Pertama Kali Wanita AS Terancam Dipenggal ISIS
A
A
A
WASHINGTON - Untuk pertama kalinya wanita asal Amerika Serikat (AS) terancam dipenggal algojo ISIS. Wanita berusia 26 tahun itu telah disandera ISIS di Suriah sejak Agustus 2013.
Dia tertarik untuk membantu anak-anak Suriah yang terpisah dari keluarganya akibat perang sipil. The Daily Beast, pada Senin (17/11/2014) melaporkan, keluarga wanita dan pemerintah AS minta agar identitas sandera itu tidak dipublikasikan dengan alasan berisiko terhadap kehidupannya.
Berbeda dengan sandera asal AS lainnya, wanita itu tidak dimuculkan dalam video pemenggalan yang dilakukan algojo ISIS. Teka-teki nasib wanita AS itu justru menimbulkan pertanyaan tentang niat algojo kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
Mantan pejabat kontra-terorisme AS yang berbicara dalam kondisi anonim mengatakan, niat ISIS menyandera wanita AS itu sulit ditebak.”Sebelum mereka melakukan apa-apa, mereka ingin kondisi benar-benar baik agar mereka bisa leluasa beraksi,” kata mantan pejabat AS itu.
ISIS dilaporkan telah menuntut lebih dari US$6 juta untuk kebebasan sandera AS yang tersisa itu. Namun, pemerintahan Obama memiliki kebijakan yang melarang keluarga sandera membayar tebusan seperti yang dituntut ISIS.
Obama sendiri memastikan warganya, Peter Kassig benar-benar dipenggal algojo ISIS."Kematian pekerja bantuan itu sebagai tindakan kejahatan murni oleh kelompok teroris dunia yang berasosiasi dengan kebiadaban,” kata Presiden Barack Obama. (Baca: Pastikan Peter Kassig Dipenggal, Obama: ISIS Biadab)
Dia tertarik untuk membantu anak-anak Suriah yang terpisah dari keluarganya akibat perang sipil. The Daily Beast, pada Senin (17/11/2014) melaporkan, keluarga wanita dan pemerintah AS minta agar identitas sandera itu tidak dipublikasikan dengan alasan berisiko terhadap kehidupannya.
Berbeda dengan sandera asal AS lainnya, wanita itu tidak dimuculkan dalam video pemenggalan yang dilakukan algojo ISIS. Teka-teki nasib wanita AS itu justru menimbulkan pertanyaan tentang niat algojo kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
Mantan pejabat kontra-terorisme AS yang berbicara dalam kondisi anonim mengatakan, niat ISIS menyandera wanita AS itu sulit ditebak.”Sebelum mereka melakukan apa-apa, mereka ingin kondisi benar-benar baik agar mereka bisa leluasa beraksi,” kata mantan pejabat AS itu.
ISIS dilaporkan telah menuntut lebih dari US$6 juta untuk kebebasan sandera AS yang tersisa itu. Namun, pemerintahan Obama memiliki kebijakan yang melarang keluarga sandera membayar tebusan seperti yang dituntut ISIS.
Obama sendiri memastikan warganya, Peter Kassig benar-benar dipenggal algojo ISIS."Kematian pekerja bantuan itu sebagai tindakan kejahatan murni oleh kelompok teroris dunia yang berasosiasi dengan kebiadaban,” kata Presiden Barack Obama. (Baca: Pastikan Peter Kassig Dipenggal, Obama: ISIS Biadab)
(mas)