Gagal Cegah Ekstrimisme, Dua Pejabat Keamanan Kenya Diganti
A
A
A
NAIROBI - Dua orang pejabat tinggi keamanan Kenya diganti, menyusul serangkaian serangan yang melanda negara tersebut dalam dua pekan terakhir. Dalam serangkaian serangan itu setidaknya 36 orang dilaporan tewas.
Melansir VOA, Rabu (3/12/2014), Presiden Kenya, Uhuru Kenyatta menyatakan dalam pidatonya, salah satu pejabat keamanan yakni Kepala Kepolisian Kenya, David Kimaiyo. Ia memutuskan untuk mengundurkan diri, karena banyaknya aksi teror yang berlangsung di dalam wilayah pengawasannya.
Sedangkan satu orang pejabat keamanan lainnya adalah Sekretaris Kabinet Kenya, Joseph Ole Lenku. Ia dipecat karena dinilai gagal untuk mencegah tumbuhnya ekstrimisme di Kenya. Belum ada kepastian mengenai siapa yang akan menggantikan posisi kedua orang tersebut.
Kenyatta, dalam pidatonya juga menyerukan kepada seluruh warga Kenya untuk tidak takut terhadap teror yang diduga dilakukan oleh militan al-Shabab tersebut. Dirinya menyebut, jika warga Kenya ketakutan, justru hal itu akan membuat para militan merasa menang.
"Kenya sedang berperang dan musuh kita terus menabur kepanikan, serta mencoba mematahkan semangat dalam hati kita. Kita membantu musuh jika kita menyerah, takut untuk bertindak, dan saling menyalahkan," kata Kenyatta.
Melansir VOA, Rabu (3/12/2014), Presiden Kenya, Uhuru Kenyatta menyatakan dalam pidatonya, salah satu pejabat keamanan yakni Kepala Kepolisian Kenya, David Kimaiyo. Ia memutuskan untuk mengundurkan diri, karena banyaknya aksi teror yang berlangsung di dalam wilayah pengawasannya.
Sedangkan satu orang pejabat keamanan lainnya adalah Sekretaris Kabinet Kenya, Joseph Ole Lenku. Ia dipecat karena dinilai gagal untuk mencegah tumbuhnya ekstrimisme di Kenya. Belum ada kepastian mengenai siapa yang akan menggantikan posisi kedua orang tersebut.
Kenyatta, dalam pidatonya juga menyerukan kepada seluruh warga Kenya untuk tidak takut terhadap teror yang diduga dilakukan oleh militan al-Shabab tersebut. Dirinya menyebut, jika warga Kenya ketakutan, justru hal itu akan membuat para militan merasa menang.
"Kenya sedang berperang dan musuh kita terus menabur kepanikan, serta mencoba mematahkan semangat dalam hati kita. Kita membantu musuh jika kita menyerah, takut untuk bertindak, dan saling menyalahkan," kata Kenyatta.
(esn)