Mantan Anggota Sebut ISIS Tidak Pernah Ikuti Ajaran Al-Quran
A
A
A
NEW DELHI - Areeb Majeed, warga negara India yang merupakan mantan anggota ISIS membeberkan kebobrokan yang dilakukan oleh kelompok radikal tersebut. Hal ini terungkap saat ia diinterogasi oleh Badan Investigasi Nasional India atau NIA, semalam.
Melansir Al Arabiya, Senin (1/12/2014), pemuda 23 tahun yang ditangkap petugas perbatasan Turki pekan lalu itu menegaskan, apa yang dilakukan ISIS baik di Irak ataupun Suriah tidak pernah berpegangan pada al-Quran.
“Tidak pernah ada perang suci, atau jihad di sana. Semua perbuatan yang mereka (ISIS) lakukan tidak ada satupun yang sesuai dengan al-Quran, mereka memperkosa banyak sekali wanita di sana (Irak),” ucap Majeed.
Dirinya juga menambahkan, selama berada di Irak, dia dan temannya diberikan pelatihan milier, namun tidak pernah dikirim ke medan tempur. “Selama di Irak saya hanya ditugaskan untuk membersihkan kamar mandi, dan membawakan air untuk pejuang ISIS lainnya,” ucapnya.
Majeed juga membantah tuduhan yang menyebut ia telah membunuh 55 orang di Irak. Menuru Majeed, ia memutuskan keluar dari ISIS setelah tidak mendapatkan perawatan yang memadai ketika dirinya terkena serangan koalisi internasional.
“Saya harus memohon dulu sebelum saya akhirnya dibawa ke rumah sakit. Namun, tetap tidak ada perawatan yang memadai di sana. Itulah yang akhirnya membuat saya merasa perlu mengakhiri keanggotaan saya di ISIS,” ungkapnya.
Selain itu, Majeed mengatakan, ia pergi bersama tiga temannya ke Irak atas bantuan beberapa kontak ISIS di India. Pejabat keaman setempat meyatakan, saat ini pihaknya masih mencoba meverifikasi semua klaim yang diutarakan Majeed, dan sedang mencari kontak ISIS yang disebutkan oleh Majeed.
Melansir Al Arabiya, Senin (1/12/2014), pemuda 23 tahun yang ditangkap petugas perbatasan Turki pekan lalu itu menegaskan, apa yang dilakukan ISIS baik di Irak ataupun Suriah tidak pernah berpegangan pada al-Quran.
“Tidak pernah ada perang suci, atau jihad di sana. Semua perbuatan yang mereka (ISIS) lakukan tidak ada satupun yang sesuai dengan al-Quran, mereka memperkosa banyak sekali wanita di sana (Irak),” ucap Majeed.
Dirinya juga menambahkan, selama berada di Irak, dia dan temannya diberikan pelatihan milier, namun tidak pernah dikirim ke medan tempur. “Selama di Irak saya hanya ditugaskan untuk membersihkan kamar mandi, dan membawakan air untuk pejuang ISIS lainnya,” ucapnya.
Majeed juga membantah tuduhan yang menyebut ia telah membunuh 55 orang di Irak. Menuru Majeed, ia memutuskan keluar dari ISIS setelah tidak mendapatkan perawatan yang memadai ketika dirinya terkena serangan koalisi internasional.
“Saya harus memohon dulu sebelum saya akhirnya dibawa ke rumah sakit. Namun, tetap tidak ada perawatan yang memadai di sana. Itulah yang akhirnya membuat saya merasa perlu mengakhiri keanggotaan saya di ISIS,” ungkapnya.
Selain itu, Majeed mengatakan, ia pergi bersama tiga temannya ke Irak atas bantuan beberapa kontak ISIS di India. Pejabat keaman setempat meyatakan, saat ini pihaknya masih mencoba meverifikasi semua klaim yang diutarakan Majeed, dan sedang mencari kontak ISIS yang disebutkan oleh Majeed.
(esn)