Saudi Kerahkan 100 Jet Tempur dan 150 Ribu Tentara ke Yaman
A
A
A
RIYADH - Arab Saudi telah mengerahkan sekitar 100 pesawat jet tempur dan 150 ribu tentara ke Yaman untuk perang melawan milisi Houthi. Pengerahan banyak pesawat jet tempur itu dilaporkan media Timur Tengah, Al Arabiya, Kamis (26/3/2015).
Selain Saudi berbagai negara Teluk serta Mesir ikut ambil bagian dalam agresi militer di Yaman. Laporan itu juga menyebut, bahwa sejumlah pemimpin kelompok Houthi sudah tewas dalam agresi militer. (Baca: Perang Dimulai, Saudi dan 9 Negara Teluk Bombardir Yaman)
Mereka yang disebut telah tewas antara lain, para pemimpin Houthi; Abdulkhaliq al-Houthi, Yousuf al-Madani, Yousuf al-Fishi. Sedangkan Ketua Komite Revolusioner untuk Houthi, Mohammed Ali al-Houthi, terluka.
Dari sejumlah negara Teluk yang mengeroyok kelompok Houthi di Yaman, hanya Oman yang tidak terlibat. Kelompok Houthi yang jadi musuh Presiden Yaman, Mansour Hadi adalah sekutu utama Iran. Pihak Teheran sendiri sampai saat ini belum bereaksi meski negara-negara Teluk mengeroyok sekutunya.
Dalam pernyataan bersama, negara-negara Teluk itu secara resmi mengkonfirmasi agresi militer mereka ke Sanaa, Yaman.”Memutuskan untuk mengusir milisi Houthi, al-Qaeda dan ISIS (Islamic of State Iraq and Syria) di negara ini,” bunyi pernyataan mereka. (Baca: Agresi Militer Saudi Buat Perang di Yaman Melebar)
Selain Saudi, Uni Emirat Arab (UEA) berkontribusi dengan mengerahkan 30 pesawat jet tempur, Bahrain mengirim 15 pesawat tempur, Kuwait 15 pesawat tempur, Qatar 10 pesawat tempur dan Yordania mengirim enam pesawat tempur.
Pada hari ini, Mesir, Pakistan, Yordania dan Sudan juga menyatakan kesiapan mereka untuk berpartisipasi dalam operasi militer di Yaman. Kelompok oposisi Suriah yang didukung Barat ikut mendukung agresi militer Saudi di Yaman. (Baca juga: Perang Yaman dan Perseteruan Sengit Iran-Saudi)
Sementara itu, Gedung Putih menyatakan, bahwa Washington berkoordinasi erat dengan Arab Saudi dan sekutu regional dalam agresi militer itu. AS yang tidak ikut dalam agresi tetap memasok data intelijen dan dukungan logistik.
Selain Saudi berbagai negara Teluk serta Mesir ikut ambil bagian dalam agresi militer di Yaman. Laporan itu juga menyebut, bahwa sejumlah pemimpin kelompok Houthi sudah tewas dalam agresi militer. (Baca: Perang Dimulai, Saudi dan 9 Negara Teluk Bombardir Yaman)
Mereka yang disebut telah tewas antara lain, para pemimpin Houthi; Abdulkhaliq al-Houthi, Yousuf al-Madani, Yousuf al-Fishi. Sedangkan Ketua Komite Revolusioner untuk Houthi, Mohammed Ali al-Houthi, terluka.
Dari sejumlah negara Teluk yang mengeroyok kelompok Houthi di Yaman, hanya Oman yang tidak terlibat. Kelompok Houthi yang jadi musuh Presiden Yaman, Mansour Hadi adalah sekutu utama Iran. Pihak Teheran sendiri sampai saat ini belum bereaksi meski negara-negara Teluk mengeroyok sekutunya.
Dalam pernyataan bersama, negara-negara Teluk itu secara resmi mengkonfirmasi agresi militer mereka ke Sanaa, Yaman.”Memutuskan untuk mengusir milisi Houthi, al-Qaeda dan ISIS (Islamic of State Iraq and Syria) di negara ini,” bunyi pernyataan mereka. (Baca: Agresi Militer Saudi Buat Perang di Yaman Melebar)
Selain Saudi, Uni Emirat Arab (UEA) berkontribusi dengan mengerahkan 30 pesawat jet tempur, Bahrain mengirim 15 pesawat tempur, Kuwait 15 pesawat tempur, Qatar 10 pesawat tempur dan Yordania mengirim enam pesawat tempur.
Pada hari ini, Mesir, Pakistan, Yordania dan Sudan juga menyatakan kesiapan mereka untuk berpartisipasi dalam operasi militer di Yaman. Kelompok oposisi Suriah yang didukung Barat ikut mendukung agresi militer Saudi di Yaman. (Baca juga: Perang Yaman dan Perseteruan Sengit Iran-Saudi)
Sementara itu, Gedung Putih menyatakan, bahwa Washington berkoordinasi erat dengan Arab Saudi dan sekutu regional dalam agresi militer itu. AS yang tidak ikut dalam agresi tetap memasok data intelijen dan dukungan logistik.
(mas)