Mariupol Dibombardir, Rusia Dihujani Kecaman Barat
A
A
A
KIEV - Rusia “dihujani” kecaman dari negara-negara Barat setelah dianggap ikut bertanggung jawab atas pemboman di Mariupol, Ukraina yang menewaskan 30 warga sipil dan melukai 100 lainnya.
Sementara itu, Ukraina, pada Senin (26/1/2015), mengkalim memiliki bukti berupa hasil penyadapan telepon. Menurut pemerintah Ukraina, dalam percakapan telepon yang disadap itu, milisi Rusia terbukti mendukung pemboman dengan roket oleh separatis Ukraina di wilayah pelabuhan Ukraina tenggara itu.
Amerika Serikat (AS) dan negara-negara Eropa kompak mengecam Rusia. Presiden AS, Barack Obama, menyalahkan Moskow atas pemboman di Mariupol. “AS bekerja dengan mitra kami Eropa untuk meningkatkan tekanan pada Rusia,” kata Obama. (Baca: Mariupol Dibombardir, Puluhan Tewas)
”Kami sangat prihatin tentang serangan terbaru di sela-sela gencatan senjata dan agresi separatis ini didukung oleh Rusia, oleh peralatan Rusia. Dibiayai Rusia dan dibantu tentara Rusia,” lanjut Obama.
Menteri Luar Negeri Inggris, Philip Hammond, mengecam serangan di Mariupol dan serangan sebelumnya terhadap bus di Ukraina timur yang menewaskan 13 orang. Hammond mendesak Moskow untuk mengakhiri dukungannya terhadap separatis Ukraina.
”Saya mengutuk dalam istilah terkuat terhadap Rusia yang mendukung serangan separatis kemarin di pelabuhan Laut Hitam Mariupol yang menewaskan sedikitnya 30 warga sipil tak berdosa, termasuk anak-anak, dan melukai banyak lainnya. Pikiran saya tertuju pada korban, teman-teman dan keluarga mereka,” kata Hammond, seperti dikutip news.com.au.
Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa, Federica Mogherini, mendesak Rusia untuk menggunakan pengaruhnya terhadap separatis di Ukraina timur agar menciptakan perdamaian. Dia menyerukan negara-negara Eropa melakukan pertemuan darurat untuk menyikapi krisis di Ukraina yang belum reda ini.
Sementara itu, Ukraina, pada Senin (26/1/2015), mengkalim memiliki bukti berupa hasil penyadapan telepon. Menurut pemerintah Ukraina, dalam percakapan telepon yang disadap itu, milisi Rusia terbukti mendukung pemboman dengan roket oleh separatis Ukraina di wilayah pelabuhan Ukraina tenggara itu.
Amerika Serikat (AS) dan negara-negara Eropa kompak mengecam Rusia. Presiden AS, Barack Obama, menyalahkan Moskow atas pemboman di Mariupol. “AS bekerja dengan mitra kami Eropa untuk meningkatkan tekanan pada Rusia,” kata Obama. (Baca: Mariupol Dibombardir, Puluhan Tewas)
”Kami sangat prihatin tentang serangan terbaru di sela-sela gencatan senjata dan agresi separatis ini didukung oleh Rusia, oleh peralatan Rusia. Dibiayai Rusia dan dibantu tentara Rusia,” lanjut Obama.
Menteri Luar Negeri Inggris, Philip Hammond, mengecam serangan di Mariupol dan serangan sebelumnya terhadap bus di Ukraina timur yang menewaskan 13 orang. Hammond mendesak Moskow untuk mengakhiri dukungannya terhadap separatis Ukraina.
”Saya mengutuk dalam istilah terkuat terhadap Rusia yang mendukung serangan separatis kemarin di pelabuhan Laut Hitam Mariupol yang menewaskan sedikitnya 30 warga sipil tak berdosa, termasuk anak-anak, dan melukai banyak lainnya. Pikiran saya tertuju pada korban, teman-teman dan keluarga mereka,” kata Hammond, seperti dikutip news.com.au.
Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa, Federica Mogherini, mendesak Rusia untuk menggunakan pengaruhnya terhadap separatis di Ukraina timur agar menciptakan perdamaian. Dia menyerukan negara-negara Eropa melakukan pertemuan darurat untuk menyikapi krisis di Ukraina yang belum reda ini.
(mas)