Separatis: Serangan di Mariupol Bentuk Provokasi Kiev
A
A
A
DONETSK - Separatis pro-Rusia membantah bahwa mereka yang berada di balik serangan roket yang menghantam Mariupol. Separatis menegaskan, mereka belum memiliki senjata untuk bisa melakukan serangan semacam itu.
"Milisi kami tidak memiliki sistem senjata yang mumpuni untuk bisa melakukan serangan semacam itu. Posisi kami saat itu terlalu jauh untuk melakukan serangan," ucap seorang juru bicara separatis, seperti dilansir Russia Today, Minggu (25/1/2015).
Dirinya justru menyatakan, berdasarkan informasi yang dia terima, serangan itu berasal dari wilayah yang dikuasi oleh pasukan Ukraina. "Menurut intelijen kami, artileri ditembakkan dari lingkungan stariy Krim (sekitar 10 kilometer dari pusat kota Mariupol), dimana pasukan Ukaina ditempatkan," ucapnya.
"Kami percaya serangan itu adalah bentuk provokasi yang dilakukan oleh pasukan Ukraina," imbuhnya. Pernyataan serupa juga diutarakan oleh Wakil ketua Parlemen Donetsk, Denis Pushilin, yang menyebut serangan itu sebagai bentuk provokasi terbaru dari Ukraina.
Pushilin menyebut serangan itu sebagai trik pemerintah Ukraina untuk memuluskan langkah mereka agar bisa terus mengirimkan pasukan ke wilayah Ukraina timur. "Serangan itu ditujukan untuk mendorong kebijakan militer mereka (Ukraina)," ucap Pushilin.
"Milisi kami tidak memiliki sistem senjata yang mumpuni untuk bisa melakukan serangan semacam itu. Posisi kami saat itu terlalu jauh untuk melakukan serangan," ucap seorang juru bicara separatis, seperti dilansir Russia Today, Minggu (25/1/2015).
Dirinya justru menyatakan, berdasarkan informasi yang dia terima, serangan itu berasal dari wilayah yang dikuasi oleh pasukan Ukraina. "Menurut intelijen kami, artileri ditembakkan dari lingkungan stariy Krim (sekitar 10 kilometer dari pusat kota Mariupol), dimana pasukan Ukaina ditempatkan," ucapnya.
"Kami percaya serangan itu adalah bentuk provokasi yang dilakukan oleh pasukan Ukraina," imbuhnya. Pernyataan serupa juga diutarakan oleh Wakil ketua Parlemen Donetsk, Denis Pushilin, yang menyebut serangan itu sebagai bentuk provokasi terbaru dari Ukraina.
Pushilin menyebut serangan itu sebagai trik pemerintah Ukraina untuk memuluskan langkah mereka agar bisa terus mengirimkan pasukan ke wilayah Ukraina timur. "Serangan itu ditujukan untuk mendorong kebijakan militer mereka (Ukraina)," ucap Pushilin.
(esn)