Perang Yaman Hari Ke-2, Jet Saudi Gempur Jantung Houthi
A
A
A
SANAA - Perang atau agresi militer di Yaman oleh Arab Saudi dan sekutu Teluknya memasuki hari kedua pada Jumat (27/3/2015). Dalam agresi di hari kedua itu, pesawat jet tempur Saudi menggempur "jantung" basis kelompok Houthi di Sanaa.
Warga di Sanaa, mengatakan rudal-rudal dari sejumlah pesawat jet tempur Saudi dan negara-negara Teluk membombardir sejumlah basis utama Houthi di Sanaa, termasuk basis Houthi di dekat kompleks Istana Presiden Yaman. (Baca: Perang Yaman Terus Berkecamuk Meski Korban Berjatuhan)
Serangan yang diluncurkan pada Subuh pagi tadi juga menyasar gudang rudal milik Pengawal Republik Yaman, pasukan loyalis mantan Presiden Ali Abdullah Saleh, sekutu utama Houthi itu.
Sebelum “jantung” Houthi di Sanaa diserang rudal, serangan udara koalisi Teluk sudah lebih dulu menyasar wilayah Marib dan sekitarnya yang merupakan kota penghasil minyak Yaman.
Sumber-sumber suku di Yaman, seperti dikutip Reuters, mengatakan, pesawat-pesawat tempur koalisi Teluk juga menggempur dua distrik di Provinsi Saada, yang juga dikenal sebagai basis kelompok Houthi. Belasan orang dilaporkan tewas dalam serangan itu.
Pemimpin Houthi, Abdel-Malek al-Houthi, yang oleh Arab Saudi dijuluki “Setan Betanduk” menyampaikan pidati yang disiarkan stasiun televisi Taman.”Yaman akan menghadapi tindakan kriminal, tidak adil dan agresi yang tak dibenarkan,” katanya.
Agresi Saudi dan sekutu Teluknya di Yaman, diduga sarat kepentingan politik sektarian. Saudi mengklaim, agresi itu untuk menyelamatkan pemerintahan sah Yaman di bawah Presiden Mansour Hadi yang saat ini sudah bergabung dengan para pemimpin Arab di Mesir. (Baca juga: Agresi Saudi di Yaman Tak Berhenti, Iran Mulai Marah)
Sedangkan kelompok Houthi, selama ini dikenal sebagai sekutu utama Iran. Teheran telah bereaksi marah, karena Saudi mengabaikan peringatan agar berhenti melakukan agresi di Yaman. Iran menegaskan, bahwa mereka tidak memberikan dukungan senjata militer terhadap kelompok Houthi seperti yang dituduhkan negara-negara Teluk.
Warga di Sanaa, mengatakan rudal-rudal dari sejumlah pesawat jet tempur Saudi dan negara-negara Teluk membombardir sejumlah basis utama Houthi di Sanaa, termasuk basis Houthi di dekat kompleks Istana Presiden Yaman. (Baca: Perang Yaman Terus Berkecamuk Meski Korban Berjatuhan)
Serangan yang diluncurkan pada Subuh pagi tadi juga menyasar gudang rudal milik Pengawal Republik Yaman, pasukan loyalis mantan Presiden Ali Abdullah Saleh, sekutu utama Houthi itu.
Sebelum “jantung” Houthi di Sanaa diserang rudal, serangan udara koalisi Teluk sudah lebih dulu menyasar wilayah Marib dan sekitarnya yang merupakan kota penghasil minyak Yaman.
Sumber-sumber suku di Yaman, seperti dikutip Reuters, mengatakan, pesawat-pesawat tempur koalisi Teluk juga menggempur dua distrik di Provinsi Saada, yang juga dikenal sebagai basis kelompok Houthi. Belasan orang dilaporkan tewas dalam serangan itu.
Pemimpin Houthi, Abdel-Malek al-Houthi, yang oleh Arab Saudi dijuluki “Setan Betanduk” menyampaikan pidati yang disiarkan stasiun televisi Taman.”Yaman akan menghadapi tindakan kriminal, tidak adil dan agresi yang tak dibenarkan,” katanya.
Agresi Saudi dan sekutu Teluknya di Yaman, diduga sarat kepentingan politik sektarian. Saudi mengklaim, agresi itu untuk menyelamatkan pemerintahan sah Yaman di bawah Presiden Mansour Hadi yang saat ini sudah bergabung dengan para pemimpin Arab di Mesir. (Baca juga: Agresi Saudi di Yaman Tak Berhenti, Iran Mulai Marah)
Sedangkan kelompok Houthi, selama ini dikenal sebagai sekutu utama Iran. Teheran telah bereaksi marah, karena Saudi mengabaikan peringatan agar berhenti melakukan agresi di Yaman. Iran menegaskan, bahwa mereka tidak memberikan dukungan senjata militer terhadap kelompok Houthi seperti yang dituduhkan negara-negara Teluk.
(mas)