Ancam Penggal Dua Warga Jepang, AS Kutuk ISIS
A
A
A
WASHINGTON - Pemerintah Amerika Serikat (AS) ikut mengutuk ISIS yang mengancam akan memenggal dua warga Jepang yang mereka sandera.
Dua warga Jepang, Haruna Yukawa dan Kenji Goto, telah dimunculkan algojo kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Algojo itu mengultimatum Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe agar menebus dua warganya sebesar US$200 juta atau sekitar Rp2,5 triliun. (Baca: Sandera Dua Warga Jepang, ISIS Minta Tebusan Rp2,5 Triliun)
Juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Jennifer Psaki, dalam sebuah pernyataan menyerukan kepada ISIS agar membebaskan dua sandera asal Jepang dan semua sandera.
”Amerika Serikat sangat mendukung Jepang dalam hal ini. Kami berdiri dalam solidaritas dengan Jepang dan berkoordinasi erat,” kata Psaki, seperti dikutip Reuters, Rabu (21/1/2015).
Dua warga Jepang itu dimunculkan dalam video. Keduanya tampak berlutut dan mengenakan kaus oranye. Di belakang mereka berdiri algojo ISIS dengan penutup muka dan berpakaian hitam. Algojo itu menggenggam pisau, sembari menyampaikan ultimatum kepada Shinzo Abe.
”Anda (Abe) saat ini memiliki waktu 72 jam untuk menekan pemerintah Anda agar membuat keputusan yang bijaksana dengan membayar US$ 200 juta untuk menyelematkan warga Anda,” kata algojo ISIS.
Abe sendiri kemarin merespons cepat ancaman ISIS. Dia menegaskan tidak akan tunduk pada terorisme. Namun, dia belum memutuskan apakah akan membayar uang tebusan sebesar itu atau tidak.
Dua warga Jepang, Haruna Yukawa dan Kenji Goto, telah dimunculkan algojo kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Algojo itu mengultimatum Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe agar menebus dua warganya sebesar US$200 juta atau sekitar Rp2,5 triliun. (Baca: Sandera Dua Warga Jepang, ISIS Minta Tebusan Rp2,5 Triliun)
Juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Jennifer Psaki, dalam sebuah pernyataan menyerukan kepada ISIS agar membebaskan dua sandera asal Jepang dan semua sandera.
”Amerika Serikat sangat mendukung Jepang dalam hal ini. Kami berdiri dalam solidaritas dengan Jepang dan berkoordinasi erat,” kata Psaki, seperti dikutip Reuters, Rabu (21/1/2015).
Dua warga Jepang itu dimunculkan dalam video. Keduanya tampak berlutut dan mengenakan kaus oranye. Di belakang mereka berdiri algojo ISIS dengan penutup muka dan berpakaian hitam. Algojo itu menggenggam pisau, sembari menyampaikan ultimatum kepada Shinzo Abe.
”Anda (Abe) saat ini memiliki waktu 72 jam untuk menekan pemerintah Anda agar membuat keputusan yang bijaksana dengan membayar US$ 200 juta untuk menyelematkan warga Anda,” kata algojo ISIS.
Abe sendiri kemarin merespons cepat ancaman ISIS. Dia menegaskan tidak akan tunduk pada terorisme. Namun, dia belum memutuskan apakah akan membayar uang tebusan sebesar itu atau tidak.
(mas)