Terkait Penyadapan, Menlu: Itu Isu Lama
A
A
A
JAKARTA - Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Marsudi menanggapi dengan santai isu penyadapan yang dilakukan oleh pemerintah Australia dan juga Selandia Baru. Menurut Retno, itu adalah isu lama yang kembali dihembuskan.
"Itu isu lama yang kemudian dikeluarkan lagi saat ini. Sejauh ini saya tidak melihat ada sesuatu yang baru," ucap Retno saat ditemui awak media di kantor Kementerian Luar Negeri, Jakarta, Jumat (6/3/2015).
"Saya belum dalami, tapi saya cek itu adalah isu lama yang dimunculkan kembali," Retno menambahkan. Isu ini kembali mencuat setelah beberapa media di Australia dan Selandia Baru mengangkat dokumen yang dirilis oleh bekas kontraktor NSA, Edward Snowden.
Menurut bocoran dokumen rahasia Snowden, Selain Indonesia, mata-mata elektronik Australia (ASD) dan Biro Keamanan dan Komunikasi Selandia Baru (GCSB) juga melakuan spionase elektronik terhadap negara-negara kecil di kawasan Pasifik, seperti Fiji, Papua Nugini, Kepulauan Solomon, Nauru, Samoa, Vanuatu, Kiribati, Kaledonia Baru, Tonga, dan Polinesia.
Menurut Snowden, Telkomsel jadi target ASD karena jaringan telepon selular Indonesia itu melayani lebih dari 122 juta pelanggan.
"Itu isu lama yang kemudian dikeluarkan lagi saat ini. Sejauh ini saya tidak melihat ada sesuatu yang baru," ucap Retno saat ditemui awak media di kantor Kementerian Luar Negeri, Jakarta, Jumat (6/3/2015).
"Saya belum dalami, tapi saya cek itu adalah isu lama yang dimunculkan kembali," Retno menambahkan. Isu ini kembali mencuat setelah beberapa media di Australia dan Selandia Baru mengangkat dokumen yang dirilis oleh bekas kontraktor NSA, Edward Snowden.
Menurut bocoran dokumen rahasia Snowden, Selain Indonesia, mata-mata elektronik Australia (ASD) dan Biro Keamanan dan Komunikasi Selandia Baru (GCSB) juga melakuan spionase elektronik terhadap negara-negara kecil di kawasan Pasifik, seperti Fiji, Papua Nugini, Kepulauan Solomon, Nauru, Samoa, Vanuatu, Kiribati, Kaledonia Baru, Tonga, dan Polinesia.
Menurut Snowden, Telkomsel jadi target ASD karena jaringan telepon selular Indonesia itu melayani lebih dari 122 juta pelanggan.
(esn)