Crimea Diembargo, Permusuhan AS dan Rusia Kian Memanas
A
A
A
WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS), Barack Obama telah resmi menjatuhkan sanksi embargo terhadap Crimea, wilayah Ukraina yang dicaplok Rusia.
Langkah Obama itu membuat permusuhan AS dengan Rusia semakin memanas. Rusia sendiri tak terima dengan penjatuhan embargo itu, dan bersikeras Crimea telah menjadi bagian tak terpisahkan dari Moskow.
Obama telah mengeluarkan perintah eksekutif. Isianya, berupa larangan menekspor barang, teknologi, atau layanan lain ke Crimea. “Juga melarang impor barang, teknologi, atau jasa dari Crimea, serta investasi baru di Crimea,” bunyi perintah Obama dalam pernyataan yang dikeluarkan kantor Presiden Obama di Gedung Putih.
Perintah eksekutif Obama itu juga memberi kewenangan kepada Menteri Keuangan AS untuk menjatuhkan sanksi terhadap individu dan entitas yang beroperasi di Crimea. (Baca: Tanpa Ampun, Obama Teken Sanksi Anyar untuk Rusia)
Sanksi baru dari Obama itu muncul hanya sehari setelah Uni Eropa memperkenalkan sanksi serupa terhadap Crimea dan Sevastopol yang telah bergabung dengan Federasi Rusia usai referendum pada Maret 2014.
AS tidak pernah mengakui reunifikasi itu dan mendesak Rusia untuk mengakhiri pendudukan di Crimea. AS tetap berpendapat Crimea milik Ukraina. ”Kami akan terus meninjau dan mengkalibrasi sanksi kami, dalam koordinasi yang erat dengan mitra internasional kami, untuk menanggapi tindakan Rusia,” lanjut pernyataan Obama, sebagaimana dikutip Russia Today, tengah malam tadi. (Baca juga: Putin: Kami Tidak Akan Tunduk pada Barat)
Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Rusia, tidak terima dengan penjatuhan embargo AS terhadap Crimea. Kementerian itu menilai tindakan Obama sebagai diskriminasi yang dipolitisir untuk melawan Rusia dan warganya.
”Kami ingin mengingatkan Uni Eropa tentang hak sah kami dalam menanggapi apa yang disebut sebagai tindakan pembatasan terhadap semua individu Rusia dan badan hukum tanpa pengecualian,” bunyi pernyataan kementerian itu yang menegaskan Crimea telah jadi bagian tak terpisahkan dari Rusia.
Langkah Obama itu membuat permusuhan AS dengan Rusia semakin memanas. Rusia sendiri tak terima dengan penjatuhan embargo itu, dan bersikeras Crimea telah menjadi bagian tak terpisahkan dari Moskow.
Obama telah mengeluarkan perintah eksekutif. Isianya, berupa larangan menekspor barang, teknologi, atau layanan lain ke Crimea. “Juga melarang impor barang, teknologi, atau jasa dari Crimea, serta investasi baru di Crimea,” bunyi perintah Obama dalam pernyataan yang dikeluarkan kantor Presiden Obama di Gedung Putih.
Perintah eksekutif Obama itu juga memberi kewenangan kepada Menteri Keuangan AS untuk menjatuhkan sanksi terhadap individu dan entitas yang beroperasi di Crimea. (Baca: Tanpa Ampun, Obama Teken Sanksi Anyar untuk Rusia)
Sanksi baru dari Obama itu muncul hanya sehari setelah Uni Eropa memperkenalkan sanksi serupa terhadap Crimea dan Sevastopol yang telah bergabung dengan Federasi Rusia usai referendum pada Maret 2014.
AS tidak pernah mengakui reunifikasi itu dan mendesak Rusia untuk mengakhiri pendudukan di Crimea. AS tetap berpendapat Crimea milik Ukraina. ”Kami akan terus meninjau dan mengkalibrasi sanksi kami, dalam koordinasi yang erat dengan mitra internasional kami, untuk menanggapi tindakan Rusia,” lanjut pernyataan Obama, sebagaimana dikutip Russia Today, tengah malam tadi. (Baca juga: Putin: Kami Tidak Akan Tunduk pada Barat)
Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Rusia, tidak terima dengan penjatuhan embargo AS terhadap Crimea. Kementerian itu menilai tindakan Obama sebagai diskriminasi yang dipolitisir untuk melawan Rusia dan warganya.
”Kami ingin mengingatkan Uni Eropa tentang hak sah kami dalam menanggapi apa yang disebut sebagai tindakan pembatasan terhadap semua individu Rusia dan badan hukum tanpa pengecualian,” bunyi pernyataan kementerian itu yang menegaskan Crimea telah jadi bagian tak terpisahkan dari Rusia.
(mas)