Di Depan Barat Puji Raja Abdullah, di Belakang Bongkar Aib

Sabtu, 24 Januari 2015 - 08:50 WIB
Di Depan Barat Puji...
Di Depan Barat Puji Raja Abdullah, di Belakang Bongkar Aib
A A A
WASHINGTON - Para pemimpin negara-negara Barat kompak memuji Abdullah bin Abdulaziz, 90, Raja Arab Saudi yang meninggal kemarin. Tapi, di belakang Abdullah, negara-negara Barat sebenarnya membongkar aib raja negeri kaya minyak itu.

Presiden Amerika Serikat (AS), Barack Obama, memuji Raja Abdullah sebagai sosok pemberani. Begitu juga Menteri Luar Negeri AS, John Kerry yang menyampaikan pujian serupa. ”(Raja Abdullah) sebagai mitra berani dalam memerangi ekstrimisme yang keras, dan terbukti menjadi pendukung perdamaian,” puji Kerry.

Tapi, di belakang pujian itu kabel diplomatik AS yang dibocorkan situs antikerahasiaan, WikiLeaks, mengungkap “borok” Abdullah. “Sebelum undang-undang 2013 yang melarang pendanaan teroris, Arab Saudi telah digambarkan sebagai donatur yang paling signifikan untuk kelompok teroris Sunni di seluruh dunia,” bunyi bocoran kabel diplomatik yang dibocorkan WikiLeaks, semalam.

Mantan Menteri Pertahanan AS, Chuck Hagel, memuji Raja Abdullah, sebagai corong toleransi, moderasi dan perdamaian.

Tapi, lagi-lagi kabel diplomatik AS, mengungkap bahwa Raja Saudi yang meninggal kemarin itu pernah mendesak AS untuk menyerang Iran untuk menghancurkan program nuklirnya.

“Abdullah tercatat pernah mengatakan kepada Amerika untuk ‘memotong kepala ular’ dalam pertemuan tahun 2008 dengan Jenderal David Petraeus,” lanjut bocoran kabel diplomatik AS.

Pujian yang hampir sama juga disampaikan Pangeran Charles yang mengaku menjadi teman dekat Abdullah. Sedangkan mantan Perdana Menteri Inggris, Tony Blair, mengaku kagum dengan Raja Abdullah.

”Saya mengenalnya dengan baik dan sangat mengaguminya. Meskipun ada gejolak di wilayah sekitarnya, dia tetap menjadi sekutu yang stabil dan sehat,” kata Blair.

Meski mereka mengeluarkan pujian, tapi kelompok HAM Barat, seperti Human Right Watch (HRW), pernah melansir data, bahwa Raja Abdullah tidak mampu mengurangi pelanggaran rutin di kerjaannya.

“Kemajuan marjinal yang gagal untuk mengamankan hak-hak dasar warga negara Saudi untuk kebebasan berekspresi, berserikat, dan berkumpul. Abdullah tidak dapat mengurangi pelanggaran hak itu, termasuk praktik hukum cambuk bagi tertuduh pembangkang dan eksekusi bagi tertuduh pelaku ilmu sihir,” bunyi rilis HRW.

Di media sosial, seperti Twitter, para netizen menganggap pujian para pemimpin Barat kepada Raja Abdullah itu tak ubahnya sebagai perilaku munafik. Karena di belakang Abdullah, data “aib” kepemimpinan Abdullah diungkap.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 2.2265 seconds (0.1#10.140)