ISIS Jarah dan Hancurkan Kota Asiria, UNESCO Murka
A
A
A
NEW YORK - Badan PBB yang mengurusi konservasi peninggalan sejarah, UNESCO, mengutuk keras tindakan ISIS yang menghancurkan dan menjarah kota kuno Asiria di Nimrud, Irak. UNESCO menyebut, apa yang dilakukan ISIS setara dengan melakukan kejahatan perang.
Kepala UNESCO, Irina Bokova menyatakan telah melakukan kontak dengan Dewan Keamanan PBB dan Mahkamah Pidana Internasional untuk membahas masalah ini. Menurutnya, seperti dilansir Al Arabiya, Jumat (6/3/2015), para pentinggi agama dan politik harus turut bersuara dan menyerukan kecaman atas insiden ini.
"Kita tidak bisa tinggal diam. Perusakan warisan budaya secara sengaja, sama saja dengan melakukan kejahatan perang. Saya menyerukan kepada seluruh pemimpin agama dan politik, khususnya yang berada di daerah itu untuk turut bersuara," ucap Bokova.
"Mereka harus turut bediri, dan mengingatkan kepada semua orang, bahwa tidak ada pembenaran sama sekali, baik secara politik atau agama atas tindakan ISIS yang menghancurkan situas budaya dunia," imbuhnya.
Bokova menegaskan, pihaknya akan melakukan semua cara untuk bisa melindungi seluruh warisan budaya yang ada di Irak. "Kami juga akan memimpin perang terhadap penjualan artefak di pasar gelap. Penjualan artefak itu secara tidak langsung telah memberikan kontribusi besar terhadap terorisme," tambahnya.
Menurut pejabat setempat, ISIS meratakan kota tersebut dengan menggunakan kendaraan berat. Selain menghancurkan kota, kelompok pimpinan Abu Bakar al-Baghdadi itu menjarah semua artefak yang ada untuk dijual di pasar gelap.
Kepala UNESCO, Irina Bokova menyatakan telah melakukan kontak dengan Dewan Keamanan PBB dan Mahkamah Pidana Internasional untuk membahas masalah ini. Menurutnya, seperti dilansir Al Arabiya, Jumat (6/3/2015), para pentinggi agama dan politik harus turut bersuara dan menyerukan kecaman atas insiden ini.
"Kita tidak bisa tinggal diam. Perusakan warisan budaya secara sengaja, sama saja dengan melakukan kejahatan perang. Saya menyerukan kepada seluruh pemimpin agama dan politik, khususnya yang berada di daerah itu untuk turut bersuara," ucap Bokova.
"Mereka harus turut bediri, dan mengingatkan kepada semua orang, bahwa tidak ada pembenaran sama sekali, baik secara politik atau agama atas tindakan ISIS yang menghancurkan situas budaya dunia," imbuhnya.
Bokova menegaskan, pihaknya akan melakukan semua cara untuk bisa melindungi seluruh warisan budaya yang ada di Irak. "Kami juga akan memimpin perang terhadap penjualan artefak di pasar gelap. Penjualan artefak itu secara tidak langsung telah memberikan kontribusi besar terhadap terorisme," tambahnya.
Menurut pejabat setempat, ISIS meratakan kota tersebut dengan menggunakan kendaraan berat. Selain menghancurkan kota, kelompok pimpinan Abu Bakar al-Baghdadi itu menjarah semua artefak yang ada untuk dijual di pasar gelap.
(esn)