ISIS dan al-Qaeda Bersatu Lawan Sekutu Amerika
A
A
A
ALEPPO - Militan ISIS dan al-Nusra—cabang al-Qaeda di Suriah— sepakat bersatu untuk melawan sekutu-sekutu Amerika Serikat (AS) di Suriah. Kesepakatan itu dibuat awal November 2014.
Militan ISIS dan al-Qaeda, dalam kesepakatan itu bersedia mengakhiri permusuhan dan berjuang bersama untuk melawan pemberontak moderat Suriah dan pasukan Kurdi yang merupakan sekutu AS.
Laporan bergabungnya militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) dan al-Qaeda itu dilansir kantor berita AP, Jumat (14/11/2014). Dalam laporan yang mengutip pejabat oposisi Suriah, AP, melaporkan bahwa militan ISIS dan al-Qaeda telah melakukan pertemuan pada 2 November 2014 di Kota Atareb, sekitar 20 km sebelah barat Aleppo, Suriah.
Pertemuan rahasia itu, juga dihadiri militan Khorasan, militan al-Qaeda dari Afghanistan dan Pakistan, dan anggota kelompok pemberontak Suriah Ahrar al-Sham.
Al-Nusra dan kelompok ISIS sebelumnya saling serang selama lebih dari satu tahun untuk berebut kepemimpinan dalam upaya memerangi pasukan rezim Presiden Suriah, Bashar al-Assad.
Masih menurut laporan itu, faksi moderat di Suriah yang sudah dianggap lemah dan tidak terorganisir, sekarang akan menghadapi musuh yang jauh lebih kuat dari sebelumnya.
Seorang pejabat AS yang berbicara dalam kondisi anonim mengatakan kepada AP, bahwa meskipun tidak ada informasi yang kredibel mengenai bersatunya ISIS dan al-Qaeda, gencatan senjata antara dua kelompok militan di Suriah itu sangat mungkin.
Sementara itu, sumber kedua seorang komandan brigade Tentara Pembebasan Suriah yang didukung Barat, yang dikenal sebagai Abu Musafer, mengatakan, bahwa dia mengetahui jika anggota berpangkat tinggi dari al-Nusra dan ISIS memang bertemu pada 2 November 2014.
Menurutnya, ada dua kesepakatan dalam pertemuan rahasia itu. Pertama, menghentikan pertikaian antara al-Nusra dan ISIS. Kedua, semua kelompok militan bersama-sama membuka front atau perlawanan terhadap pejuang Kurdi di beberapa daerah di Suriah utara.
Militan ISIS dan al-Qaeda, dalam kesepakatan itu bersedia mengakhiri permusuhan dan berjuang bersama untuk melawan pemberontak moderat Suriah dan pasukan Kurdi yang merupakan sekutu AS.
Laporan bergabungnya militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) dan al-Qaeda itu dilansir kantor berita AP, Jumat (14/11/2014). Dalam laporan yang mengutip pejabat oposisi Suriah, AP, melaporkan bahwa militan ISIS dan al-Qaeda telah melakukan pertemuan pada 2 November 2014 di Kota Atareb, sekitar 20 km sebelah barat Aleppo, Suriah.
Pertemuan rahasia itu, juga dihadiri militan Khorasan, militan al-Qaeda dari Afghanistan dan Pakistan, dan anggota kelompok pemberontak Suriah Ahrar al-Sham.
Al-Nusra dan kelompok ISIS sebelumnya saling serang selama lebih dari satu tahun untuk berebut kepemimpinan dalam upaya memerangi pasukan rezim Presiden Suriah, Bashar al-Assad.
Masih menurut laporan itu, faksi moderat di Suriah yang sudah dianggap lemah dan tidak terorganisir, sekarang akan menghadapi musuh yang jauh lebih kuat dari sebelumnya.
Seorang pejabat AS yang berbicara dalam kondisi anonim mengatakan kepada AP, bahwa meskipun tidak ada informasi yang kredibel mengenai bersatunya ISIS dan al-Qaeda, gencatan senjata antara dua kelompok militan di Suriah itu sangat mungkin.
Sementara itu, sumber kedua seorang komandan brigade Tentara Pembebasan Suriah yang didukung Barat, yang dikenal sebagai Abu Musafer, mengatakan, bahwa dia mengetahui jika anggota berpangkat tinggi dari al-Nusra dan ISIS memang bertemu pada 2 November 2014.
Menurutnya, ada dua kesepakatan dalam pertemuan rahasia itu. Pertama, menghentikan pertikaian antara al-Nusra dan ISIS. Kedua, semua kelompok militan bersama-sama membuka front atau perlawanan terhadap pejuang Kurdi di beberapa daerah di Suriah utara.
(mas)