Penumpang Etihad Airways Tewas setelah Delay 13 Jam
A
A
A
ABU DHABI - Seorang penumpang pesawat Etihad Airways tewas di dalam pesawat. Pesawat ini sebelumnya terdampar di landasan bandara Abu Dhabi dan mengalami delay hingga 13 jam karena kabut.
Insiden horror ini terjadi akhir pekan lalu. Pesawat itu terbang dari Abu Dhabi menuju Dusseldorf, Jerman.
Sebelum mendarat mulus di Dusseldorf, Jerman, pesawat dengan nomor penerbangan EY23 itu terpaksa mendarat darurat di Wina, Austria, karena seorang penumpangnya tewas di pesawat.
Pihak maskapai telah merilis pernyataan untuk Khaleej Times.”Etihad Airways mengalami (penundaan) parah yang belum pernah terjadi sebelumnya akibat gangguan yang mempengaruhi penerbangan pada hari Sabtu, bandara Abu Dhabi ditutup karena kabut di jam-jam pagi,” demikian pernyataan maskapai Etihad Arways.
“(Penerbangan) EY23 ke Dusseldorf adalah salah satu penerbangan yang paling terpengaruh oleh penutupan landasan pacu dan penundaan berdampak pada semua maskapai,” lanjut pernyataan itu.
”Selama berada di landasan, untuk menunggu izin untuk lepas landas, Etihad Airways menyediakan minuman kepada penumpang dan informasi tentang alasan penundaan,” sambung pernyataan maskapai.
Penumpang yang tewas dalam penerbangan itu adalah seorang pria berusia 73 tahun. ”Setelah menjaga penumpang di pesawat selama lebih dari 13 jam semalam, EY23 melakukan penerbangan ke Dusseldorf. Dan baru saja dialihkan ke Wina dengan seorang penumpang menerima CPR dari kru,” kata seorang penumpang, melalui surat elektronik kepada The National, dalam kondisi anonim.
CPR adalah cardiopulmonary resuscitation, sebuah teknik penyelamatan hidup penumpang di pesawat yang dilakukan kru atau awak pesawat.
Pada hari Minggu lalu, seorang juru bicara Etihad Airways telah mengkonfirmasi kematian salah satu penumpangnya itu.”Etihad Airways EY23 melakukan penerbangan dari Abu Dhabi ke Dusseldorf telah dialihkan ke Wina pada Sabtu, 3 Januari, 2015, karena untuk keadaan darurat medis di pesawat. Yang melibatkan seorang penumpang laki-laki berusia 73 tahun,” bunyi konfirmasi maskapai itu.
“Sebuah tim medis bertemu setelah pesawat mendarat untuk membantu penumpang itu. Namun, ia dinyatakan meninggal,” lanjut konfirmasi itu melakui seorang juru bicara, seperti dikutip news.com.au, Selasa (6/1/2015). ”Kami menawarkan belasungkawa kami yang terdalam untuk keluarganya.”
Insiden horror ini terjadi akhir pekan lalu. Pesawat itu terbang dari Abu Dhabi menuju Dusseldorf, Jerman.
Sebelum mendarat mulus di Dusseldorf, Jerman, pesawat dengan nomor penerbangan EY23 itu terpaksa mendarat darurat di Wina, Austria, karena seorang penumpangnya tewas di pesawat.
Pihak maskapai telah merilis pernyataan untuk Khaleej Times.”Etihad Airways mengalami (penundaan) parah yang belum pernah terjadi sebelumnya akibat gangguan yang mempengaruhi penerbangan pada hari Sabtu, bandara Abu Dhabi ditutup karena kabut di jam-jam pagi,” demikian pernyataan maskapai Etihad Arways.
“(Penerbangan) EY23 ke Dusseldorf adalah salah satu penerbangan yang paling terpengaruh oleh penutupan landasan pacu dan penundaan berdampak pada semua maskapai,” lanjut pernyataan itu.
”Selama berada di landasan, untuk menunggu izin untuk lepas landas, Etihad Airways menyediakan minuman kepada penumpang dan informasi tentang alasan penundaan,” sambung pernyataan maskapai.
Penumpang yang tewas dalam penerbangan itu adalah seorang pria berusia 73 tahun. ”Setelah menjaga penumpang di pesawat selama lebih dari 13 jam semalam, EY23 melakukan penerbangan ke Dusseldorf. Dan baru saja dialihkan ke Wina dengan seorang penumpang menerima CPR dari kru,” kata seorang penumpang, melalui surat elektronik kepada The National, dalam kondisi anonim.
CPR adalah cardiopulmonary resuscitation, sebuah teknik penyelamatan hidup penumpang di pesawat yang dilakukan kru atau awak pesawat.
Pada hari Minggu lalu, seorang juru bicara Etihad Airways telah mengkonfirmasi kematian salah satu penumpangnya itu.”Etihad Airways EY23 melakukan penerbangan dari Abu Dhabi ke Dusseldorf telah dialihkan ke Wina pada Sabtu, 3 Januari, 2015, karena untuk keadaan darurat medis di pesawat. Yang melibatkan seorang penumpang laki-laki berusia 73 tahun,” bunyi konfirmasi maskapai itu.
“Sebuah tim medis bertemu setelah pesawat mendarat untuk membantu penumpang itu. Namun, ia dinyatakan meninggal,” lanjut konfirmasi itu melakui seorang juru bicara, seperti dikutip news.com.au, Selasa (6/1/2015). ”Kami menawarkan belasungkawa kami yang terdalam untuk keluarganya.”
(mas)