Klaim Tak Anjurkan, tapi Saudi Nyatakan Siap Perang
A
A
A
RIYADH - Pemerintah Arab Saudi mengklaim tidak menganjurkan perang di Yaman. Tapi, negara itu menyatakan siap perang jika kondisi terpaksa.
Hal itu disampaikan Menteri Luar Negeri Arab Saudi, Pangeran Saud al-Faisal, Selasa (31/3/2015). Menlu Faisal menegaskan, pasukan loyalis mantan Presiden Yaman, Ali Abdullah Saleh, dan milisi Houthi yang didukung Iran adalah kelompok yang merusak Yaman.
”Kami tidak menganjurkan perang, tapi kami siap untuk itu,” kata Faisal, dalam pidato di acara pertemuan mingguan Dewan Syura di Ibu Kota Riyadh, seperti dilansir Reuters.
”Operasi militer ‘decisive storm’ akan terus dilakukan untuk mempertahankan (pemerintah) sah di Yaman,” ujarnya, menegaskan bahwa agresi Saudi dan koalisi Teluk belum berhenti sampai Yaman stabil.
Arab Saudi dan koalisi Teluk telah meluncurkan agresi militer terhadap milisi oposisi Houthi. Agresi itu untuk memenuhi permintaan Presiden Yaman, Abed Rabbo Mansour Hadi yang meninggalkan Yaman setelah diserbu milisi Houthi.
Selain soal krisis Yaman, Menlu Saudi juga menyinggung krisis di Suriah. Dia menyerukan koalisi Arab dan masyarakat dunia untuk membantu mengakhiri krisis kemanusiaan di Suriah. Faisal menyebut apa yang terjadi di Suriah adalah hal yang memalukan.
”Solusi untuk krisis Suriah didasarkan pada prinsip-prinsip (konferensi) Jenewa II,” katanya. ”Keseimbangan militer harus dicapai di Suriah untuk memaksa tukang jagal Damaskus untuk menanggapi resolusi damai,” imbuh dia menyindir rezim Suriah pimpinan Presiden Bashar al-Assad.
Hal itu disampaikan Menteri Luar Negeri Arab Saudi, Pangeran Saud al-Faisal, Selasa (31/3/2015). Menlu Faisal menegaskan, pasukan loyalis mantan Presiden Yaman, Ali Abdullah Saleh, dan milisi Houthi yang didukung Iran adalah kelompok yang merusak Yaman.
”Kami tidak menganjurkan perang, tapi kami siap untuk itu,” kata Faisal, dalam pidato di acara pertemuan mingguan Dewan Syura di Ibu Kota Riyadh, seperti dilansir Reuters.
”Operasi militer ‘decisive storm’ akan terus dilakukan untuk mempertahankan (pemerintah) sah di Yaman,” ujarnya, menegaskan bahwa agresi Saudi dan koalisi Teluk belum berhenti sampai Yaman stabil.
Arab Saudi dan koalisi Teluk telah meluncurkan agresi militer terhadap milisi oposisi Houthi. Agresi itu untuk memenuhi permintaan Presiden Yaman, Abed Rabbo Mansour Hadi yang meninggalkan Yaman setelah diserbu milisi Houthi.
Selain soal krisis Yaman, Menlu Saudi juga menyinggung krisis di Suriah. Dia menyerukan koalisi Arab dan masyarakat dunia untuk membantu mengakhiri krisis kemanusiaan di Suriah. Faisal menyebut apa yang terjadi di Suriah adalah hal yang memalukan.
”Solusi untuk krisis Suriah didasarkan pada prinsip-prinsip (konferensi) Jenewa II,” katanya. ”Keseimbangan militer harus dicapai di Suriah untuk memaksa tukang jagal Damaskus untuk menanggapi resolusi damai,” imbuh dia menyindir rezim Suriah pimpinan Presiden Bashar al-Assad.
(mas)