Uni Eropa Tabuh Genderang Perang Propaganda dengan Rusia

Jum'at, 20 Maret 2015 - 13:55 WIB
Uni Eropa Tabuh Genderang...
Uni Eropa Tabuh Genderang Perang Propaganda dengan Rusia
A A A
BRUSSELS - Uni Eropa menabuh genderang perang propaganda baru dengan Rusia. Uni Eropa sudah sepakat untuk melawan perang propaganda yang telah diluncurkan Kremlin baik dalam kisruh Ukraina maupun krisis lain di Eropa melalui pemberitaan media-media Rusia.

Para pemimpin Uni Eropa telah memberikan persetujuan formal untuk kampanye perang propaganda dengan Rusia pada pertemuan puncak pada hari Kamis kemarin.

Para pejabat Uni Eropa kepada Reuters, bahwa sudah ada selusin pakar komunikasi yang mulai bekerja pada akhir Maret di Brussels. Uni Eropa akan melawan informasi yang salah yang disengaja diatur Kremlin atas peran Rusia dalam setiap masalah, terutama terkait perang di Ukraina timur.

Uni Eropa menerima informasi bahwa Rusia menggelontorkan dana besar untuk para penyiar berita pro-pemerintah Rusia. Dana itu lebih besar dari yang diterima stasiun televisi lokal yang berbasis pada tayangan hiburan. (Baca juga: Eropa Lawan Propaganda Rusia Soal Perang Ukraina)

Para pemimpin Uni Eropa, terutama di negara-negara Baltik, telah khawatir dengan cara Rusia yang memanfaatkan media untuk mendapatkan dukungan dalam menjalankan kebijakan Kremlin.

Selain bersiap untuk perang propaganda, Uni Eropa juga telah sepakat untuk memperpanjang sanksi ekonomi. Tujuannya agar Rusia menghormati dan menjalankan kesepakatan damai Ukraina yang ditandatangani di Minsk, Belarusia.

”Menekankan perlunya untuk menantang kampanye disinformasi yang sedang berlangsung Rusia,” bunyi pernyataan tertulis yang beredar di kalangan pejabat Uni Eropa yang dilihat Reuters, Jumat (20/3/2015).

“Tugas baru yang mendesak untuk dilakukan Unit Brussels (Uni Eropa) adalah mengoreksi dan memeriksa fakta informasi yang salah dan mengembangkan narasi Uni Eropa melalui pesan kunci, artikel, lembaran fakta, infografis, termasuk materi dalam bahasa Rusia,” lanjut pernyataan itu.

Rusia belum merspons soal kebijakan terbaru dari Uni Eropa ini, termasuk soal keputusan untuk memperpanjang sanksi ekonomi. Rusia sebelumnya menuding Amerika Serikat (AS) sebagai biang di balik krisis Ukraina.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1305 seconds (0.1#10.140)