Presiden Venezuela Soroti Isu Rasime di AS
Presiden Venezuela Soroti Isu Rasime di AS
A
A
A
CARACAS - Presiden Venezuela Nicolas Maduro menyoroti isu rasisme di Amerika Serikat (AS) yang saat ini menjadi sorotan dunia internasional. Dalam pandangannya, isu rasisme di AS, di bawah kepemimpinan Barack Obama justru semakin memburuk.
“Ini benar-benar dramatis,” ucap Maduro saat melakukan wawancara dengan media setempat. Melansir Jpost, Minggu (7/12/2014), dia mengaku terkejut dengan terus bermunculan kasus berbau rasisme di AS, terlebih kasus-kasus tersebut turut menyeret penegak hukum.
“Dengan munculnya Obama sebagai seorang pemimpin, seperti membawa isu rasisme di AS terus memburuk setiap waktunya,” ungkap pemimpin Partai Sosialis di Venezuela tersebut.
Dia menyebut aksi penembakan di Ferguson dan juga aksi polisi di New York, di mana semua pelakunya adalah polisi kulit putih dengan korban warga kulit hitam sebagai aksi brutal yang tidak dapat ditolelir.
Maduro menggambarkan Obama sebagai budak dari kekuatan sejati AS, yang merujuk pada warga kulit putih yang mendominasi AS. Menurut Maduro, Obama sudah tidak berbuat banyak untuk dapat melawan kekuatan itu.
“Saya meminta maaf karena mungkin telah melampaui batas. Saya masih menghormati Obama sebagai seorang pribadi yang luar biasa. Namun, saya merasa Obama saat ini telah diperbudak oleh kekuatan AS yang sesungguhnya, dan dia sudah tidak bisa melawannya. Obama sudah kelelahan,” Maduro menambahkan.
“Ini benar-benar dramatis,” ucap Maduro saat melakukan wawancara dengan media setempat. Melansir Jpost, Minggu (7/12/2014), dia mengaku terkejut dengan terus bermunculan kasus berbau rasisme di AS, terlebih kasus-kasus tersebut turut menyeret penegak hukum.
“Dengan munculnya Obama sebagai seorang pemimpin, seperti membawa isu rasisme di AS terus memburuk setiap waktunya,” ungkap pemimpin Partai Sosialis di Venezuela tersebut.
Dia menyebut aksi penembakan di Ferguson dan juga aksi polisi di New York, di mana semua pelakunya adalah polisi kulit putih dengan korban warga kulit hitam sebagai aksi brutal yang tidak dapat ditolelir.
Maduro menggambarkan Obama sebagai budak dari kekuatan sejati AS, yang merujuk pada warga kulit putih yang mendominasi AS. Menurut Maduro, Obama sudah tidak berbuat banyak untuk dapat melawan kekuatan itu.
“Saya meminta maaf karena mungkin telah melampaui batas. Saya masih menghormati Obama sebagai seorang pribadi yang luar biasa. Namun, saya merasa Obama saat ini telah diperbudak oleh kekuatan AS yang sesungguhnya, dan dia sudah tidak bisa melawannya. Obama sudah kelelahan,” Maduro menambahkan.
(esn)
Explore More