Solusi Perang Suriah, Assad Didesak Lengser
A
A
A
DAMASKUS - Mantan kepala oposisi Suriah menyatakan, solusi untuk mengakhiri krisis politik dan perang sipil di Suriah adalah Presiden Bashar al-Assad harus lengser.
Sikap itu disampaikan menjelang perundingan damai yang dijadwalkan berlangsung di Moskow pada bulan ini.
Pemerintah Rusia yang dikenal sebagai sekutu Assad berusaha untuk mengumpulkan tokoh-tokoh pemerintah dan oposisi Suriah pada akhir Januari 2015 untuk membahas cara-cara guna mengakhiri konflik yang telah berlangsung hampir empat tahun. Menurut PBB, sudah sekitar 200 ribu orang tewas selama perang sipil pecah di Suriah.
Moaz al-Khatib, mantan kepala oposisi dan mantan imam Masjid Umayyah di Damaskus, menyampaikan pernyataan sikap oposisi melalui halaman Facebook-nya.“Tidak akan ada solusi tanpa lengsernya kepala rezim,” tulis Khatib, seperti dikutip Reuters, Jumat (2/1/2015).
Assad telah menolak desakan untuk lengser seperti yang disuarakan Khatib dan tokoh-tokoh oposisi di masa lalu. Kelompok oposisi dan sekutunya dari negara-negara Barat dan Arab kompak mengatakan, bahwa Presiden Suriah, Bashar al-Assad telah kehilangan legitimasi dan harus lengser.
Menurut Khatib, pernyataan sikap oposisi itu atas nama organisasi "Al-Watan Suriah” dan ditujukan kepada orang-orang Suriah. Namun, dia tidak tidak mengkonfirmasi posisinya sebagai apa dalam organisasi itu.
Khatib adalah mantan kepala Koalisi Nasional untuk Revolusi Suriah dan Pasukan Oposisi di Suriah. Meskipun ia tidak lagi memimpin, ia adalah sosok yang dihormati secara teratur dikutip oleh diplomat sebagai seseorang yang bisa berperan dalam solusi politik untuk masa depan Suriah.
Ia mengunjungi Rusia dengan tokoh-tokoh oposisi lainnya pada bulan November 2014 lalu untuk membahas krisis.
Dia mengundurkan diri pada Maret 2013 sebagai kepala oposisi yang didukung Barat, ketika ia datang di bawah tekanan untuk mendukung perundingan langsung dengan pemerintah Assad.
Sementara itu, pemerintah Suriah mengatakan, bahwa mereka berperang melawan militan yang didanai oleh negara-negara asing. Assad, sebelumnya melakukan kunjungan langka untuk tentara di Damaskus dan memuji para serdadu Suriah yang berjuang memerangi terorisme.
Sikap itu disampaikan menjelang perundingan damai yang dijadwalkan berlangsung di Moskow pada bulan ini.
Pemerintah Rusia yang dikenal sebagai sekutu Assad berusaha untuk mengumpulkan tokoh-tokoh pemerintah dan oposisi Suriah pada akhir Januari 2015 untuk membahas cara-cara guna mengakhiri konflik yang telah berlangsung hampir empat tahun. Menurut PBB, sudah sekitar 200 ribu orang tewas selama perang sipil pecah di Suriah.
Moaz al-Khatib, mantan kepala oposisi dan mantan imam Masjid Umayyah di Damaskus, menyampaikan pernyataan sikap oposisi melalui halaman Facebook-nya.“Tidak akan ada solusi tanpa lengsernya kepala rezim,” tulis Khatib, seperti dikutip Reuters, Jumat (2/1/2015).
Assad telah menolak desakan untuk lengser seperti yang disuarakan Khatib dan tokoh-tokoh oposisi di masa lalu. Kelompok oposisi dan sekutunya dari negara-negara Barat dan Arab kompak mengatakan, bahwa Presiden Suriah, Bashar al-Assad telah kehilangan legitimasi dan harus lengser.
Menurut Khatib, pernyataan sikap oposisi itu atas nama organisasi "Al-Watan Suriah” dan ditujukan kepada orang-orang Suriah. Namun, dia tidak tidak mengkonfirmasi posisinya sebagai apa dalam organisasi itu.
Khatib adalah mantan kepala Koalisi Nasional untuk Revolusi Suriah dan Pasukan Oposisi di Suriah. Meskipun ia tidak lagi memimpin, ia adalah sosok yang dihormati secara teratur dikutip oleh diplomat sebagai seseorang yang bisa berperan dalam solusi politik untuk masa depan Suriah.
Ia mengunjungi Rusia dengan tokoh-tokoh oposisi lainnya pada bulan November 2014 lalu untuk membahas krisis.
Dia mengundurkan diri pada Maret 2013 sebagai kepala oposisi yang didukung Barat, ketika ia datang di bawah tekanan untuk mendukung perundingan langsung dengan pemerintah Assad.
Sementara itu, pemerintah Suriah mengatakan, bahwa mereka berperang melawan militan yang didanai oleh negara-negara asing. Assad, sebelumnya melakukan kunjungan langka untuk tentara di Damaskus dan memuji para serdadu Suriah yang berjuang memerangi terorisme.
(mas)