Perkenalkan, Denis Sipan Sniper Cantik Penumpas ISIS
A
A
A
KOBANE - Namanya Denis Sipan. Umurnya belum jelas, namun perawakannya masih muda. Saban harinya wanita cantik ini menenteng senjata untuk menumpas para militan ISIS di Kobane, kota perbatasan Suriah dan Turki.
Denis Sipan semula adalah guru. Tapi, dia terpanggil untuk berperang mengusir kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) dengan menjadi penembak jitu alias sniper.
Denis kini berbagi senapan dengan para petani dan ibu rumah tangga di Kobane yang sama-sama bertekad menumpas militan ISIS di Tanah Air mereka.
Perjuangan orang-orang seperti Denis dan para pejuang lain di Kobane tidak sia-sia. Mereka kini berhasil merebut 50 desa di Kobane yang sebelumnya dikuasai ISIS.
Denis meninggalkan pekerjaannya sebagai guru SD sejak lima bulan lalu. Dia kini menjadi sniper pasukan kurdi Suriah (YPG). ”Jika kita tidak melakukannya, seluruh tempat akan penuh militan ISIS, dan mereka akan menghancurkan segala sesuatu,” kata Denis kepada CBS News.
Ketika ditanya apakah dia akan kembali mengajar sebagai guru jika kalah dalam pertempuran, Denis menjawab; "Saya tidak berpikir itu akan terjadi.” “Saya harus melindungi diri, teman-teman saya, orang-orang saya, dan negara saya,” katanya lagi, yang juga dilansir Mail Online, Kamis (5/2/2015).
Dia mengaku memperoleh senapan itu dengan membeli di pasar gelap. Tadi malam, Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia mengatakan pasukan YPG, yang didukung para pejuang wanita berhasil membuat ISIS gentar. ”Begitu YPG masuk ke desa, ISIS menarik diri pejuangnya,” kata Direktur Observatorium, Rami Abdel Rahman.
Denis Sipan semula adalah guru. Tapi, dia terpanggil untuk berperang mengusir kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) dengan menjadi penembak jitu alias sniper.
Denis kini berbagi senapan dengan para petani dan ibu rumah tangga di Kobane yang sama-sama bertekad menumpas militan ISIS di Tanah Air mereka.
Perjuangan orang-orang seperti Denis dan para pejuang lain di Kobane tidak sia-sia. Mereka kini berhasil merebut 50 desa di Kobane yang sebelumnya dikuasai ISIS.
Denis meninggalkan pekerjaannya sebagai guru SD sejak lima bulan lalu. Dia kini menjadi sniper pasukan kurdi Suriah (YPG). ”Jika kita tidak melakukannya, seluruh tempat akan penuh militan ISIS, dan mereka akan menghancurkan segala sesuatu,” kata Denis kepada CBS News.
Ketika ditanya apakah dia akan kembali mengajar sebagai guru jika kalah dalam pertempuran, Denis menjawab; "Saya tidak berpikir itu akan terjadi.” “Saya harus melindungi diri, teman-teman saya, orang-orang saya, dan negara saya,” katanya lagi, yang juga dilansir Mail Online, Kamis (5/2/2015).
Dia mengaku memperoleh senapan itu dengan membeli di pasar gelap. Tadi malam, Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia mengatakan pasukan YPG, yang didukung para pejuang wanita berhasil membuat ISIS gentar. ”Begitu YPG masuk ke desa, ISIS menarik diri pejuangnya,” kata Direktur Observatorium, Rami Abdel Rahman.
(mas)