemanusiaan, keuangan, dan pengiriman senjata. Pada saat yang sama, kami menjamin bahwa NATO tidak akan menjadi bagian dari perang," klaim Scholz.
Dalam sebuah fragmen wawancara yang ditayangkan di televisi Rossiya-24 pada Senin (18/7/2022), Peskov mengatakan, Moskow, seperti halnya Teheran, telah terbiasa dengan sanksi. Tercatat ada "ribuan" sanksi yang diberlakukan sejak era Soviet.
"Itu mungkin harga yang harus dibayar negara ini dan Iran untuk kemerdekaan dan kedaulatan mereka. Apa yang tidak membunuh Anda, membuat Anda lebih kuat," juru bicara kepresidenan menekankan, seperti dikutip dari TASS.
Dalam wawancaranya dengan wartawan Iran menjelang kunjungan Presiden Rusia Vladimir Putin ke Teheran, Peskov mencatat bahwa Iran telah berada di bawah sanksi selama beberapa dekade. Menurutnya, saat ini Iran telah "beradaptasi dengan baik dengan bisnis kemajuan dan peningkatan kesejahteraan bangsa meskipun ada pembatasan" yang katanya benar-benar melanggar hukum dari segi hukum internasional.
Sementara itu, Uni Eropa (UE) tidak akan menarik sanksi yang dikenakan pada Rusia atas situasi di Ukraina, jika Moskow dan Kiev menandatangani perjanjian damai dengan persyaratan Rusia. Hal itu diungkapkan Kanselir Jerman Olaf Scholz dalam artikelnya untuk Frankfurter Allgemeine Sonntagzeitung, yang diterbitkan Minggu (17/7/2022).
“Bagian dari kenyataan baru adalah bahwa UE juga telah berkonsolidasi. Ia telah bereaksi terhadap agresi Rusia dengan suara bulat dan memberlakukan sanksi keras yang belum pernah terjadi sebelumnya,” kata Scholz. "Kami tahu sejak awal bahwa kami berpotensi harus mempertahankan sanksi ini untuk waktu yang lama," lanjutnya.
"Dan juga jelas bahwa tidak satu pun dari sanksi ini akan ditarik jika terjadi perdamaian, didikte oleh Rusia. Tidak ada jalan lain untuk mencapai kesepakatan dengan Ukraina untuk Rusia selain yang dapat diterima oleh Ukraina," tambahnya.
"Kami akan mendukung Ukraina selama itu membutuhkan dukungan ini: ekonomi, kemanusiaan, keuangan, dan pengiriman senjata. Pada saat yang sama, kami menjamin bahwa NATO tidak akan menjadi bagian dari perang," klaim Scholz.
(esn)