Perang Yaman Terus Berkecamuk Meski Korban Berjatuhan
A
A
A
SANAA - Perang di Yaman antara Arab Saudi dan sekutu Teluk-nya melawan milisi Houthi terus berkecamuk pada Jumat (27/3/2015). Aksi saling serang terus terjadi meski korban sipil telah berjatuhan.
Agresi militer Arab Saudi dan negara-negara Teluk lain yang didukung Amerika Serikat (AS) diklaim untuk menyelamatkan pemerintahan sah di bawah Presiden Mansour Hadi. Namun, milisi Houthi tidak gentar. Mereka balik menyerang pesawat-pesawat tempur Arab Saudi di perbatasan Yaman. (Baca: Perang Dimulai, Saudi dan 9 Negara Teluk Bombardir Yaman)
”Mereka melakukan serangan kecil dan telah kembali, sekarang mereka berada di bawah serangan,” kata sumber di kubu milisi Houthi kepada RIA Novosti, mengacu pada serangan udara sekutu Teluk. Ledakan keras terdengar di Ibu Kota Sanaa dan Kota Saada, setelah milisi Houthi meluncurkan serangan terhadap pesawat-pesawat jet tempur Saudi.
Di Sanaa, pesawat tempur dari koalisi Teluk membombardir bandara utama dan pangkalan udara militer al-Dulaimi. Warga setempat menyatakan, upaya negara-negara Teluk itu untuk melemahkan kekuatan udara Houthi. (Baca: Warga Yaman Merasa Seperti di Neraka)
Seorang saksi mata kepada Reuters mengatakan, empat hingga lima rumah rusak akibat agresi militer tersebut. Petugas penyelamat di Sanaa merinci, sekitar 13 orang tewas, termasuk seorang dokter yang dievakuasi dari puing-puing kliniknya yang hancur terkena serangan.
Presiden Mansour Hadi setelah tiba di Riyadh, Arab Saudi, melanjutkan perjalanan ke Mesir. Dia berterimakasih kepada negara-negara Teluk yang membantu menyerang kelompok Houthi, yang hendak merebut kekuasaannya. Ajudan Presiden Hadi, Mohammed Marem, menegaskan, bahwa Presiden Yaman itu akan menghadiri pertemuan dengan para pemimpin Arab. (Baca juga: Dengan Perlindungan Saudi, Presiden Yaman Kabur ke Mesir)
”Mengingat peristiwa dan perkembangan yang telah terjadi sejak subuh, ia telah memutuskan untuk menghadiri pertemuan puncak itu dan berpartisipasi secara pribadi,” kata Marem kepada Reuters. Dia tidak yakin, apakah Presiden Hadi akan bisa kembali ke Aden, Yaman.
Agresi militer Arab Saudi dan negara-negara Teluk lain yang didukung Amerika Serikat (AS) diklaim untuk menyelamatkan pemerintahan sah di bawah Presiden Mansour Hadi. Namun, milisi Houthi tidak gentar. Mereka balik menyerang pesawat-pesawat tempur Arab Saudi di perbatasan Yaman. (Baca: Perang Dimulai, Saudi dan 9 Negara Teluk Bombardir Yaman)
”Mereka melakukan serangan kecil dan telah kembali, sekarang mereka berada di bawah serangan,” kata sumber di kubu milisi Houthi kepada RIA Novosti, mengacu pada serangan udara sekutu Teluk. Ledakan keras terdengar di Ibu Kota Sanaa dan Kota Saada, setelah milisi Houthi meluncurkan serangan terhadap pesawat-pesawat jet tempur Saudi.
Di Sanaa, pesawat tempur dari koalisi Teluk membombardir bandara utama dan pangkalan udara militer al-Dulaimi. Warga setempat menyatakan, upaya negara-negara Teluk itu untuk melemahkan kekuatan udara Houthi. (Baca: Warga Yaman Merasa Seperti di Neraka)
Seorang saksi mata kepada Reuters mengatakan, empat hingga lima rumah rusak akibat agresi militer tersebut. Petugas penyelamat di Sanaa merinci, sekitar 13 orang tewas, termasuk seorang dokter yang dievakuasi dari puing-puing kliniknya yang hancur terkena serangan.
Presiden Mansour Hadi setelah tiba di Riyadh, Arab Saudi, melanjutkan perjalanan ke Mesir. Dia berterimakasih kepada negara-negara Teluk yang membantu menyerang kelompok Houthi, yang hendak merebut kekuasaannya. Ajudan Presiden Hadi, Mohammed Marem, menegaskan, bahwa Presiden Yaman itu akan menghadiri pertemuan dengan para pemimpin Arab. (Baca juga: Dengan Perlindungan Saudi, Presiden Yaman Kabur ke Mesir)
”Mengingat peristiwa dan perkembangan yang telah terjadi sejak subuh, ia telah memutuskan untuk menghadiri pertemuan puncak itu dan berpartisipasi secara pribadi,” kata Marem kepada Reuters. Dia tidak yakin, apakah Presiden Hadi akan bisa kembali ke Aden, Yaman.
(mas)