NSA Curi Kunci Enkripsi, Pengguna Ponsel Rawan Disadap

Jum'at, 20 Februari 2015 - 18:22 WIB
NSA Curi Kunci Enkripsi, Pengguna Ponsel Rawan Disadap
NSA Curi Kunci Enkripsi, Pengguna Ponsel Rawan Disadap
A A A
MOSKOW - Sebuah dokumen rahasia menyebut bahwa NSA dan GCHQ pernah mencuri kunci enkripsi Subscriber Identity Module (SIM) yang membuat para pengguna ponsel di seluruh dunia rawan disadap.

Dokumen rahasia itu dibocorkan Edward Joseph Snowden, bekas kontraktor Badan Keamanan Nasional (NSA) Amerika Serikat (AS). Snowden yang bersembunyi di Rusia telah jadi buron intelijen AS karena membocorkan penyadapan global NSA.

Menurut dokumen rahasia dari Snowden, mata-mata AS dan Inggris telah menyusup ke jaringan perusahaan keamanan digital Gemalto untuk mencuri kunci enkripsi SIM yang berfungsi untuk melindungi privasi komunikasi ponsel di seluruh dunia.

Dokumen Snowden itu pertama kali dirilis Intercept, hari Kamis(19/2/2015) kemarin. Ulah NSA dan GCHQ itu, menurut Snowden terjadI tahun 2010. Pelanggaran itu memungkinkan NSA dan GCHQ diam-diam memantau komunikasi ponsel, termasuk panggilan telepon, SMS dan e-mail.

Perusahaan Gemalto yang membuat SIM ponsel berbasis di Amsterdam, Belanda. Perushaan ini pernah mengakui jadi target serangan cyber. Beberapa anak perusahaan Gemalto menyebar di seluruh dunia. Klien Gemalto antara lain, AT & T, T-Mobile, Verizon, Sprint, dan sekitar 450 penyedia jaringan nirkabel di seluruh dunia.

”Dengan pencurian kunci enkripsi, badan-badan intelijen dapat memantau komunikasi mobile tanpa mencari atau menerima persetujuan dari perusahaan telekomunikasi dan pemerintah asing,” tulis Intercept, mengacu pada bocoran dokumen Snowden.

Gemalto sendiri tidak menyadari pelanggaran NSA itu. Paul Beverly, Wakil Presiden Eksekutif Gemalto, angkat bicara soal bocoran dokumen Snowden. ”Hal yang paling penting bagi kita sekarang adalah untuk memahami tingkat pelanggaran tersebut. Saya terganggu, sangat prihatin bahwa hal ini terjadi,” katanya.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7092 seconds (0.1#10.140)
pixels