Virginia Roberts, Budak Seks Pengguncang Istana Buckingham

Senin, 05 Januari 2015 - 11:10 WIB
Virginia Roberts, Budak Seks Pengguncang Istana Buckingham
Virginia Roberts, Budak Seks Pengguncang Istana Buckingham
A A A
LONDON - Istana Buckingam, Inggris, diguncang isu skandal seksual yang menyeret Pangeran Andrew. Seorang wanita Amerika Serikat (AS) ketika berusia 17 tahun mengaku dipaksa jadi budak seksual dan melayani pangeran berjuluk “Duke of York” itu.

Adalah Virginia Roberts, 31, wanita yang kini tinggal di Australia menjadi sosok yang pengguncang Istana Buckingham. Virginia yang kini memiliki tiga anak dari suaminya dan tinggal di Australia terang-terangan mengaku dijadikan budak seks oleh miliarder bernama Jeffrey Epstein.

Ketika masih di bawah umur, Virginia blak-blakan tidur dengan “Duke of York” di tiga lokasi atas perintah Epstein. Si miliarder Epstein ini tidak lain adalah teman dekat Pangeran Andrew.

”Saya seorang gadis utama (korban) paedofil itu, (saya) dilatih untuk seorang pangeran Inggris,” kata Virginia yang mengaku dijadikan budak seks oleh Epstein selama empat tahun sejak dia berusia 15 tahun.

”Saya benar-benar di bawah bujukan Jeffrey. Saya adalah budak seks pribadinya,” katanya lagi. Untuk tidur dengan Pangeran Andrew, Virginia mengaku dibayar oleh Epstein sebesar US$15 ribu atau sekitar Rp190 juta. Virginia bahkan ingat tiga lokasi saat dia tidur dengan sang pangeran. Yakni, di London, New York dan sebuah pulau pribadi Epstein di AS.

Sebelum akhirnya lari ke Australia dan menetap di New South Wales, Virginia mengaku menjadi budak seks Epstein mulai tahun 1999 hingga 2002. Virginia, dalam pengakuannyan, mengatakan, bahwa dia tidak sendirian. Dalam sebuah pesta, ada beberapa gadis lain di bawah umur yang mengalami nasib serupa dengannya.

”Dia (Jeffrey Epstein) melatih saya untuk melakukan apa pun seorang pria yang dia inginkan. Saya akan melakukan apa saja untuk membuat Jeffrey bahagia dan menjaga tempat saya sebagai gadis nomor satunya,” ujarnya, seperti dikutip news.com.au, Senin (5/1/2015).

Dalam sebuah kesempatan, Virginia mengaku pernah diterbangkan secara khusus dari AS ke London, untuk dijadikan “hadiah” buat Pangeran Andrew. ”Itu dibuat jelas bagi saya bahwa pekerjaan saya adalah untuk melakukan apa pun (untuk) menyenangkan hatinya,” katanya.

”Pangeran (Andrew) tidak memberi saya uang dengan tangannya sendiri. Jeffrey yang selalu merawat dan membayar saya,” tegasnya.

Pengakuan Virginia yang mengguncang Istana Buckingham ini muncul, setelah nama Pangeran Andrew disebut dalam dokumen gugatan di pengadilan Florida, AS. Gugatan itu salah satunya diajukan wanita dengan nama inisial, “Jane Doe #3”. (Baca: Pengakuan Budak Seks yang Menyeret Pangeran Andrew)

Istana Kalang Kabut

Wanita itu menggugat Epstein dan seorang pengacaranya, Alan Dershowitz, yang ikut terlibat dalam perbudakan seksual. Sedangkan nama Pangeran Andrew belum disebut sebagai pihak yang digugat.

Akibat skandal ini, Istana Buckingham dibuat kalang kabut. Sudah dua kali bantahan dikeluarkan pihak istana. (Baca juga: Istana Bantah Pangeran Andrew Terlibat Kasus Budak Seks)

Bantahan pertama keluar pada Jumat pekan lalu yang menyatakan, tuduhan wanita berinisial “Jane Doe #3” yang menyeret “Duke of York” tidak benar. Sang Pangeran sendiri juga telah membantahnya.

Bantahan kedua, kembali dikeluarkan pihak Istana Buckingham pada hari Minggu kemarin. ”Dengan ini tegas membantah bahwa Duke of York terlibat kontak seksual atau berhubungan dengan wanita itu,” bunyi pernyataan Istana.

”Tuduhan yang dibuat adalah palsu dan tanpa dasar apapun,” lanjut pernyataan istana seperti diberitakanSunday Mirror.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6564 seconds (0.1#10.140)