Israel Kembali Perluas Pemukiman Yahudi, AS Geram
A
A
A
WASHINGTON - Rencana pengembangan pemukiman Yahudi oleh pemerintah Israel mendapat kecaman keras dari Amerika Serikat (AS). Negeri Paman Sam itu menilai kebijakan yang diambil Israel akan menamba buruk situasi di Yarusalem.
"Kami sangat prihatin dan kecewa dengan keputusan ini, terutama mengingat situasi di Yerusalem yang semakin semakin tegang,” ucap juru bicara Departemen Luar Negeri Jennifer Psaki, seperti dilansir Xinhua, Kamis (13/11/2014).
Psaki menyatakan, AS dengan tegas, sama seperti banyak negara lainnya menolak proyek pembangunan pemukiman Yahudi di wilayah Yerusalem. AS memang sering menyebut pemukiman tersebut menjadi salah satu hambatan dalam proses pembicaraan damai antara Israel dan Palestina.
"Keputusan untuk memperluas pembangunan memiliki potensi untuk memperburuk situasi sulit yang saat ini terjadi di lapangan, dan hal itu tidak akan memberikan kontribusi apapun terhadap upaya untuk mengurangi ketegangan," tambahnya.
Para pejabat Israel kemarin dikabarkan telah menyetujui proyek pengembangan pemukinan Yahudi Israel. 200 rumah baru dilaporkan akan segera dibanguan di tanah Palestina yang saat ini diduduki oleh Israel.
"Kami sangat prihatin dan kecewa dengan keputusan ini, terutama mengingat situasi di Yerusalem yang semakin semakin tegang,” ucap juru bicara Departemen Luar Negeri Jennifer Psaki, seperti dilansir Xinhua, Kamis (13/11/2014).
Psaki menyatakan, AS dengan tegas, sama seperti banyak negara lainnya menolak proyek pembangunan pemukiman Yahudi di wilayah Yerusalem. AS memang sering menyebut pemukiman tersebut menjadi salah satu hambatan dalam proses pembicaraan damai antara Israel dan Palestina.
"Keputusan untuk memperluas pembangunan memiliki potensi untuk memperburuk situasi sulit yang saat ini terjadi di lapangan, dan hal itu tidak akan memberikan kontribusi apapun terhadap upaya untuk mengurangi ketegangan," tambahnya.
Para pejabat Israel kemarin dikabarkan telah menyetujui proyek pengembangan pemukinan Yahudi Israel. 200 rumah baru dilaporkan akan segera dibanguan di tanah Palestina yang saat ini diduduki oleh Israel.
(esn)