Lawan AS, ISIS Dicurigai Gunakan Ebola sebagai Senjata
A
A
A
MADRID - Kelompok ISIS dicurigai menggunakan virus Ebola sebagai senjata biologi untuk melawan Amerika Serikat (AS) dan negara-negara Barat lain.
Kecurigaan itu disampaikan Pemerintah Spanyol yang telah memantau chat (percakapan) online para militan ISIS atau Negara Islam Irak dan Suriah.
Menteri Keamanan Spanyol, Fransisco Martinez, mengatakan, para militan ISIS telah mempertimbangkan untuk menggunakan virus Ebola sebagai senjata dalam melawan negara-negara Barat.
“Ada banyak contoh chat online teroris yang membahas penggunaan senjata biologi untuk melawan Barat,” demikian laporan lembaga penyiaran publik Spanyol, RTVE , mengacu pada pernyataan Martinez di hadapan anggota parlemen.
“Pembicaraan terbaru terjadi di sebuah ‘chat room jihad’yang terkait dengan ISIS, pada pertengahan September. Penggunaan virus Ebola sebagai senjata beracun melawan Amerika Serikat jadi topik pembicaraan,” kata Martinez, seperti dikutip Russia Today, Sabtu (1/11/2014).
Meskipun semakin banyak bukti serangan senjata biologi terhadap negara-negara Barat, Menteri Keamanan Dalam Negeri AS, Jeh Johnson, membantah jika ISIS menggunakan senjata biologi.
“Kami telah melihat tidak ada informasi intelijen yang kredibel, perihal ISIS yang mencoba menggunakan penyakit atau virus untuk menyerang tanah air kita,” kata Johnson.
Kecurigaan itu disampaikan Pemerintah Spanyol yang telah memantau chat (percakapan) online para militan ISIS atau Negara Islam Irak dan Suriah.
Menteri Keamanan Spanyol, Fransisco Martinez, mengatakan, para militan ISIS telah mempertimbangkan untuk menggunakan virus Ebola sebagai senjata dalam melawan negara-negara Barat.
“Ada banyak contoh chat online teroris yang membahas penggunaan senjata biologi untuk melawan Barat,” demikian laporan lembaga penyiaran publik Spanyol, RTVE , mengacu pada pernyataan Martinez di hadapan anggota parlemen.
“Pembicaraan terbaru terjadi di sebuah ‘chat room jihad’yang terkait dengan ISIS, pada pertengahan September. Penggunaan virus Ebola sebagai senjata beracun melawan Amerika Serikat jadi topik pembicaraan,” kata Martinez, seperti dikutip Russia Today, Sabtu (1/11/2014).
Meskipun semakin banyak bukti serangan senjata biologi terhadap negara-negara Barat, Menteri Keamanan Dalam Negeri AS, Jeh Johnson, membantah jika ISIS menggunakan senjata biologi.
“Kami telah melihat tidak ada informasi intelijen yang kredibel, perihal ISIS yang mencoba menggunakan penyakit atau virus untuk menyerang tanah air kita,” kata Johnson.
(mas)