Valentine Day di Kanada Nyaris Diwarnai Pembunuhan Massal
A
A
A
NOVA SCOTIA - Perayaan Valentine Day di Kanada nyaris diwarnai aksi pembunuhan massal. Beruntung, Kepolisian Nova Scotia, Kanada, berhasil menggagalkan rencana itu.
Sebelum serangan dimulai, para polisi sudah bergerak cepat. Tiga tersangka yang merencanakan pembunuhan massal telah ditangkap. Sedangkan satu tersangka lainnya ditemukan tewas yang diduga karena bunuh diri.
Polisi Kanada menolak menyebut rencana itu sebagai bagian dari aksi “teroris”. “Seorang pria dan seorang wanita merencanakan untuk pergi ke mal di Halifax pada tanggal 14 Februari dengan tujuan mengumbar tembakan untuk membunuh warga, dan kemudian membunuh dirinya sendiri,” bunyi pernyataan Kepolisian Kanada (RCMP).
Seorang pejabat polisi senior, menegaskan bahwa kedua tersangka memiliki rencana untuk pergi ke mal untuk melaksanakan penembakan massal pada Hari Valentine.
Polisi menegaskan, bahwa rencana pembunuhan massal itu tidak terkait dengan teror atas nama agama.”Saya tidak akan menggambarkannya sebagai tindakan terorisme. Saya akan menggolongkan sebagai sekelompok individu yang memiliki beberapa keyakinan dan bersedia untuk melakukan tindakan kekerasan terhadap warga,” kata Komandan Polisi Nova Scotia, Brian Brennan, seperti dilansir Russia Today, Sabtu (14/2/2015).
Semua tersangka tang ditangkap sudah ditahan. ”Kami percaya, bahwa kami telah menangkap semua individu yang terkait dalam rencana ini dan telah menghilangkan ancaman. Kami tidak mencari tersangka lebih lanjut untuk saat ini dalam kaitannya dengan penyelidikan,” imbuh Brennan, dalam konferensi pers.
Sebelum serangan dimulai, para polisi sudah bergerak cepat. Tiga tersangka yang merencanakan pembunuhan massal telah ditangkap. Sedangkan satu tersangka lainnya ditemukan tewas yang diduga karena bunuh diri.
Polisi Kanada menolak menyebut rencana itu sebagai bagian dari aksi “teroris”. “Seorang pria dan seorang wanita merencanakan untuk pergi ke mal di Halifax pada tanggal 14 Februari dengan tujuan mengumbar tembakan untuk membunuh warga, dan kemudian membunuh dirinya sendiri,” bunyi pernyataan Kepolisian Kanada (RCMP).
Seorang pejabat polisi senior, menegaskan bahwa kedua tersangka memiliki rencana untuk pergi ke mal untuk melaksanakan penembakan massal pada Hari Valentine.
Polisi menegaskan, bahwa rencana pembunuhan massal itu tidak terkait dengan teror atas nama agama.”Saya tidak akan menggambarkannya sebagai tindakan terorisme. Saya akan menggolongkan sebagai sekelompok individu yang memiliki beberapa keyakinan dan bersedia untuk melakukan tindakan kekerasan terhadap warga,” kata Komandan Polisi Nova Scotia, Brian Brennan, seperti dilansir Russia Today, Sabtu (14/2/2015).
Semua tersangka tang ditangkap sudah ditahan. ”Kami percaya, bahwa kami telah menangkap semua individu yang terkait dalam rencana ini dan telah menghilangkan ancaman. Kami tidak mencari tersangka lebih lanjut untuk saat ini dalam kaitannya dengan penyelidikan,” imbuh Brennan, dalam konferensi pers.
(mas)