Kerabatnya Dipenggal ISIS, Ini Curhat Pilu Keluarga Mesir
A
A
A
KAIRO - Setelah kelompok ISIS merilis video pemenggalan 21 warga Kristen Koptik Mesir, perasaan kerabat korban hancur. Mereka menyampaikan curahan hati (Curhat) memilukan tentang kisah hidup para korban.
Di sebuah gereja tanpa atap, di sebuah desa miskin di Mesir selatan, para kerabat dari para pria yang dieksekusi algojo Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) di Libya, memanjatkan doa.
Sebagian dari mereka menuntut pembalasan atas kematian keluarga mereka. Ke-21 warga Kristen Koptik Mesir itu diculik di Libya pada Januari lalu ketika Libya dilanda kekacauan. Pada hari Minggu lalu, ISIS tiba-tiba merilis video eksekusi terhadap mereka.
”Anak saya berangkat ke Libya 40 hari yang lalu, setelah menyelesaikan dinas militernya,” kata Boshra, seorang PNS berusia 50-an tahun yang bercerita nasib tragis putranya, Kirollos, 22, yang dieksekusi ISIS.
”Dia pergi untuk mendapatkan uang, agar ia bisa menikah,” lanjut dia.”Dia menikah di surga, di mana ia akan bertemu dengan Kristus,” imbuh Boshra, sambil menangis, seperti dilansir AFP, Selasa (17/2/2015).
Para kerabat korban ISIS lainnya menangis meratapi nasib keluarganya. Beberapa di antaranya tidak bisa menahan diri ketika emosinya meledak-ledak karena teringat video eksekusi itu.
Warga Kristen Koptik sejatinya hanya kaum minoritas di Mesir, yakni sekitar 10 persen dari jumlah populasi di negara itu. Presiden Mesir, Abdel Fattah el-Sisi sudah memerintahkan militernya untuk membalas dendam. Kemarin, sekitar 40 militan di Libya tewas dibombardir pesawat jet tempur Mesir dalam misi balas dendam.
Di sebuah gereja tanpa atap, di sebuah desa miskin di Mesir selatan, para kerabat dari para pria yang dieksekusi algojo Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) di Libya, memanjatkan doa.
Sebagian dari mereka menuntut pembalasan atas kematian keluarga mereka. Ke-21 warga Kristen Koptik Mesir itu diculik di Libya pada Januari lalu ketika Libya dilanda kekacauan. Pada hari Minggu lalu, ISIS tiba-tiba merilis video eksekusi terhadap mereka.
”Anak saya berangkat ke Libya 40 hari yang lalu, setelah menyelesaikan dinas militernya,” kata Boshra, seorang PNS berusia 50-an tahun yang bercerita nasib tragis putranya, Kirollos, 22, yang dieksekusi ISIS.
”Dia pergi untuk mendapatkan uang, agar ia bisa menikah,” lanjut dia.”Dia menikah di surga, di mana ia akan bertemu dengan Kristus,” imbuh Boshra, sambil menangis, seperti dilansir AFP, Selasa (17/2/2015).
Para kerabat korban ISIS lainnya menangis meratapi nasib keluarganya. Beberapa di antaranya tidak bisa menahan diri ketika emosinya meledak-ledak karena teringat video eksekusi itu.
Warga Kristen Koptik sejatinya hanya kaum minoritas di Mesir, yakni sekitar 10 persen dari jumlah populasi di negara itu. Presiden Mesir, Abdel Fattah el-Sisi sudah memerintahkan militernya untuk membalas dendam. Kemarin, sekitar 40 militan di Libya tewas dibombardir pesawat jet tempur Mesir dalam misi balas dendam.
(mas)