Ini Sosok di Balik Tindakan Radikal Kouachi Bersaudara
A
A
A
PARIS - Sebelum bertolak ke Yaman untuk bergabung dengan al-Qaeda, Kouachi bersaudara, pelaku penyerangan kantor surat kabar Charlie Hebdo ternyata terlebih mendapat "pendidikan" dari seorang ulama radikal di Paris. Menurut media setempat, pria tersebut diketahui bernama Farid Benyettou (32).
Melansir Al Arabiya, Selasa (13/1/2015), Benyettou dilaporkan bertemu dengan Kouachi bersaudara di awal 2000-an. Ketika itu dirinya masih tergabung dengan Filiere des Buttes Chaumont, sebuah kelompok yang merekrut dan mengirim militan ke Irak, dan beberapa negara Timur Tengah lainnya.
Saat itu, Benyettou juga merupakan seorang pengkhotbah di masjid Adda'wa di Paris. Benyettou rajin memberikan pemahaman radikal kepada jamaah masjid tersebut, termasuk di dalamnya Kouachi bersaudara.
Pada tahun 2008 dirinya ditangkap kepolisian Prancis karena merekrut, mencuci otak dan mengirimkan militan. Benyettou akhirnya bebas dari penjara pada tahun 2014.
Saat ini pria 32 tahun itu bekerja di sebuah rumah sakit Pitié-Salpetriere di Paris. Rumah sakit tempat Benyettou bekerja adalah rumah sakit rujukan para korban serangan Charlie Hebdo.
Seorang dokter di rumah sakit tersebut mengaku terkejut akan fakta bahwa salah satu stafnya adalah orang yang mencucui otak penyerang Charlie Hebdo. Dia mempertanyakan mengapa orang dengan latar belakang seperti itu bisa bekerja di Pitié-Salpetriere.
"Mustahil untuk membayangkan orang ini, yang mana disebut sebagai salah satu mentor utama Kouachi bersaudara, ternyata bekerja di rumah sakit ini. Mungkin dirinya adalah orang yang merawat mayoritas korban anak didiknya itu," ucap dokter tersebut dalam kondisi anonim.
"Saya juga membayangkan apa yang terjadi di rumah sakit ini, apakah mereka tidak menyadari masa lalunya," tambahnya. Benyettou sendiri diketahui tidak masuk kerja pada saat serangan terhadap Charlie Hebdo berlangsung.
Melansir Al Arabiya, Selasa (13/1/2015), Benyettou dilaporkan bertemu dengan Kouachi bersaudara di awal 2000-an. Ketika itu dirinya masih tergabung dengan Filiere des Buttes Chaumont, sebuah kelompok yang merekrut dan mengirim militan ke Irak, dan beberapa negara Timur Tengah lainnya.
Saat itu, Benyettou juga merupakan seorang pengkhotbah di masjid Adda'wa di Paris. Benyettou rajin memberikan pemahaman radikal kepada jamaah masjid tersebut, termasuk di dalamnya Kouachi bersaudara.
Pada tahun 2008 dirinya ditangkap kepolisian Prancis karena merekrut, mencuci otak dan mengirimkan militan. Benyettou akhirnya bebas dari penjara pada tahun 2014.
Saat ini pria 32 tahun itu bekerja di sebuah rumah sakit Pitié-Salpetriere di Paris. Rumah sakit tempat Benyettou bekerja adalah rumah sakit rujukan para korban serangan Charlie Hebdo.
Seorang dokter di rumah sakit tersebut mengaku terkejut akan fakta bahwa salah satu stafnya adalah orang yang mencucui otak penyerang Charlie Hebdo. Dia mempertanyakan mengapa orang dengan latar belakang seperti itu bisa bekerja di Pitié-Salpetriere.
"Mustahil untuk membayangkan orang ini, yang mana disebut sebagai salah satu mentor utama Kouachi bersaudara, ternyata bekerja di rumah sakit ini. Mungkin dirinya adalah orang yang merawat mayoritas korban anak didiknya itu," ucap dokter tersebut dalam kondisi anonim.
"Saya juga membayangkan apa yang terjadi di rumah sakit ini, apakah mereka tidak menyadari masa lalunya," tambahnya. Benyettou sendiri diketahui tidak masuk kerja pada saat serangan terhadap Charlie Hebdo berlangsung.
(esn)