ISIS Dituding Bantai 150 Wanita karena Tolak 'Jihad Nikah'
A
A
A
FALLUJAH - Pemerintah Irak menuding militan ISIS telah membantai lebih dari 150 wanita dan anak-anak perempuan karena menolak “jihad nikah”. Pembantaian massal terjadi di Falluja, Irak.
Menurut Kementeran Hak Asasi Manusia Irak, pemimpin pembantaian terhadap ratusan wanita itu adalah Abu Anas Al-Libi. Nama militan ISIS ini sama dengan pria Libya yang ditangkap pasukan Amerika Serikat (AS) atas tuduhan terorisme. Namun, kedua orang ini berbeda.
Libi dituding ikut mengeksekusi para perempuan, yang beberapa di antaranya dalam kondisi hamil di Kota Fallujah. Menurut kementerian itu, para korban dikubur di dua lokasi. Yakni di wilayah Al-Zaghareed, Joulan Quarter dan di wilayah Al-Saqlawiya.
“Militan ISIS juga mengubah masjid Al-Hadra Al-Muhamadiya di Fallujah menjadi penjara besar, di mana ratusan pria dan wanita ditawan,” tulis Al Arabiya, Rabu (17/12/2014) mengutip keterangan kementerian itu.
Beberapa hari lalu, ISIS juga merilis pamflet perbudakan seksual terhadap para sandera wanita, di mana dalam pamflet itu berisi pembenaran bagi militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) untuk memperlakukan anak perempuan di bawah umur sebagai budak seks.
Menurut Kementeran Hak Asasi Manusia Irak, pemimpin pembantaian terhadap ratusan wanita itu adalah Abu Anas Al-Libi. Nama militan ISIS ini sama dengan pria Libya yang ditangkap pasukan Amerika Serikat (AS) atas tuduhan terorisme. Namun, kedua orang ini berbeda.
Libi dituding ikut mengeksekusi para perempuan, yang beberapa di antaranya dalam kondisi hamil di Kota Fallujah. Menurut kementerian itu, para korban dikubur di dua lokasi. Yakni di wilayah Al-Zaghareed, Joulan Quarter dan di wilayah Al-Saqlawiya.
“Militan ISIS juga mengubah masjid Al-Hadra Al-Muhamadiya di Fallujah menjadi penjara besar, di mana ratusan pria dan wanita ditawan,” tulis Al Arabiya, Rabu (17/12/2014) mengutip keterangan kementerian itu.
Beberapa hari lalu, ISIS juga merilis pamflet perbudakan seksual terhadap para sandera wanita, di mana dalam pamflet itu berisi pembenaran bagi militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) untuk memperlakukan anak perempuan di bawah umur sebagai budak seks.
(mas)